End

2.3K 68 4
                                    

Kaki jenjang itu membelah kerumunan Rumah sakit, setiap langkahnya terasa sangat sakit, ia tak pernah membayangkan akan berada di posisi saat ini.

Sesuai arahan Resepsionis, ia sampai di lantai 3, langkah nya semakin berat, sampai di depan sebuah pintu, ia berhenti, menatap nanar orang yang terbaring lemah di atas bankar.

Resa, wanitanya, seseorang yang selalu menemani nya, kini tidak ada tingkah kekanakan yg di ciptakan nya, hanya ada wajah pucat, dan tubuh yang di tempeli berbagai alat medis, juga ada alat pendeteksi detak jantung, tawa yg semula ada kini berubah menjadi ketenangan yg seakan tak mau di ganggu.

Puk....


Satu tepukan pundak ia dapatkan ,ia menoleh, menemukan Dyka yang sedang berdiri, tampilannya pun tak kalah berantakan dari nya.

"Berdo'a aja buat Resa, gue tau lo salah, tapi ini bukan saatnya buat kita saling nyalahin satu sama lain. " ucap Dyka menyemangati.

"Thank's Dyk, maafin gue, gue janji bakal perbaikin ini semua. " Jawab Kevin dengan suara parau.

Tak lama pintu itu terbuka, dokter keluar dari ruang operasi.

Huffffttttt.....


"Bisa bicara dengan keluarga pasien. "

"Saya suaminya dok. " Kevin menyahuti.

"Baiklah, mari ikut ke ruangan saya. " Ia mengangguk, mengikuti Dokter dari belakang.


☁☁☁☁☁

Kevin sudah duduk di ruangan Dokter yg menangani Resa, ada rasa takut yg hinggap, ia takut sesuatu terjadi terhadap wanitanya.

"Begini, kami tim medis sudah melakukan yg terbaik bagi pasien, namun pendarahan di otaknya sangat fatal, jika dalam waktu 2 jam pasien tidak sadar, mohon maaf, kami tidak bisa berbuat  apa apa ." belum sempat ia menjawab, dokter kembali bicara.

"Dan saya turut berduka cita, karena bayi yg di kandungan pasien tidak bisa terselamatkan mengingat usianya baru beberapa minggu. "

Deg.....

Tubuh kevin menegangkan seketika, mendengar ucapan terakhir dokter di depan nya,begitu bodohnya ia sampai tak mengetahui kehamilan Resa,tanpa berkata apapun ia keluar dari ruangan dokter dengan pandangan kosong.

☁☁☁

Cklek.....

Ruang rawat itu terbuka, ia berjalan gontai ke arah bankar seseorang yg selama 2 tahun ini telah menemani nya .

"Sa..... "

Hiks.....

Lagi-lagi ia menangis untuk perempuan yang sama, ini lebih sakit daripada harus kehilangan sebagian saham.

"Maaf.... maaf... Kakak bodoh ya?... Kamu mau pukul kakak?.. Gapapa kok.. "

Hiks...

"Nyenyak banget tidurnya?... Bangun ya.... Nanti kakak turutin kemauan kamu....kamu boleh kok nonton Oppa korea sepuasnya,,,bangun ya sayang... "

Kevin beralih menyentuh perut Resa, tempat dimana calon anaknya tumbuh sebelum terlahir ke dunia, tapi gara² dia, semua menghilang.

"Maafin papa ya sayang,,,,, gara² papa kalian ga bisa main sama mama.... Maafin papa kamu yang berengsek ini.. "  rasanya tak sanggup untuk terus bicara, ia menunduk, menangis dalam diam menemani orang tercintanya tidur.

Stay with me , please !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang