Tanya gak ya..?.
Mirae sedang bingung ingin bertanya kepada Yuna atau tidak.
Ia ingin bertanya tentang Yuna yang tidak masuk hari itu. Ia sudah menahannya dari kemarin.
"eum, Yuna."
"iya?"
"kemarin.... Eum.... Uh... Kemarin.... Kemarin..."
"apa?"
"kemarin.... Uh.... Kenapa gak masuk
... Sekolah?""hm? Oh, hari itu. Kenapa ya lupa," Yuna meringis.
"ck, tuh kan."
"hehehe,"
Mood Mirae langsung tidak baik. Ia suntuk dan melengkungkan bibirnya kebawah.
Gue gak lupa. Tapi demi kak Jieun gue gak bakal ngasih tau ke lo. Maaf.
"Rae. Samperin si cowok aneh yuk?" ajak Yuna yang melihat wajah lesu Mirae. Yuna berniat untuk menghiburnya.
"hayuk hayuk!!" ucap Mirae lalu menggantungkan sapunya di dinding dan memasang kembali wajah cerianya. Iya, Mirae dan Yuna mendapat jadwal piket yang sama.
Yah, tadi lelaki aneh itu dipanggil oleh guru BK, Yujin. Lalu lelaki itu melewati mereka. Maka dari itu mereka mengenalnya. Hanya melihat wajahnya, tidak dengan namanya.
Yuna tahu bahwa Mirae tak akan menolak ajakkannya yang satu ini. Mustahil.
"dia lagi diparkiran tuh."
"kok tau?"
"tadi liat dia jalan ke parkiran,"
"oh, yaudah selesain piketnya dulu deh, baru ke parkiran."
"oke."
•°•°•
"dia kok tambah ganteng ya kalo diliat dari samping?"
"buceen," ujar Yuna di balik semak-semak. Mereka sudah seperti mata-mata lelaki itu.
Srak
Tiba-tiba lelaki itu berdiri dari duduknya dan berjalan ke kelasnya.
"eh, dia mau kemana?"
"ikutin sono."
"ayo."
"ogah gue, mau pulang."
"lah??! Trus gue gimana??!"
"sono ngikutin si cowok aneh itu sendiri. Gue mau pulang, bye."
"oh, tidak bisa." Mirae menghalang Yuna.
"ck, Mirae! Gue ngantuk nih, udah sana pergi!" Yuna mendorong-dorong tubuh Mirae.
"y-yaudah deh, gue ikut lo aja!" Mirae berjalan lebih dahulu dari Yuna. Ia merajuk.
"remaja labil."
•°•°•
"kaki lo kenapa?" tanya Ryujin yang tadi sempat bertemu dengan Yuna di depan sekolah.
"nggak papa kok, emang kenapa?"
"oh, nggak."
Qqaa\~6tgl
Haduh, ketauan banget ya?.Kemarin kaki Yuna diselengkat oleh Jieun disaat menaiki tangga dirumahnya.
Bagian lutut dan tulang keringnya sedikit membiru.
Yuna bahkan berjalan ke sekolah dengan pincang. Tapi disaat ia sampai dikelas, ia mencoba untuk menetralkan cara berjalannya. Tapi jika itu dilakukan, ternyata sangatlah sakit–
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Are You? Who Am I?
Teen FictionSaya tau kalo kalian gak bakal tertarik sama ceritanya kalo baca part awalnya doang, dimohon untuk baca sampai akhir, annyeong(๑・ω •)~♥"