Ayura mengecilkan suara televisi, kemudian bergegas menuju ke pintu depan saat mendengar suara bel kembali terdengar. Ayura kembali dengan membawa box ukuran sedang yang entah berisi apa. Ia kemudian membukanya dan tersenyum sumbringah.
Ayura menempelkan ponsel di telinga. "Hallo Bu, iya, Fara udah terima paketnya. Makasih ya. Haras pasti seneng. Kemarin dia bilang emang lagi kangen sama kue buatan Ibu. Iya, InsyaAllah habis Haras selesai ujian kami ke sana. Ibu jaga kesehatan ya. Waalaikumsalam." Ayura meletakkan ponsel di atas toolbar. Ia kemudian mulai merapikan isi kotak dan menyimpannya.
Sudah lebih seminggu sejak ia berhenti dari Triple Tree. Ayura merasa lega karena tidak banyak drama terjadi saat ia tiba-tiba resign. Kecuali Aditya yang tampaknya masih belum menerima keputusan itu. Untung Aditya tidak mempersulitnya. Untuk teman-teman di kantor pun Ayura sudah memberikan alasan yang masuk akal jadi mereka tidak bertanya lagi.
Sudah seminggu ini juga Ayura di rumah. Tidak melakukan apa-apa dan sama sekali belum mencari pekerjaan lagi. Sebenarnya, ada satu alasan kenapa Ayura masih bertahan tidak mencari pekerjaan. Ayura masih ragu karena besar kemungkinan ia masih bertemu Jonattan di manapun ia akan bekerja. Entah kenapa Ayura bisa berpikir begitu. Tapi jika dilihat dari link kerja dan besarnya kuasa keluarga Jonattan, hal itu sama sekali tidak mustahil. Intinya, Ayura ingin jauh dari semua hal berbau Jonattan. Ayura bahkan ada pemikiran untuk benar-benar pindah setelah Haras selesai ujian.
Ditemani suara TV, Ayura memasak makanan sembari menunggu Haras pulang sekolah. Sebenarnya Ayura ingin menjemput Haras, tapi hari ini mama Baby bilang ia yang akan menjemput anak-anak.
Sekitar pukul 2 lewat, Haras pulang dari sekolah. Ia tidak sendiri. Ada Baby juga. Ayura sempat berbincang dengan mama Baby. Katanya selama akhir pekan Baby akan menginap karena dia dan suaminya ada acara di luar kota. Awalnya mereka ingin membawa Baby, tapi ternyata Baby tidak mau ikut. Katanya ada tugas yang harus diselesaikan. Jadilah Baby menginap di rumah Ayura.
"Ganti baju dulu ya. Udah sholat zuhur, kan?"
Kedua anak SD itu mengangguk. Sementara Ayura siapkan makanan, keduanya hilang ke dalam kamar mandi. Haras di kamar mandi Ayura sedangkan Baby di kamar mandi tamu.
"Itu apa, tante?"
"Ini kue kesukaan Haras. Baby mau coba?"
Baby mengangguk. Ayura mengulurkan salah satu toples ke Baby. Gadis kecil itu mencobanya. Ia terlihat menyukainya.
"Ini bukan tante yang bikin. Tante nggak begitu pandai bikin kue. Masih pinteran mama Baby."
Baby tersenyum. Mamanya memang pintar membuat kue.
"Mi, keran air di dalam kamar mami macet, tuh. Udah lama nggak diservis kan?"
"Iya ya? Hm, ntar deh mami panggil tukang servis. Kalian udah makan?"
"Belum. Tadi awalnya mau makan dulu sebelum pulang, tapi mama sama papa lagi buru-buru, jadi nggak sempat makan dulu. Baby udah laper nih." Baby pegangi perutnya. Ayura tertawa.
"Ya udah, kalian makan dulu. Makanannya udah siap. Har, Mami telpon tukang servis bentar ya. Oh iya, itu tadi ada kiriman dari Bu Wiwi. Kue kesukaan Har waktu di panti."
Ayura tinggalkan dua anak itu ke ruang tengah. Ia akan menghubungi tukang servis. Lampu di kamar mandinya juga sepertinya butuh diganti. Tepat saat Ayura hendak menghubungi tukang servis, bel rumahnya berbunyi.
Ayura terkejut saat mendapati Dirga berdiri di depan pintu rumahnya. Tersenyum sumbringah. Rasanya sudah lama sekali Ayura tak bertemu Dirga. Yap. Terakhir adalah saat Ayura menolak Dirga. Iya, Ayura sudah menolak Dirga. Ayura tau ia tak bisa membalas perasaan pria itu. Ayura terlalu paham kondisi hatinya. Dan dalam waktu dekat, ia tak akan bisa membalas perasaan Dirga. Jadi menikah bukan pilihan terbaik. Ayura tak ingin mengecewakan Dirga dan jadikan Dirga sebatas pelarian saja.

KAMU SEDANG MEMBACA
Peppermint [TAMAT]
Acak[TEMUKAN DI DREAME] Ayura hanya akan melihatnya sebentar saja. Menunggu sampai pria itu sadar dan memastikan pria itu masih hidup. Setelahnya ia akan pergi jauh. Ayura tau betapa benci semua orang di sini padanya. Tenang saja. Ayura akan pergi, den...