Kau adalah misteri yang harus kupecahkan. Hati dan pikiranmu adalah tanda tanya besar dalam misi hidupku. Mendampingimu menjalani hidup adalah tugasku.
Karena aku adalah sahabatmu.***
Hati siapa yang tidak tenang ketika melihat sahabat barunya sakit? Adakah orang di dunia ini yang tega membiarkan sahabatnya murung dan menghadapi hidup seorang diri? Lalu disebut apa sahabat macam itu?
Faris juga merasakan hal itu. Semenjak pertemuan pertamanya dengan Lia, dia merasa bahwa Lia adalah gadis menyedihkan yang menanggung begitu banyak beban di hati. Entah kenapa empatinya sebagai seorang laki-laki ikut merasakan apa yang dirasakannya juga. Lia sepertinya sedang sakit. Tapi sakit itu selalu ia sembunyikan dari depan publik. Jika kebanyakan orang mengeluh karena derita hidupnya, Faris merasa Lia tidak seperti itu. Dia wanita yang berbeda dari yang lain. Terbukti ketika dia menanyakan keadaannya, Lia berusaha keras untuk tampak terlihat baik di depannya. Meskipun Faris tahu dia berbohong. Kebohongannya mudah sekali ditebak. Sorot mata sendunya selalu memberi tahu akan hal itu. Faris yakin dia adalah tipe wanita yang kuat.
Hari ini dia berjanji akan mentraktirnya jajan di kantin. Faris jadi tertarik ingin mengetahui perihal diri Lia yang sesungguhnya. Karena yang ia tahu, Lia adalah tipe perempuan yang tidak suka bergaul. Itu terbukti dengan perkataannya tempo hari yang mengatakan bahwa dia tidak suka keramaian.
Setelah mengorek informasi dari beberapa teman sekelasnya, Faris baru dapat mengetahui bahwa Lia adalah seseorang yang introvert dan tidak suka pada hal-hal yang berbau fashion. Lia lebih suka berdiam diri di perpustakaan, menghabiskan waktu dengan membaca buku atau mereview kembali apa yang sudah di pelajari. Lia adalah penghuni tetap perpustakaan. Namanya paling banyak tertulis di buku catatan pengunjung perpustakaan dengan rata-rata jumlah peminjaman buku sebanyak sepuluh kali dalam sebulan. Kalau dilihat dari prestasi akademiknya, Lia tergolong anak yang cerdasnya di atas rata-rata. Lia menyukai pelajaran Biologi dan Sastra. Koleksi buku di rumahnya yang sempat dilihat Faris beberapa waktu lalu semakin memperkuat spekulasi tentang dirinya.
Tidak hanya itu, Faris juga menggali informasi tentang Lia dari beberapa tetangga sebelah rumahnya. Rumah dia dan Lia memang saling berhadapan, tapi Faris tidaknpernah tahu apa yang sudah atau sedang terjadi di rumah megah itu. Yang ia tahu, Lia selalu bilang kalau ibunya selalu sibuk bekerja hingga dirinya merasa terabaikan.
"Sudah lama menunggu?" tanya seorang perempuan berseragam putih abu dengan rok panjang sampai mata kaki dan rambut diikat satu. Itu Lia.
"Iya, sudah setengah jam aku di sini. Kemana saja kau?"
"Maaf. Tadi aku dipanggil ke ruang guru untuk menyerahkan tugas Bahasa Inggris yang kemarin."
"Yang mana?"
"Itu yang disuruh membuat surat lamaran pekerjaan. Katanya sebagai pengganti ujian praktek."
"Oh ya? Kapan ujian praktek dimulai?"
"Mungkin minggu depan."
Ujian praktek memang akan dilaksanakan minggu depan. Tapi meskipun dilaksanakan minggu depan, beberapa guru mata pelajaran justru sudah curi start. Katanya agar saat harinya tiba, siswa tidak terlalu pusing dan kelelahan. Karena biasanya ujian dilaksanakan selama satu minggu, hingga ada lebih dari dua mata pelajaran yanh diujikan dalam satu hari.
Sebagai siswa yang baik, Faris dan Lia juga sudah mempersiapkan dirinya. Lia bahkan membawa buku kecil sebagai notes yang di dalamnya sudah ia cantumkan materi yang akan dihapalkannya. Pada saat apapun, kapanpun, dan dimanapun Lia dan Faris akan selalu seperti itu. Bahkan saat makan seperti sekarang ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAPUH (EDISI REVISI)
Teen FictionTitik terapuh seorang Aprilia adalah saat Faris, sahabat yang terbaik yang telah merubah hidupnya berada dalam keadaan tidak baiK-baik saja. Aprilia, seorang gadis penderita kanker otak stadium akhir yang sehari-hari bergelut dengan obat, menjalani...