Setelah kelas masak berakhir, Chen pulang bersama Seola karena gadis ini juga naik kendaraan umum. Malam sudah menjemput, alangkah baiknya Chen menemani Seola karena bahaya kalau pulang sendirian.
Tak banyak yang mereka bicarakan, berbeda dengan pertemuan mereka sore tadi. Seola cenderung lebih banyak diamnya dan Chen sedikit ragu untuk memulai pembicaraan.
Beruntungnya Seola turun sebelum Chen, jadi lelaki ini tak merasa khawatir. Setidaknya dia memastikan Seola selamat selama di jalan.
Sesampainya di rumah, Chen segera menyiapkan keperluannya besok. Entah apa jawaban yang akan diterimanya dari Wendy, yang jelas persiapan diri penting untuk mengungkapkan perasaan.
Chen juga sempat menghubungi Wendy soal waktunya, beruntung sekali gadis ini ada waktu luang walau tak yakin bisa lama atau sebentar. Entah kesibukkan apa yang menyitanya akhir-akhir ini, sepertinya menjadi sekretaris memakan banyak waktu.
Tidurnya malam ini tidak senyenyak malam-malam sebelumnya. Dada Chen terus berdebar dengan tempo yang cepat karena tak sabar menunggu hari esok. Dia ini pribadi yang bersemangat untuk melakukan sesuatu, jadi bukan hal yang aneh kenapa dia tak takut.
“Semoga saja berakhir dengan baik.”
× ARC EN CIEL ×
Besoknya, pengulangan membuat cupcake dilangsungkan di kelas memasak. Semua orang fokus dengan masakan masing-masing karena menu kue memang selalu diminati para murid. Irene jadi bekerja ekstra karena semangat mereka.
Chen dan Wendy saja sampai tak mengobrol saking seriusnya. Masing-masing ingin memberikan kue hasil buatan mereka kepada orang terkasih. Menyenangkan sekali, bukan?
Setelah sekian lama berkutat dengan adonan, akhirnya satu-persatu murid kelas Irene selesai membuat kue mereka. Ada yang hasilnya bagus dan ada juga yang belum ada peningkatan. Beruntungnya Chen masuk kategori bagus walaupun ia tak yakin rasanya akan seenak yang terlihat atau tidak.
Dengan sorot yang berbinar ia melihat Wendy yang juga sibuk melemparkan tatapan memuja ke cupcake miliknya. Sepertinya gadis ini juga sukses membuat cupcake yang indah.
“Kau membuatnya dari apa?” tanya Chen iseng dan sedikit salah tingkah. Maklum, hari ini adalah hari di mana dia akan mengungkapkan perasaannya pada seseorang yang berdiri bahagia di depannya.
“Green tea!” serunya sebagai jawaban. Hasil sukses yang Wendy buat lebih dari satu, tidak sepertinya yang selamat dua dari sekian cupcake.
“Oke! Karena semuanya sudah selesai, kelas dibubarkan! Selamat menikmati kue masing-masing!” seru Irene sambil bertepuk tangan karena kelasnya selesai. Kebanyakan muridnya sukses membuat menu hari ini, jadi dia sedikit-banyak merasa bangga.
Chen mengambil cupcake miliknya dengan pelan sambil memperhatikan beberapa murid yang mulai meninggalkan kelas. Mereka berpamitan pada Irene sambil berterimakasih atas kelas hari ini. Rencananya sekarang Chen akan menyerahkan cupcake miliknya dan mengajak sang empu makan di restoran romantis.
Tapi baru saja dia berbalik menuju pantry sebelah, Wendy sedang terburu-buru memasukkan beberapa keperluannya ke dalam tas walau senyumnya masih terpasang dengan indah di wajah cantiknya. Chen mengerutkan keningnya bingung.
“Kau mau kemana?” tanya Chen menyembunyikan cupcake miliknya di belakang tubuhnya.
“Ini!” Alih-alih menjawab, Wendy malah tersenyum lebar dan menyerahkan cupcake miliknya pada Chen. “Untukmu!”
Perut Chen seperti diisi dengan berbagai jenis kupu-kupu, ada gejolak menyenangkan dalam dirinya karena mendapatkan cupcake dari pujaan hati. “Untukku?”
“Hum!” Wendy mengulum senyum, sedikit tersipu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arc En Ciel
Fanfiction[FICLET] [SONGFIC] [EXO 04] Umpamamu adalah pelangi. Hanya itu yang aku pikirkan saat kita menghabiskan waktu selama seminggu ini. - Kim Jongdae.