Bagian : XIII

15.6K 1.8K 62
                                    

"Lo biasa dijemput siapa sih, Ay? Kepo dong."

Ayura menghela napas. Temannya ini sibuk saja bertanya padahal mereka sedang belajar.

"Ay, kok diem aja sih?"

"Stt, diam. Lagi belajar juga."

Tiara mendengus. "Makanya jawab. Biar gue nggak kepo lagi."

"Tiara! Kamu kalau ngerumpi jangan di sini. Di kantin aja sana."

"Emang boleh ke kantin sekarang, Pak?"

"Boleh. Tapi kamu jadi admin akun Lambe Turah mau? Nggak usah sekolah lagi, nggak usah ikut kelas saya."

Serentak seisi kelas terkekeh.

"Diam! Nanti kalian sekelas saya daftarin jadi admin akun gosip, mau?!"

Tiara terdiam saat mendapat teguran itu. Seisi kelas juga sudah diam dan kembali fokus pada papan tulis. Ayura juga sudah kembali fokus mencatat. Tiara manyun-manyun. Tak lama bel tanda pelajaran usai berbunyi.

"Jangan lupa ya tugasnya dikerjakan."

"Ish heran deh. Udah mau UN juga masih aja dikasih tugas. Nyebelin banget."

Ayura tertawa. "Ngomel mulu sih, lo. Kerjain aja udah."

"Lo sih enak Ay, pinter. Yang otak pas-pasan kayak gue nih. Lagian Ay, kenapa sih lo mau sekolah di sekolah pinggiran kayak gini? Padahal dulu lo sekolah di sekolah elit. Baru kali ini gue nemu anak orang kaya kayak lo." Kedua gadis itu bersiap meninggalkan kelas.

"Gue bukan orang kaya lagi sekarang," ralat Ayura. "Kalau gue masih kaya juga gue nggak mau sekolah di sini. Nggak mau juga temenan sama lo." Jelas saja Ayura hanya bercanda dengan kalimat terakhir. Tiara mencibir.

"Tapi lo belum jawab pertanyaan gue. Siapa sih cowok ganteng yang selalu antar sama jemput lo? Anak kuliahan kayaknya. Kuliah di mana?" Tiara masih bertahan dengan kekepoannya.

Di dekat tangga turun, Ayura bertemu dengan anak kelas lain. Ia berbincang sebentar entah membahas apa. Tiara hanya mendengarkan karena tidak mengerti.

"Lo udah mau ujian masih ambil kerjaan, Ay? Nggak keganggu waktu belajar lo?"

Ayura masukkan kertas-kertas itu ke dalam tasnya. "Kan udah ada porsi. So far sih baik-baik aja."

Tiara pandangi perempuan cantik bak barbie yang berjalan di sebelahnya itu. Mereka baru kenal dan berteman selama satu tahun ini. Ayura adalah anak pindahan. Entah kenapa Tiara merasa cocok berteman dengan Ayura yang kata orang-orang sombong. Padahal sebenarnya mereka belum kenal saja. Mungkin mereka iri karena Ayura sangat cantik dan juga pindahan dari sekolah bergengsi.

Tiara masih menerka, kenapa Ayura pindah dari sekolah lamanya. Meski Ayura sudah mengatakan kalau dia bukan orang kaya lagi. Tapi Tiara tidak bisa percaya begitu saja karena setiap hari Ayura masih diantar dan dijemput dengan mobil mewah. Barang-barang Ayura juga masih barang mahal. Tas, sepatu, ponsel, dan lain-lain. Baju yang Ayura pakai juga masih baju mahal. Beberapa kali mereka membuat tugas di luar sekolah, Tiara merasa takjub melihat baju yang Ayura kenakkan. Mimpi saja ia tidak pernah bisa memakai baju seperti itu.

Tapi melihat Ayura masih mengambil sebuah pekerjaan meski mereka sudah mau ujian UN kadang membuat Tiara sedikit yakin. Mungkin.

"Siapa sih tuh cowok, Ay? Pacar lo? Atau dia anak di sekolahan lama lo, ya?"

Ayura menghela napas. Jika tidak dijawab maka Tiara akan merepet terus hingga telinganya sakit.

"Kalau gue bilang dia calon suami gue lo percaya nggak?"

Peppermint [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang