Orang bilang setiap badai akan hadir pelangi, lantas mengapa berbeda denganku pelangi menghilang dan kini badai hadir - Jingga
&&&
Inikah akhir cinta yang selalu aku banggakan di depan mereka.....
Klik
Kau jadikan aku kekasih bayangan untuk menemani saat kau merasa sepi.....
Klik
Bodohnya diriku selalu menunggumu....
Klik
"Ini saluran radio lagunya bikin kesel semua sih!!" Rea menarik paksa headset yang melekat di telinganya. Dia lempar ponsel ke samping. "Bukannya bikin gue tenang, eh malah bikin gue tambah galau."
Selepas makan malam Rea uring-uringan saja di kamar. Memainkan posel berulang kali membuka sosial media yang notifikasinya tidak ia inginkan. Rea membuka instagram kemudian pindah ke WA kemudian pindah ke LINE dan balik lagi ke Instagram.
Rasanya sangat bosan, dulu saat masih pacaran dengan Revan, Rea tidak pernah merasa bosan sedikit pun. Bahkan saat mengisi baterai ponsel Rea tetap memainkan ponselnya, untung saja tidak meledak karena panas."Revan lagi apa, ya?" Rea masih memikirkan hal itu. Wajar saja, Revan adalah cinta pertamanya. "Lo mikir apa sih, Re?" Rea menggelengkan kepalanya agar sadar yang ia pikirkan hanya akan membuatnya sakit.
Tok tok
"Kak, ada temen lo di depan."
Rea tersentak, suara dari balik pintu itu adalah Reino, adik Rea. Rea sedikit merapikan rambut dan bajunya, kemudian dia membuka pintu.
"Siapa?"
"Nggak tahu."
"Tanya namanya kalau ada tamu, misalnya itu perampok gimana?"
"Ribet!" Rei pergi meninggalkan Rea yang terlihat kesal. "Kalau dia Rampok nggak bakalan lewat pintu depan terus ngucap salam," ucap Rei tanpa melihat Rea.
"Mungkin saja modus 2019, perampok beretika."Rea melangkah ke teras luar, dia mengamati dengan rinci sosok laki-laki berhoodie yang duduk di kursi terasnya.
Aroma yang familiar di indra penciumannya, tatanan rambut yang sangat Rea kenali. Jantungnya berdegup tak keruan, pikirnya buat apa dia datang malam-malam kerumahnya. Apa terjadi sesuatu? Atau ada hal penting yang harus dia bicarakan.
Rea masih mematung di tempatnya, memikirkan semua pertanyaan yang muncul di kepalanya."Masih mau disitu?" Suara itu menyadarkan lamunan Rea. "Nggak perlu drama kayak di novel yang sering lo baca, Rea." ucapnya dengan senyum.
Rea mendekat dan duduk di kursi, "Kak Awan ada perlu apa kesini?"
"Jutek banget."
"Iya deh maaf, ada perlu apa wahai lelaki idaman semua wanita?" Rea merapalkan kalimat itu dengan gaya manja dan sedikit senyuman.
Awan terkekeh, "Nggak ada, gue pikir lo nangis, soalnya langit gelap kayak mau hujan."
Rea memberikan tatapan tajam seperti ingin menerkam mangsa, "Iyalah gelap, ini kan udah malam. Aneh. Bilang saja kangen terus nggak kuat buat nunggu hari esok jadi malam-malam ke rumah, iya kan?" Rea menaik turunkan alisnya.Awan merasa gemas melihat tingkah Rea seperti ini. Dia tak habis pikir, bagaimana bisa Revan meninggalkan perempuan seimut Rea. Andai saja waktu bisa diputar, andai saja Awan bertemu Rea terlebih dulu, pasti Dia akan dengan mudah menjatuhkan hati kepada Rea dan pastinya Rea akan tetap bahagia sampai detik ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Dalam Senja (Proses Penerbitan)
Ficção AdolescenteReanya Jingga Larasati, memiliki kenangan pahit bersama nama tengahnya membuat Rea membenci setiap kali orang-orang memanggilnya Jingga. Merasakan cinta pertama sekaligus luka pertama membuat Rea berubah 180 derajat. Gadis pendiam yang kini menjelma...