3

12 1 0
                                    

"hari ini udaranya segar banget ya, om?" ucap Yuna dengan senyumnya yang dapat membuat hati tenang.

Paman itu tertawa kecil, "iya, kamu suka?"

"suka lah,"

"besok jalan pagi lagi ya,"

"iya, om."

"ngomong-ngomong, dimana temen kamu? Ah, siapa namanya? Om lupa,"

"oh, Mirae? Ah, eumm... Dia... Uuhh... marah?"

"marah kenapa?"

"uuhh... Mungkin karena eumm... Duh kenapa ya? A-aku gak tahu,"

Jinyoung terkekeh mendengar ucapan yang meluncur dari keponakannya. Ia terlihat sangat lucu ketika gugup seperti itu.

"kenapa om malah ketawa?"

"habisan kamu gemesin banget," ucap Jinyoung dengan seretan kekehan.

"haha, om tuh kenapa sih?"

"beli air yuk? Om haus nih,"

"sama om, aku juga. Itu airnya aku aja yang beli, om duduk aja disitu," Yuna menunjuk ke sebuah kursi panjang yang berada di bawah pohon rindang.

"Yun-"

"dah om," ucap Yuna sambil menggoyangkan tangannya ke kanan dan ke kiri.

Jinyoung hanya membalas dengan senyuman. Lalu menghela napas pasrah.

Pikirannya hari ini sedang kacau, dan membuat kepalanya jadi sedikit sakit. Tapi ia tetap mau menemani anak itu jalan pagi.

Apapun yang Yuna minta, ia akan menurutinya.

Tidak. Bukannya Jinyoung memanjakan anak itu. Tapi– ah sudahlah.

"ini om," Yuna memberikan sebuah botol bening yang berisi air– hey tunggu. Ini bukan air putih.

"apa ini?" tanya Jinyoung.

"itu Blacktea. Teh hitam yang rasanya sedikit... Pahit"

"ah, ternyata teh. Kamu suka ini?"

Yuna mengangguk dengan antusias.

"ini ada penawarnya kalo rasanya  pahit banget," Yuna menunjukkan sebuah benda cair berwarna emas bening yang dibungkus di dalam plastik.

"madu?"

"iya,"

"yaudah, om minum ya."

"sebentar. Minumnya langsung di abisin ya, kalo setengah-setengah nanti berasa pahitnya,"

"oh, oke." Jinyoung langsung meneguk semuanya sampai habis.

"ah, pahit banget ini. Kamu serius suka beginian?"

"iya, kan menyehatkan om. Sebenernya tadi aku pengen beli air putih biasa aja, tapi dari tadi aku ngeliat muka om kayak kecapekan gitu, jadi aku beli Blacktea ini."

"soalnya kan, dengan rasa pahitnya itu, dia bikin sensasi yang merilekskan pikiran om,"

Jinyoung terkekeh kembali mendengar tuturan kata Jina itu.

"kenapa sih om tuh kalo Yuna ngomong pasti selalu ketawa! Kan gak ada yang lucu! Lagian Yuna juga ngomongnya serius tauk,"

"kkkk, kamu itu lucu kalo lagi ngomong,"

"apaan yang lucu deh om? Aku gak merasa tuh,"

"kkkk"

"udah ih om gausah ketawa mulu!"

Who Are You? Who Am I? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang