WARNING:
Part ini sungguh panjang (juga melelahkan. Tapi demi kalian, aku rela😌🙌) untuk menjaga kesehatan mata kalian, silahkan untuk membaca setengah dari part ini, lalu lanjut nanti. Sebaiknya istirahatkan matamu. Tapi terserah kalian maunya gimana. Aku hanya menyarankan.
Happy reading👯
"Young, cepetan." ucap Yuna yang masih menangis.
"iya,"
"jalan Young."
"sabar ngapa. Aku belom nai–"
Yuna menarik lengan Doyoung ke kanan hingga membuat Doyoung terduduk di kursi depan secara otomatis.
"kakak kenapa sih??"
"jalan Young..." suara Yuna memelan.
Demi tuhan, ia tengah ketakutan setengah mati.
"Doy–"
"iya, sabar dong! Kakak tuh kenapa?"
"jalan!"
Tanpa basa-basi lagi, Doyoung mengayuh sepedanya dengan kecepatan maksimal.
Yuna menengok ke belakang, syukurlah makhluk itu tak mengejar.
Makhluk itu berdiri tak berkutik di tempat yang sama.
Ia mengernyitkan dahinya, "Yuna?" lalu mengambil benda elektronik dari kantung celananya.
"ehm, tuan..."
•°•°•
"halo?... A-apa?... Kenapa kamu nggak ngejar mereka??!... Hah, Baiklah. Saya akan kesana. Segera." Soobin mengantongi ponselnya di saku sweater. Lalu mengambil tasnya dan berjalan ke arah pintu keluar apartemen.
"oh, ayolah. Apa yang coba Yuna lakukan lagi?" Soobin menggumam.
•°•°•
"dimana mereka? Mereka pergi kemana?" Soobin mengguncang-guncang bahu suruhannya itu.
"tenang dulu tuan,"
"bagaimana saya bisa tenang selagi mereka berjalan menuju tempat itu??!! Kau bercanda, hah?!!" Soobin berteriak di depan wajah pria itu. Memang sedikit tidak sopan jika berteriak kepada orang yang lebih tua.
"anda datang kesini dengan tangan kosong, sebaiknya pakai mobil saya."
"tanpa kau beritahu saya akan menaiki mobil itu. Sekarang dimana Yuna dan temannya? Jangan membuang-buang waktuku!" Soobin mencengkram kerah kemeja pria itu dengan geram.
"mereka benar-benar menuju ke 'sana'."
"sialan, kenapa kamu nggak ngejar mereka, sih?! Itu bahaya! Gimana kalo–"
"tuan, anda bilang jangan membuang-buang waktu. Jadi sebaiknya, cepat masuk ke mobil dan kejar mereka, saya akan menunggu tuan disini."
Tanpa berucap lagi, Soobin melepaskan cengkramannya dari kemeja pria itu dan mengambil kunci mobil yang dipegang suruhannya.
Soobin menaiki mobil dan melaju dengan kecepatan tinggi.
•°•°•
"Young, astaga. Sumpah deh, ini kita malah makin kesesat."
"bukan salah aku, siapa suruh kakak tidur tadi." Doyoung melipat tangannya di depan dada sambil melengos.
"yaudah, ini terus gimana? Kita balik lagi gitu?"
"mau coba? Kayaknya aku masih inget sama jalannya. Sedikit-sedikit sih, hehe." Doyoung menyengir.
"yaudah, ayuk." Yuna kembali menaiki sepedanya, kemudian Doyoung yang naik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Are You? Who Am I?
Teen FictionSaya tau kalo kalian gak bakal tertarik sama ceritanya kalo baca part awalnya doang, dimohon untuk baca sampai akhir, annyeong(๑・ω •)~♥"