"ayo ayo ayo!"
"eh itu dia disana!"
"hp hp! Gue butuh hp!"
Seruan segerombolan anak murid membuat Yuna penasaran setengah mati.
Ada apa sebenarnya?
Anak murid dari seluruh penjuru kelas berhamburan ke lapangan.
Rasa penasaran Yuna semakin menjadi.
Ia mengikuti jejak-jejak anak murid itu hingga ke lapangan.
Kali ini tanpa Mirae dan Nayeon.
Gadis itu hanya memikirkan satu kasus. Ia tidak terlalu fokus untuk memikirkan temannya yang tertinggal.
Dan sampailah ia di lapangan, dimana semua murid berkumpul disana.
Bukan untuk berbaris, bukan untuk upacara.
Disana terlihat dua orang yang sedang adu mulut– bukan, sebenarnya hanya satu yang memaki-maki musuhnya, dan yang dimaki hanya terdiam.
Buaggh
Satu hantaman lagi tepat mengenai tulang rahang bawah anak muda itu.
Yang dihantam hanya diam, 'tak membalas makian anak itu maupun hantaman keras darinya.
Entah sudah keberapa kali anak lelaki itu memukul wajah dingin anak yang satunya.
Aduh, gak keliatan.
Yuna celingak-celinguk mencari celah untuk sekadar melihat apa yang sedang terjadi.
Sampai akhirnya ia memilih untuk menerobos, dan dilihatnya dua pemuda yang sedang bertengkar.
"ah elah, gue pikir ada artis dateng kesini, taunya cuma berant–
itu... COWOK ANEH!!??"
Ia mengalihkan pusat satu lapangan.
Sial, Yuna bego!. Batinnya merutuki dirinya sendiri.
Ia menutupi wajahnya dengan beberapa helai rambut, sekali lagi ia diperbuat malu karena sikapnya sendiri.
Dia? Ngapain dia kesini? Suka apa ngeliat muka gue yang udah gak berbentuk ini?
"siapa itu?" anak lelaki yang terus meninju wajah musuhnya itu berjalan ke arah Yuna yang tampak gemetar ketika melihatnya menghampirinya.
Kali ini lebih dahsyat ketimbang saat pertama kali ia bertemu dengan Kim Junkyu.
Ia meneguk salivahnya, merasa bahwa ia sedang berada di posisi garis merah.
Mulut lelaki yang diketahui bernama Hwang Hyunjin itu membulat, "Lo kelas 11-1? Iya, kan?" Hyunjin tertawa remeh. Lalu melanjutkan, "berani banget lo, hebat. Merasa paling bener disini?" Hyunjin memiringkan kepalanya.
Membuat Yuna ingin sekali mengacak-acak isi perut pria di depannya ini.
Yuna menunduk sedari tadi, tak berani melihat ke mata Hyunjin.
Lalu Hyunjin menarik dagu Yuna ke atas hingga wajahnya pun terlihat.
"ketakutan, sayang?" remeh Hyunjin.
Plakk
Satu lapangan melotot, tidak menduga bahwa Yuna akan menampar si pria beringas itu.
"hahaha, benar-benar pemberani." tawa Hyunjin.
Apa yang lucu disini?. Yuna mendelik ke arah Hyunjin yang garis kesabarannya mulai menipis, bagai terbakar perlahan.
Hyunjin menatap Yuna sengit. Yuna membalas tak kalah sengit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Are You? Who Am I?
Teen FictionSaya tau kalo kalian gak bakal tertarik sama ceritanya kalo baca part awalnya doang, dimohon untuk baca sampai akhir, annyeong(๑・ω •)~♥"