2

312 58 30
                                    

Begini kronologisnya.

Irene tahu sebenarnya kalau Chen sudah lama tak menjalin hubungan apa-apa. Terakhir kali dengan IU yang notabene-nya sama-sama seorang penyanyi. Itupun sudah sangat lama. Untuk umurnya yang sekarang sudah menginjak 27 tahun bukankah seharusnya dia sudah punya gandengan baru?

Nah, itu yang ibunya khawatirkan. Semalam Irene ke rumahnya karena sang ibu mendadak curhat. Begitu.

Nalurinya yang mudah curiga mulai mencuat, wanita ini sangat tahu bahwa jadwal keponakannya sangatlah padat. Kalau memang ia punya jatah libur, biasanya dia akan menghabiskan waktu untuk istirahat atau menyenangkan hati orang tuanya. Minimal mengajak kedua mereka untuk jalan-jalan ke tempat yang indah. 

Idaman, kan?

Sekaran apa? Kenapa mendadak ingin memasak? Memangnya setelah libur ini dia punya acara yang mengharuskan dirinya bisa masak?

Hanya Chen yang tahu, alasan yang sebenarnya ialah karena ia bertemu dengan Wendy.

Awalnya sih memang ingin mencoba sekali, hanya saja keberadaan Wendy membuat ia dengan bulat menyibukkan jadwal liburnya dengan belajar memasak selama seminggu penuh.

Chen itu sebenarnya bukan tipe orang yang akan jatuh cinta pada perempuan pada pandangan pertama, namun entah kenapa melihat Wendy membuatnya mendadak ingin ikut kelas memasak. Ia ingin menjadi lebih dekat dengannya.

Ia sudah bosan bertemu dengan para perempuan yang hanya menginginkan ketenaran lewat karirnya. Semua karakter yang mereka tunjukkan benar-benar palsu, kecuali para penggemarnya –tentu saja-.

Yah … punya teman baru yang benar-benar ingin berteman dengannya tidak salah, kan? Begitu pikir Chen.














***

Hari ini ia menjadi murid pertama, tak sedikit orang yang kaget karena Chen ikut kelas memasak. Bisa dipastikan sih besok atau lusa murid Irene akan menjadi lebih banyak dari sekarang. Bukan karena ada promo, tapi karena ada Chen.

Kasihan, promonya kalah oleh Chen:(

Berjaga-jaga kalau muridnya mungkin akan bertambah banyak, Irene tentu saja menelpon beberapa rekannya yang sama ahli dalam dunia dapur untuk membantu. Untuk sekarang ia akan bekerja seorang diri.

Huft!

“Hari ini kita akan masak untuk makanan rumahan, bagaimana dengan empat sehat lima sempurna?” tanya Irene dan muridnya mengangguk setuju. “Masaklah apa yang ingin kalian masak, maksimal tiga menu. Yang benar-benar tak bisa boleh acungkan tangan.”

Chen mengacungkan tangannya, mengundang gelak tawa dari murid lain.

“Ya, untukmu. Nanti aku bantu,” ucap Irene dengan nada yang pura-pura malas. Kelas harus menyenangkan, bukan?

“Chef, bolehkah aku membantu?” tanya Wendy mengacungkan tangannya. Sudah dijelaskan di awal bahwa perempuan ini adalah murid paling lama. Irene menatap ragu sebagai candaan, Wendy sibuk melemparkan tatapan memelas. Akhirnya Irene mengangguk dan mulai memberikan interuksi lain.

Chen yang kebetulan ada di pantry sebelahnya lantas meminta Wendy untuk membantunya saja. Karena dia murid paling lama, bisa saja dia mengajari Chen dengan mudah.

Tidak ada maksud lain, hanya ingin belajar. Tenang saja.

“Kita masak sayur saja bagaimana?” tanya Wendy ketika Irene sudah memberi isyarat kepada muridnya untuk memulai acara masak. Chen menatapnya ragu lalu tertawa, ia malu dengan skill memasaknya. “Eii, aku akan membantumu.”

Senggolan Wendy membuat Chen terkekeh, se-menyenangkan itu perempuan di depannya. Sampai membuat Chen tanpa sadar mengukir senyuman yang dipergoki Irene ketika lewat di sampingnya.

Ckckck, anak muda.

Ckckck, anak muda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Arc En CielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang