"denger ya nak, uang sekolahmu belum lunas, jangan nunggak terus." ucap Jihyo menasihati anak muridnya.
Mirae mengangguk pelan.
"minggu depan udah harus lunas."
"yaudah, sana." Jihyo membiarkan Mirae pergi dari ruangannya.
Sesampainya di perpustakaan —tempat tujuan Mirae untuk menenangkan diri dari berbagai pikiran dan emosi karena perpustakaan merupakan tempat yang tenang— Mirae mendudukkan tubuhnya pada kursi.
Karena jengah, Mirae meminta selembar kertas, pensil, dan juga penghapus pada penjaga perpustakaan. Semua alat tulis tersedia disana.
Mirae menggambar sebuah tanda plus besar, lalu membuat lingkaran yang mengelilingi tanda plus itu.
Lalu Mirae membuat sebuah wajah, lalu mata, hidung, mulut mungil, poni, alis tipis, rambut, telinga, badan dan baju, tangan dan lengan baju, kaki dan celana jeans, sepatu dan kaus kaki, background, dan yang terakhir adalah bayangannya.
Lengkap dan sempurna. Hanya butuh waktu 40 menit untuk menyelesaikan gambar yang indah ini.
"Kim Junkyu." Mirae tersenyum hingga memunculkan gigi-gigi yang tersusun rapih itu.
Lalu ia beranjak dari sana, dan mengembalikan pensil, dan penghapusnya pada penjaga perpustakaan. Kertasnya akan ia bawa pulang dan dipajang di kamarnya.
•°•°•
Bruk
"aduh!" latah Yuna.
"eh? M-mianhae." ia membungkuk sopan untuk meminta maaf kepada Yuna karena telah menabrak bahunya.
"iya, gak papa kok. Tapi lain kali jalannya jangan sambil bengong." ucap Yuna seraya tersenyum lalu melesat pergi.
"ngeliatin apaan sih? Nih, buat lo." ia memberikan gantungan unicorn berwarna putih pada teman perempuannya.
"w-wuah! Arigatou Hyunbin-ah!"
"hm. Ayo masuk ke kelas, sebentar lagi bel masuk."
"ah, iya."
•°•°•
"oww Jihoonku lagi fall in love~." goda Heejin.
" 'Jihoonku' ndasmu nak." Jihoon menoyor kepala Heejin.
"ih! Gausah ditempeleng juga anjing!" ucap Ryujin sambil memeluk Heejin. Harusnya kan Heejin yang bilang begitu.
Yang lain hanya tertawa melihat mereka bertiga. Sudah maklum bagi mereka jika Jihoon, Heejin, dan Ryujin bertengkar.
Jihoon menyiksa Heejin, Heejin diam, namun Ryujin naik darah. Yah, begitulah mereka sehari-harinya.
Barusan Jihoon curhat pada teman-temannya bahwa ia sedang menyukai seorang perempuan.
"dih, gue kira dia cowok." celetuk Junkyu.
"ya cewek lah, goblok! Gue gak homoan kayak lu pada ya!" balas Jihoon.
"ah, masa?" tanya Xion sambil mengupas kulit pisang yang akan dimakannya.
"kemaren siapa ya yang nyosor nyium-nyium pipinya Hwall? Trus tadi siapa sih yang bilang, 'mas nikahin aku mas! Ayo mas! Aku gak tahan!', hah? Siapa sih?" kompor Jaemin.
"ih! Asu ya kalian." Jihoon memasang wajah ngambeknya.
Mereka kembali tertawa. Namun seketika mereka terdiam karena kehadiran seseorang.
Yeji datang ke kelas mereka.
Terutama Junkyu, ia langsung memasang wajah dinginnya.
"waduh, si centil dateng." ucap Jihoon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Are You? Who Am I?
Teen FictionSaya tau kalo kalian gak bakal tertarik sama ceritanya kalo baca part awalnya doang, dimohon untuk baca sampai akhir, annyeong(๑・ω •)~♥"