"Faranisa! Kenapa dia bisa ada di sini? Sejak kapan dia kerja di Triple Tree?" Vanika mondar mandir, gelisah.
"Duh Mi? Kenapa sih? Ada apa? Emang Faranisa tuh siapa?"
Vanika menghela napas. "Caith, Mas Jo kamu tadi ke mana?"
"Katanya tadi mau ketemu siapa gitu. Pokoknya yang dari Hongkong itu."
"Papi?"
"Sama. Mas Jo perginya bareng Papi. Kenapa sih, Mi? Aku jadi takut nih."
Vanika menatap putrinya itu. "Kamu ingat nggak waktu Mas kamu kecelakaan sampai koma 3 bulan?"
Caithna mengangguk.
"Perempuan itu penyebabnya. Dia yang bikin Jo sampai kecelakaan dan hampir meninggal."
"Apa? Jadi, jadi maksud Mami, dia itu istrinya Mas Jo?"
"Mantan.." ralat Vanika. "Mereka udah cerai sebelum Jo kecelakaan."
Caithna melotot tak percaya. "Jadi si Fara-Fara itu dia? Terus sekarang tunggu apa lagi? Lapor aja dia ke polisi. Ya walaupun udah 10 tahun berlalu, tapi kasusnya masih bisa diangkat. Kita bisa cari cara. Kak Karen pasti bisa ngatasin ini.."
Vanika menghela napas. "Kita nggak bisa lapor dia sekarang."
Caithna terkejut. "Kenapa?"
"Karena Jonattan. Kita nggak bisa laporin Fara ke polisi sekarang. Kalau kasus ini diangkat, otomatis Jo akan tau. Kalau nanti dia ingat perempuan itu, gimana? Mami nggak mau Jonattan sampai tau siapa perempuan itu. Intinya Mami nggak mau Jo inget lagi sama dia."
"Ya kalau Mas Jo tau emang kenapa? Kita tinggal bilang kalau perempuan itu yang bikin Mas Jo kecelakaan. Bukannya Mami pernah cerita ke aku kalau Mas Jo sebenarnya juga nggak suka sama dia?"
Vanika terdiam. Ia menarik napas. "Masalahnya nggak sesederhana itu. Intinya, Mami nggak mau ungkit masalah itu sekarang. Kita harus cari jalan lain untuk balas perempuan itu."
"Maksud Mami nyiksa dia?"
Caithna tiba-tiba tersenyum. "Serahin ke aku."
*****
"Pokoknya Kakak jangan pikirin apa-apa dulu. Aku yang akan jelasin ke tante Vanika nanti."
Ayura menatap Aditya. Dulu Aditya adalah satu dari dua orang yang baik pada Ayura. Dari seluruh keluarga besar Jonattan, hanya ada 2 orang yang membelanya. Salah satunya si Aditya ini. Meski menentang keluarganya, Aditya tetap membela Ayura sampai di titik akhir. Sampai Ayura pergi dan menghilang.
Tapi kini berbeda. Meski Aditya adalah orang yang dulu selalu membantunya, tetap saja Ayura tak bisa percaya pada pria itu.
Begitu Aditya pulang, Ayura menghampiri Haras di kamarnya. Ia perlu menenangkan Haras. Pasti dia kaget tadi.
"Lagi ngapain?"
"Nggak ada, baca ulang pelajaran tadi."
Ayura duduk di pinggiran kasur. Dipandanginya Haras lama.
"Har,"
"Hm?"
"Maafin Mami, ya."
Haras menatap Ayura. "Mami baik-baik aja?"
Ayura merasa amat sangat terenyuh. Mengesampingkan keterkejutan, Haras justru mengkhawatirkan dirinya. Ayura merasa bersalah pada Haras. Karena dirinya, putranya itu ikut menderita.
"Apa ini ada hubungannya sama Om Kelana?"
Ayura terkejut.
"Om Kelana itu Om nya Cindy, kan? Papa Cindy sepupuan sama Om Kelana," ucap Haras membuat Ayura makin terkejut.
"Da-dari mana Har tau?"
Haras masih fokus pada buku bacaannya. "Har lihat foto Om Kelana kemarin, di rumah Cindy. Cindy yang kasih tau."
Ayura meremas tangannya. Ia tak menyangka hal ini terjadi saat ini. Perlahan masa lalunya seperti terbuka kembali. Harusnya Ayura sudah memprediksi ini saat Haras ke rumah Cindy kemarin. Sudah pasti ada foto Aditya di sana. Haras itu sangat pintar dan teliti, sudah pasti ia mencium ada yang tidak beres. Hal itu membuat kecemasan Ayura meningkat. Bagaimana jika Haras bertanya lebih jauh? Bagaimana jika Haras bertanya tentang Jonattan?
"Apapun keputusan Mami, Har akan ikut. Nggak masalah kalau kita pindah dari sini," kata bocah itu lagi. Ayura tak tau apa dia harus lega atau makin was-was. Meski Haras tak bertanya lebih jauh, Ayura yakin isi kepala Haras tak sesederhana itu.
*****
"Dirga..."
Dirga menghentikan langkah. "Caithna? Kamu sedang apa di sini?" Dirga tampak sama terkejutnya seperti perempuan itu. Keduanya bersalaman sambil tertawa.
"Kamu sendiri?"
Caithna mengangguk.
"Kebetulan udah di sini, lunch?" Tawar Dirga. Sekali lagi perempuan cantik itu mengangguk.
"Long time no see ya. Kamu apa kabar?"
"Like you see. Kamu sendiri? Ah iya, aku udah dengar dari Mas Jo.."
Dirga tersenyum simpul. "Ya begitulah. Udah tertarik sama urusan perusahaan?"
Caithna menggeleng. "Nope. Kamu tau, itu bukan aku banget. Udahlah biar Mas Jo sama Roman yang urus. Udah ada Kelana juga."
Dirga manggut-manggut. Ponsel Dirga berbunyi. Ia memeriksa notifikasi yang masuk. Lalu sebuah senyum tercetak di bibirnya. Caithna menyadari itu.
"Special person? Istri?" Tebaknya.
Dirga tertawa, menggeleng. "Aku belum nikah."
"Pacar?"
Dirga berpikir sebentar. "Special, but not my girlfriend."
Caithna manggut-manggut. "Ok."
"Kamu mau makan apa?"
Keduanya fokus pada menu. Dirga menyebutkan pesanannya sementara tatapan Caithna tak lepas dari pria itu.
***********

KAMU SEDANG MEMBACA
Peppermint [TAMAT]
Aléatoire[TEMUKAN DI DREAME] Ayura hanya akan melihatnya sebentar saja. Menunggu sampai pria itu sadar dan memastikan pria itu masih hidup. Setelahnya ia akan pergi jauh. Ayura tau betapa benci semua orang di sini padanya. Tenang saja. Ayura akan pergi, den...