Hari pertama yang menyenangkan. Walaupun Irene tidak terlalu suka masakan Chen, bukannya kesal justru lelaki ini malah tertawa dan berkata akan belajar lebih keras lagi.
Yang ia dapatkan dari kedekatan di hari pertamanya bersama Wendy adalah; alasan perempuan ini menjadi murid paling lama adalah karena kemampuannya benar-benar buruk.
Mengingat ceritanya, Chen tertawa tanpa sadar di kamarnya sambil merebah. Terbayang dengan jelas bagaimana rusuhnya perempuan itu di hari pertamanya belajar. Takut memasukkan bahan ke atas wajan, hampir memasukkan cokelat ke dalam adonan gorengan, memberi cuka yang banyak ke dalam sayuran.
Intinya kacau.
Tapi perjuangannya itu membuat ia menjadi yang paling pintar sekarang. Ketika ditanya, “Kenapa kau tidak berhenti? Kan sudah pintar.”
Wendy menjawab, “Aku ingin belajar banyak jenis makanan. Chef biasanya akan mengajarkan menu baru setelah semua murid pulang. Dan lagi … kalau aku berhenti, mungkin oppa tidak akan bertemu dan diajari olehku.”
Salahkah Chen jika ia merasa gemas akan jawabannya?
× ARC EN CIEL ×
Hari kedua di mana Chen datang sedikit terlambat dari yang seharusnya. Dengan terburu ia masuk yang membuat semua mata sesama murid sepertinya tertuju pada Chen.
“Maaf, anda salah kelas!” celetuk Wendy disusul gelak tawa seisi kelas. Bagaimana bisa? Karena Chen sedang menggendong tas gitar di punggungnya setelah mampir sebentar ke rumah temannya. Chen ikut tertawa, ia masuk dan mulai mendekati pantry di samping Wendy.
Karena sibuk menyiapkan bahan-bahan setelah menanyakan menu masakan yang akan dipelajari, Chen sampai lupa bahwa hal pertama yang harus dilakukannya adalah memakai apron. Betul?
Kepolosan Wendy menjadi penyebab bahwa Chen melupakan hal itu. Dengan santainya ia memakaikan apron ke tubuh Chen dengan tak lupa menanyakan kenapa bisa lelaki ini terlambat. Untungnya pantry mereka ada kedua dari belakang, jadi pemandangan ini tidak menyita perhatian.
Chen sendiri? Ya, pokoknya dia tidak normal kalau tidak merasakan debaran ketika jarak mereka sudah terkikis begini. Apalagi Wendy seakan-akan memeluknya karena sibuk menalikan apron ke belakang di saat posisinya ada di depan Chen.
“Terima kasih,” ucap Chen tersenyum. Entah kenapa hanya pada Wendy, ia tak berpikir apa-apa. Sejenis; mungkin saja ‘kan perempuan ini peduli pada Chen karena ada maunya? Tidak. Chen benar-benar berterimakasih karena sikap baiknya ini.
Menu masak hari ini, Irene memberi tugas untuk membuat kimchi. Sedikit saja karena ini hanya untuk belajar. Maklum, sebentar lagi akan menginjak musim dingin. Menyantap kimchi di musim tersebut bukankah sangat nikmat?
Chen berbalik untuk mengambil beberapa bahan yang sudah disediakan kelas Irene di belakang pantry. Ada satu murid juga di sana, seorang perempuan yang Chen duga seumuran dengan Wendy. Sekitar dua tahun lebih muda darinya.
“Oh, kau sendiri?” sapanya sambil tersenyum ramah. Perempuan itu mengangguk canggung, ia sedang sibuk mengatur bumbu di tempatnya.
“Murid yang di sebelahku libur dulu untuk hari ini,” jawabnya. Ia sempat memperhatikan perempuan itu sebentar lalu berjalan ke arahnya.
Setelah meminta maaf, Chen menarik setiap helai rambutnya ke belakang. “Nanti kalau makanannya ada helaian rambut, nilaimu bisa dikurangi …”
“…”
“…”
“Ah, Seola. Namaku …” sahut perempuan itu ketika Chen menatapnya bingung, karena belum berkenalan. Chen mengangguk, mengambil ikat rambut di pergelangan Seola. Tangan gadis itu sudah kotor. “… terima kasih.”
New cast:
KAMU SEDANG MEMBACA
Arc En Ciel
Fanfiction[FICLET] [SONGFIC] [EXO 04] Umpamamu adalah pelangi. Hanya itu yang aku pikirkan saat kita menghabiskan waktu selama seminggu ini. - Kim Jongdae.