Chapter 1: He Looks Like An Angel

667 44 6
                                    

Lan XiChen tidak tahu sejak kapan pria itu mencuri hatinya. Yang pastinya saat dia sadar, dia sudah jatuh terlalu dalam oleh pesonanya.
.
.
.
Orang-orang di luar sana bilang kalau suci itu indah; kalau polos dan baik itu adalah hal yang bagus, dan bahwa semua orang menyukai yang seperti itu. Tetapi Lan XiChen punya pemikiran berbeda tentang hal itu. Dia tidak sepenuhnya setuju kalau indah itu harus identik dengan baik, polos, murni, dan semacamnya.

Terkadang, menjadi kejam, licik, dan munafik itu indah. Entahlah apakah itu berlaku untuk semua orang atau tidak. Tetapi yang pasti, hal itu berlaku untuk pria bermarga Jin yang mengabdikan dirinya pada iblis. Bisa jadi juga ini hanya pemikiran sintingnya Lan XiChen saja. Tetapi sungguh, Jin GuangYao yang harusnya menjadi salah satu musuh terbesarnya adalah eksistensi terindah yang pernah Lan XiChen temui seumur hidupnya.

Ini semua dimulai saat keluarga besarnya dibantai secara besar-besaran oleh mafia terbesar di Hongkong. Keluarganya memang termasuk salah satu keluarga mafia ternama yang tak kalah saing dengan keluarga Jin. Jadi perebutan kekuasaan dan pertumpahan darah sudah jadi hal yang wajar dalam dunia mereka. Begitu juga dengan pembalasan dendam yang akan dilakukan Lan XiChen untuk keluarganya.

Pamannya, Lan QiRen, secara tidak sengaja menyinggung hati kepala keluarga Jin yang meminta kerja sama dari keluarga Lan. Mereka ingin mendistribusikan narkoba. Tentu saja Lan QiRen menolak. Meskipun mereka bermain di dunia bawah, keluarga Lan hanya berfokus pada perjudian dan peminjaman uang, sesuatu yang tidak mengancam nyawa sama sekali. Mereka memang memiliki senjata api, akan tetapi hanya digunakan untuk mengancam dan jarang sekali digunakan untuk membunuh orang. Sesuatu seperti beralih bisnis ke dunia narkoba tentu saja tidak bisa ditolerir olehnya.

Siapa yang menyangka penolakan pamannya itu akan berakibat fatal seperti ini? Keluarganya dibantai habis dalam satu malam. Lan QiRen ditembak di kepalanya, Lan WangJi ditembak di perut dan saat ini sedang koma di rumah sakit, ayah dan ibunya masing-masing digorok di leher dan diperkosa sebelum dibunuh, dan semua anggota keluarga Lan lainnya juga mati di tangan mereka akibat serangan mendadak itu. Hanya Lan XiChen yang tersisa. Karena hanya Lan XiChen yang saat itu tidak berada di rumahnya pada hari kejadian.

Dia adalah seorang mahasiswa jurusan kedokteran spesialis bedah semester akhir di sebuah universitas ternama di Belanda. Cita-citanya adalah untuk menjadi seorang dokter suatu hari nanti. Tak pernah sekalipun terpikir olehnya untuk melanjutkan bisnis gelap keluarganya.

Saat dia sedang di perjalanan pulang menuju apartemennya di negeri kincir angin tersebut, dia tiba-tiba mendapatkan kabar mengejutkan bahwa adiknya sedang koma di rumah sakit dan seluruh keluarganya yang lain tewas terbunuh dalam insiden pembantaian itu. Kepolisian tidak berani turun tangan menangani masalah antar-mafia. Lan XiChen sedikit banyak bisa menebak pikiran mereka. Mereka mungkin berpikir bahwa mafia hanya sebuah kelompok berandalan yang dipenuhi dengan orang-orang bejat yang kerjanya hanya bisa merugikan masyarakat. Dengan musnahnya orang-orang semacam itu, bukankah itu hanya akan menguntungkan masyarakat? Jadi untuk apa mereka repot-repot menyelidiki kasus ini dan menolong orang-orang seperti mereka? Ditambah lagi, ini adalah perselisihan antar-mafia. Mereka tidak akan berani berurusan dengan kelompok beringas seperti keluarga Jin yang namanya sudah dikenal luas bahkan ke luar mancanegara.

Lan XiChen tidak punya pilihan lain selain menangani masalah ini sendiri. Meskipun dia tidak menyukai dunia kekerasan semacam ini, tetap saja itu keluarganya yang dibantai. Dia memutuskan untuk membalas dendam dan kembali ke Hongkong. Karena kurangnya sumber daya manusia di kelompoknya, Lan XiChen memutuskan untuk menyerang secara diam-diam sama seperti apa yang telah dilakukan keluarga Jin kepada keluarganya. Dia menyelinap masuk ke keluarga Jin dan berpura-pura menjadi salah satu bagian dari mereka.

"Hei, kau yang di sana. Aku tidak pernah melihatmu. Siapa kau?"

Seorang pria dengan tato naga di pelipisnya melangkah maju saat melihat Lan XiChen yang terlihat asing baginya.

Lan XiChen tidak merasa gentar sama sekali dengan penampilan garangnya dan menjawab dengan tegas, "aku anak baru yang direkrut oleh kakak Xue baru-baru ini. Namaku Zhen Yang."

Pria itu menyeringai saat mendapatkan jawaban semacam itu. Rasanya sudah lama sekali sejak terakhir kalinya seseorang bergabung dengan kelompok mereka. Kebanyakan dari mereka bahkan meminta mengundurkan diri karena resiko kerja yang semakin lama semakin besar. Tentu saja, tidak ada yang bisa lolos dari dunia semacam ini. Sekalinya seseorang bergabung, itu sama artinya dengan menjual tubuh dan jiwanya kepada iblis. Jika seseorang ingin keluar dari dunia ini, maka jalan satu-satunya adalah kematian.

Pemuda di hadapannya ini jelas memiliki nyali yang cukup besar untuk bergabung dengan mereka. Su She, pria dengan tato di wajahnya itu, menjentikkan jarinya dan dua orang di belakangnya yang tampak seperti anak buahnya itu, masing-masing datang membawa sebatang rokok dan sebuah mancis di tangan mereka. Pria dengan rokok di tangannya itu memasukkan rokok tersebut ke mulut Su She, sedangkan pria lainnya menyalakan mancis dan membakar ujung batang rokok tersebut. Mereka tampaknya sudah terbiasa dengan isyarat tangan kakak tertua mereka yang meminta rokok.

Su She menghisap rokoknya sambil menganalisis penampilan Lan XiChen dari atas ke bawah, lalu ke atas lagi. Fisiknya tidak buruk bagi seseorang yang baru bergabung. Ditambah lagi wajahnya tampan.

Su She menyeringai sedikit, mengisap rokoknya dalam-dalam sebelum menghembuskan asapnya tepat ke wajah tampan Lan XiChen, "tidak buruk bagi seorang pemula. Mari kita lihat sampai berapa lama kau bisa bertahan di sini?"

Justru karena wajah tampannyalah, Su She sedikit banyak yakin bahwa tipe yang seperti ini tidak akan bisa bertahan lama di sini. Zhen Yang memiliki fitur wajah yang terlihat halus dan menawan, tipe wajah yang lebih cocok menjadi seorang 'pangeran' dengan kuda putihnya dibandingkan seorang 'mafia' ternama Hongkong. Tipe yang seperti ini kebanyakan akan mundur di pertengahan jalan karena takut melihat darah dan sebagainya. Betapa konyolnya. Dia bahkan diam-diam bertaruh di dalam hati bahwa Lan XiChen tidak akan bisa bertahan bahkan untuk seminggu sebelum meminta keluar dengan wajah yang bercucuran air mata.

Sementara itu, Lan XiChen tidak membalas sama sekali. Dia terus menatap Su She yang meremehkannya, membuat Su She kehilangan kata-katanya karena terus-menerus ditatap oleh kedua bola mata emas itu. Alih-alih Lan XiChen yang memutuskan kontak mata, Su She justru menjadi orang yang terlebih dahulu menyerah dan mengalihkan pandangan ke arah lain.

Katanya setelah beberapa lama, "karena kau direkrut oleh Xue Yang, bosmu secara otomatis adalah bos Jin GuangYao, dan aku adalah kakak seniormu di sini. Kau bisa bertanya apapun yang tidak kau mengerti padaku," dia diam-diam menambahkan di dalam hati, aku harap kau beruntung.

Lan XiChen membalas singkat, "aku mengerti."

Su She melanjutkan lagi, "sebentar lagi bos akan pulang. Karena kau masih baru, aku tidak akan menugaskanmu apapun kali ini. Lihat dan pelajari apa-apa saja yang diperlukan saat menyambut bos. Mengerti?"

Lan XiChen sekali lagi menjawab dengan dua kata singkat itu, "aku mengerti."

Setelah itu, Su She dan anggota-anggota yang lainnya mulai persiapan mereka. Ada yang merapikan meja kerja bos, ada yang langsung berbaris di pintu masuk untuk menunggu kepulangan bos, ada juga yang sepertinya memikirkan apa-apa saja yang harus dilaporkan kepada bos mereka setelah kepulangannya nanti. Lan XiChen sendiri lebih memilih untuk berdiri di barisan paling pojok dan memperhatikan segalanya dalam diam. Dia penasaran seperti apa lawan yang akan dihadapinya nanti─anjing Jin yang telah berani membantai habis keluarganya. Dia pasti akan membalas dendam pada semua orang di keluarga ini!

Saat mobil yang ditunggu-tunggu datang, orang pertama yang keluar dari dalam sana adalah seorang pemuda yang terlihat masih sangat muda, mungkin berusia sekitar dua puluh tahunan─tangan kanannya Jin GuangYao, Xue Yang. Xue Yang sendiri adalah orang yang merekrut Lan XiChen masuk ke dalam keluarga Jin. Mereka bertemu beberapa hari yang lalu di depan hotel XX saat Xue Yang sedang beristirahat merokok. Lan XiChen yang mengenali Xue Yang sebagai salah satu mafia yang paling diincar di seluruh Hongkong dan kaki tangannya keluarga Jin langsung mendekatinya saat itu juga dan menawarkannya kerja sama untuk menghancurkan keluarga Jin. Lan XiChen tahu kalau Xue Yang bukanlah tipe orang yang setia pada satu tuan. Dia sering kali berganti-ganti tuan, mengkhianati yang satunya dan berpindah ke yang lainnya hanya karena satu alasan sederhana; bosan.

Konyol? Ya, memang konyol! Saat Lan XiChen mengetahui hal ini pun, dia tidak tahu harus bereaksi seperti apa. Hal yang lebih tidak terduga baginya adalah, dia tidak pernah menyangka bahwa Xue Yang akan langsung menyetujui penawarannya tanpa syarat! Berkat itu semua, di sinilah dia sekarang, terjebak di antara para anjing Jin yang sebentar lagi akan dibumihanguskannya.

Xue Yang membuka pintu di sisi kanan mobil dan mempersilahkan orang berikutnya untuk keluar. Seorang pemuda berperawakan tidak terlalu tinggi dengan kulit yang cerah muncul dari dalam mobil hitam tersebut. Sebuah senyum simpul terukir di bibirnya yang semerah darah. Inikah bos mafia yang disebut-sebut akan menjadi bosnya itu? Dia lebih terlihat seperti seorang gadis panggung daripada seorang mafia! Dan apa-apaan dengan rambut panjang sepinggangnya itu? Apa Jin GuangYao punya hobi memanjangkan rambut?!

Lan XiChen tidak habis pikir dengan penampilan bos barunya itu. Apa masih ada maknanya menjadi seorang mafia dengan penampilan feminim seperti itu? Dia hanya akan berakhir dengan diperkosa oleh mafia-mafia bejat lainnya kalau mereka melihatnya!

Ngomong-ngomong soal itu, ini pertama kalinya dia melihat Jin GuangYao di dunia mafia. Meskipun dia jarang terlibat dengan hal-hal kotor dari dunia bawah, dia yang merupakan keturunan langsung dari bos besar Lan, ayahnya, sedikit banyak tahu orang-orang dari dunia ini. Seperti contohnya Xue Yang dan Jin GuangShan yang terkenal bahkan ke luar mancanegara. Akan tetapi, untuk Jin GuangYao sendiri, ini pertama kalinya dia tahu ada dewi secantik ini di dunia mafia. Kalau bukan karena jakunnya yang menonjol, Lan XiChen pasti benar-benar akan mengira bahwa bosnya ini adalah seorang wanita.

Jin GuangYao, bersama dengan Xue Yang dan pengawal-pengawal lain di belakangnya, memasuki pintu utama rumah keluarga Jin dan disambut dengan tundukan-tundukan kepala dari anak buahnya yang berjaga di rumah.

"Selamat datang kembali, bos," kata Su She yang berbaris di urutan paling depan dekat pintu masuk.

Jin GuangYao menghentikan langkahnya dan menatap ke arah Su She yang masih menunduk, mengatakan, "Su She, apa ada laporan hari ini?"

Su She menjawab dengan hormat, "untuk sementara ini, bagian barat pelabuhan C sepertinya akan sulit untuk ditaklukkan mengingat banyaknya petugas kepolisian yang berjaga di sana."

Jin GuangYao tampak berpikir sejenak sebelum membalas, "benarkah? Kalau begitu, tunggu apalagi? Kau hanya perlu membunuh polisi-polisi itu untuk menyelesaikannya."

Semua orang yang ada di sana terlihat kaget mendengar usulan gila itu, kecuali Xue Yang dan Jin GuangYao sendiri. Menurut mereka, keputusan bos mereka terlalu berani. Bagaimanapun, yang menjadi lawan mereka bukanlah warga penduduk biasa, tetapi kepolisian yang menjadi musuh bebuyutan mereka. Bagaimana bisa mereka dengan seenaknya membunuh polisi-polisi tersebut? Terlebih lagi, mereka bahkan tidak yakin bisa membunuh mereka. Bisa saja mereka sendiri yang mati terbunuh dalam adu tembak yang berlangsung ketat. Dan bukan hanya keberhasilan mereka yang belum pasti, melakukan hal ini hanya akan memicu perang berkelanjutan di antara kelompok kepolisian dan mafia.

Su She menjawab dengan terbata-bata, "t-tapi… bos, itu tidak semudah itu. Bagaimana kalau mereka menyerang balik?"

Jin GuangYao masih tersenyum sedari tadi, namun kali ini dia juga melemparkan tatapan dinginnya kepada Su She, "kau takut?"

Su She cepat-cepat membantah, "tidak, tidak. Tentu saja tidak! Aku akan melaksanakannya secepatnya, bos."

Tidak ingin memancing kemarahan Jin GuangYao lebih dari ini, Su She segera memerintahkan kedua juniornya untuk bertindak cepat. Keduanya pergi begitu saja saat mendapatkan perintah dari kakak tertua mereka.

Sementara itu, Lan XiChen dan Xue Yang saling bertukar pandangan saat tidak ada orang yang melihat. Xue Yang tersenyum penuh arti kepadanya, seolah mengatakan bahwa dia menantikan pertunjukan seperti apa yang akan diberikan Lan XiChen kepadanya. Lan XiChen sama sekali tidak menanggapi senyuman yang menurutnya menyebalkan itu. Kalau keluarga Jin diibaratkan sebagai seekor singa yang ganas dan berkuasa, maka Xue Yang adalah ular berbisa bermuka dua yang mampu menjadi kawan di detik ini dan menjadi lawan di detik berikutnya. Tipe yang seperti ini jelas lebih berbahaya dibandingkan singa ganas manapun karena dia menyembunyikan taringnya.

Jin GuangYao kebetulan menoleh ke arah Xue Yang yang sedang menatap Lan XiChen. Dia mengikuti garis pandangnya dan mendapati Lan XiChen yang terlihat asing di sana.

"Siapa kau?" katanya kepada Lan XiChen. "Aku tidak pernah melihatmu di sini."

Lan XiChen baru saja ingin membuka mulutnya untuk membalas pertanyaan itu ketika tiba-tiba saja dia dipotong oleh Xue Yang yang sudah membalas duluan, "dia Zhen Yang, anak baru yang bergabung beberapa hari yang lalu."

Jin GuangYao menatap Xue Yang sebentar sebelum menurunkan kembali pandangannya dan hanya membalas dengan sebuah 'oh'. Dia kemudian melanjutkan kegiatannya menerima laporan dari anak-anak buahnya yang lain sebelum menugaskan mereka dengan tugas yang baru dan secara tidak langsung membubarkan kelompok tersebut. Xue Yang juga bukan pengecualian karena dia ditugaskan untuk menangani misi khusus untuk menaklukkan kelompok mafia lainnya. Jadi dia juga pergi segera setelah menerima mandat dari Jin GuangYao.

Sebelum Xue Yang pergi, dia menyempatkan diri untuk melirik Lan XiChen dan mengedipkan mata kepadanya. Sepertinya dia benar-benar menikmati ketegangan yang dirasakan Lan XiChen saat harus menghadapi Jin GuangYao yang merupakan salah satu orang yang menghancurkan keluarganya. Lan XiChen sendiri acuh tak acuh terhadap godaan Xue Yang yang menurutnya tidak berarti. Dia lebih suka memfokuskan diri pada tujuannya untuk secara perlahan menghancurkan tim musuh tanpa harus merasa tidak nyaman dengan tingkah Xue Yang yang mencurigakan.

Saat hanya tinggal mereka berdua yang ada di sana, Jin GuangYao berbalik ke arahnya dan tersenyum kepadanya, mengatakan, "ada yang ingin aku bicarakan denganmu. Ikut aku ke dalam."

Tanpa menunggu jawaban dari Lan XiChen, Jin GuangYao beranjak dari sana dan melangkah masuk menuju salah satu ruangan yang cukup besar di dalam rumah itu. Lan XiChen tidak mengatakan apa pun dan hanya mengikuti dalam diam. Ketika akhirnya mereka sampai, Jin GuangYao mengeluarkan sebatang rokok dari dalam saku jasnya, menyalahkan dengan pemantik, dan menghisapnya dalam-dalam sebelum menghembuskannya dalam satu hembusan napas. Dia kemudian duduk dengan kaki bersila di salah satu sudut ruangan yang menyediakan sebuah meja kerja dan sebuah kursi berputar.

Lan XiChen tidak melakukan apa-apa sejak tadi selain memperhatikan sosok langsing itu melakukan sesukanya. Dia tidak pernah tahu bahwa seorang laki-laki bisa terlihat semenarik ingin hanya dengan merokok dan bersila kaki. 'Junior'nya pasti sudah bangun kalau saja dia tidak mengingatkan dirinya sendiri bahwa orang di hadapannya ini adalah seorang lelaki dan terlebih lagi musuhnya.

Jin GuangYao menghembuskan segumpal asap rokok dari mulutnya sekali lagi sebelum mengatakan, "katakan, apa yang kau inginkan? Siapa yang menyuruhmu kemari?"

"…" Lan XiChen tidak tahu harus membalas apa. Pasalnya, bahkan sebelum sempat melakukan apapun, Jin GuangYao sudah terlebih dahulu mencurigainya sebagai seorang mata-mata.

Tidak mendapatkan jawaban apapun, Jin GuangYao tertawa kecil sebelum kembali bertanya, "tidak usah berpura-berpura bodoh. Sudah terlalu banyak orang yang datang ke sini untuk membunuhku. Kau juga pasti salah satunya, bukan? Menyerahlah, maka kau akan kulepaskan─"

Lan XiChen yang merasa berada di dalam keadaan yang tidak menguntungkan segera memotong, "itu tidak benar. Aku ke sini untuk menjadi seorang mafia. Tolong terima aku sebagai anak buahmu, bos."

Jin GuangYao melirik ke arah Lan XiChen dan tersenyum, "heh. Menarik." Mematikan api  pada rokok yang bahkan belum separuh habis, Jin GuangYao menegakkan tubuhnya dan menatap lurus pada Lan XiChen, "apa yang bisa kau lakukan untukku? Aku sudah punya terlalu banyak anak buah tidak berguna yang menumpang makan di keluarga Jin. Kalau kau bisa membuktikan kesetiaanmu dan membuktikan bahwa kau bukanlah seorang mata-mata yang dikirim dari kelompok lain, maka aku akan mempertimbangkan untuk mengakuimu sebagai salah satu anak buahku, bagaimana?"

Lan XiChen tanpa ragu menjawab, "aku siap melakukan apapun yang bos perintahkan."

Jin GuangYao tampak berpikir sesaat sebelum tanpa terduga mengeluarkan pistol dari balik pinggangnya dan meletakkannya ke atas meja, "bunuh seluruh anggota keluarga Jin dan aku akan mempercayaimu."

Lan XiChen terdiam di tempat. Dia tidak salah dengar, bukan? Membunuh seluruh anggota keluarga Jin? Apa Jin GuangYao bercanda?!

Ketika Lan XiChen tidak tahu harus bersikap atau bereaksi seperti apa, Jin GuangYao tiba-tiba tertawa, membuat pemuda bermarga Lan itu semakin bingung karena tidak mengerti dengan jalan pikiran bos barunya yang sinting.

Di sisi lain, tawa Jin GuangYao semakin menjadi-jadi karena tidak tahan melihat wajah bodohnya Lan XiChen yang kebingungan. Sampai pada suatu titik di mana dia akhirnya berhasil berhenti, Jin GuangYao berkata dengan nada terputus-putus sambil mengusap matanya yang berair, "aha… maaf… aku terbawa suasana. Sampai tidak bisa berhenti. Maaf, maaf."

Dia meluruskan kembali posisinya dan berdehem sedikit sebelum melanjutkan kembali sambil tersenyum seperti biasanya, "yang tadi itu bercanda. Tentu saja aku tidak akan menyuruhmu melakukan hal itu. Kau akan kutugaskan untuk menjadi asistennya Xue Yang dalam menaklukkan kelompok lain, bagaimana?"

Lan XiChen diam-diam menghela napas sebelum menjawab singkat, "aku mengerti."

Jin GuangYao mengembangkan senyumnya dan berkata lagi, "kalau begitu, kau boleh pergi, Zhen Yao."

Lan XiChen membalas, "namaku Zhen Yang."

Pada titik ini, perhatian Jin GuangYao sudah tidak tertuju pada Lan XiChen lagi, melainkan pada berkas-berkas yang tergeletak di atas meja kerjanya. Jadi dia menjawab dengan sembarang, "ya, ya. Zhen Yao atau Zhen Yang, itu sama saja."

Itu tidak sama sama sekali, Lan XiChen memprotes, tetapi tentu saja dia tidak menyuarakannya. Dia kemudian meninggalkan ruangan itu sesuai perintah Jin GuangYao dan pergi mencari Xue Yang untuk menyelesaikan tugasnya.

Jin GuangYao, tepat ketika Lan XiChen pergi meninggalkan ruangan itu, mencampakkan kembali berkas di tangannya ke atas meja dan menatap tajam ke arah pintu masuk. Zhen Yang, apa tujuannya sebenarnya kemari? Jin GuangYao memang belum menemukan bukti apapun bahwa dia adalah mata-mata yang menyusup masuk ke dalam kelompoknya, tetapi Jin GuangYao cukup yakin bahwa dia memiliki motif tertentu pada keluarga Jin. Heh.

Jin GuangYao menyeringai dan sekali lagi mengambil sebatang rokok dari dalam saku jasnya, menyalahkannya dengan pemantik, dan menghisapnya. Ini benar-benar menarik, pikir Jin GuangYao.

Kalau Zhen Yang benar-benar adalah seorang mata-mata yang dikirimkan kelompok lain untuk memantau aktivitas mereka, maka Jin GuangYao akan dengan senang hati membantunya dari belakang untuk menghancurkan keluarga Jin perlahan-lahan. Tetapi kalau Zhen Yang dikirim untuk membunuhnya seorang, maka Jin GuangYao tidak bisa melakukan apapun selain mencabut nyawanya duluan.

Sebenarnya dia tidak masalah mati dibunuh, akan tetapi waktunya belum tepat. Dia masih harus menghancurkan keluarga Jin terlebih dahulu sebelum pergi mencari kematiannya sendiri. Oleh sebab itu, alangkah baiknya bagi kedua belah pihak, Jin GuangYao dan Zhen Yang sendiri, kalau Zhen Yang memiliki motif yang lebih dari sekadar membunuhnya seorang.

Jin GuangYao sekali lagi menghembuskan segumpal kecil asap rokok keluar dari mulutnya dan menyipitkan matanya. Dia benar-benar tidak sabar menantikan kehancuran keluarga Jin di tangannya sendiri. Apapun akan dilakukannya kalau itu bisa berpotensi untuk melenyapkan seluruh anggota keluarganya yang bejat. Sekalipun itu berarti dia harus menjual jiwanya kepada iblis.

I Fall in Love With My EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang