Usapan lembut di wajahku membangunkanku.
"Udah nyampe sayang, mau aku gendong?" ucapnya dari arah pintu mobil
"Tristan mana?" ucapku setengah sadar
"Tadi udah aku bawa ke kamar. Mau jalan sendiri atau aku gendong kaya dulu?" kedipan dan senyuman nakal menghiasi wajahnya "Aah kamu kelamaan jawabnya" dia merengkuh tubuhku kedalam gendongannya ala bridal style
Tanganku melingkar di lehernya "Mas malu, turunin aja" pintaku
"Udah kelamaan ah, nanti Tristan bangun nyariin kita lagi" ucapnya sambil mendorong pintu mobil dengan lututnya kemudian menekan kunci mobil
"Jam berapa sekarang?" tanyaku mendongakkan wajah melihat kearahnya
"Jam 11.20"
"Ooh" aku membenamkan kepalaku ke dadanya yang bidang
"2 minggu lagi" gumannya saat keluar dari lift
"Kenapa 2 minggu lagi?" tanyaku kembali mendongak padanya
Mas Tama menunduk "Puasa aku selesai" bisiknya nakal
"Eeh" aku kembali membenamkan kepalaku didadanya
"Hehehe" dia tertawa pelan "Kamu mau digendong sampe pintu atau sampe kamar?"
"Terserah mas aja"
"Kalo aku sih sampe kamar, kalo bisa kamar yang ga ada Tristan"
Aku memukul dadanya "Maas iih"
"Iya tau, 2 minggu lagi aku baru bisa gitu"
Mas Tama benar-benar menurunkanku di dalam kamarku, dia memposisikan tubuhku duduk di sisi ranjang. Membuka sepatu sneakers yang aku pakai dan memakaikan sendal rumah pada kakiku. Ya Rabb, malaikat dari mana ini? Kok bikin aku melayang sih?
"Ade mau mandi lagi atau cuci muka aja?" tanyanya sambil mendongak ke arahku
Aku meraih wajahnya, mengusapnya dengan kedua tanganku membingkai wajahnya yang baru aku perhatikan ternyata sangat mulus tanpa bekas jerawat ataupun luka lainnya. Matanya menatapku sendu tapi begitu berbinar menunjukkan rasa yang begitu dalam untukku. Aku mendekatkan wajahku padanya, mengecup singkat bibirnya.
"Thanks for your treats mas" ucapku setelah menarik bibirku dari bibirnya
Tangannya melingkar ke punggungku "I love you Tici"
"I love you too"
"Mamii" lirih Tristan masih dalam posisi tertidur
Aku bergerak mendekat melepaskan mas Tama dan meraih tangan Tristan segera "Iya sayang, mami disini"
"Tristan ngiggau sayang" ucap mas Tama
"Aku pikir bangun" aku kini berbaring menyamping menghadap Tristan, tanganku terulur ke punggungnya
"Kamu mau langsung tidur aja? Atau mau mandi dulu?" tanyanya sambil membuka blazernya
"Kenapa emangnya mas?"
"Kalau mau mandi aku siapin air hangat di bathtub" kini dia bersidekap
"Kamar mandi aku ga ada bathtub mas"
"Oh iya ya? Hehehe aku ga tau. Kalau gitu aku balik ke unitku ya?"
Aku menegakkan tubuh bersandar di kepala ranjang "Mas ga tidur disini?"
Mas Tama bergerak mendekat kemudian duduk di pinggir kasur "Kenapa ade mau banget tidur bareng mas ya?" suaranya pelan menggoda
"Iiih apaan sih" ucapku malu
KAMU SEDANG MEMBACA
Rekam Jejak Tritici (END)
RomanceTritici Xenon Mulyadi, dokter bedah anak usia 34 tahun itu masih tetap melajang. "Aku belum siap aja" itu yang selalu menjadi jawaban pamungkasnya saat tiap orang bertanya tentang pernikahan. Tici, sapaannya itu memiliki luka di masa lalu yang hingg...