Pos 2

35 7 1
                                    

Kami tiba di pos 2 sekitar jam satu siang.

...

Astaga, kaki gue gembor tak ketulung. Masa jalan2 lbh dari 2 jam. Biasanya kurang dari 2 jam udah beres.

Ini kemping atau nge-jejalah?

Bikin pusing...

"A Ian..." kalimatku menggantung. "Kapan penjaga pos 2 datang?"

"Mungkin, bentar lagi."

Napasku tertahan, kecewa. Jika begini, aku langsung teriak-teriak atau berguling-guling di tanah. Tapi aku masih bisa tahan emosi. Bukan seperti mereka. Sangat suram, terus mengeluh, dan kekecewaan mereka sangat dalam.

Bahkan Azmi selalu mengumpat tidak baik, sedangkan Yopi... aku tidak mau bilang. Dia meninju pohon tanpa sebab.

Kalau Lya...

Dia melempar batu di pinggir sungai.
Kawai...

"Kamu lagi ngintip?" tanya Azmi.

"Tidak."

"Beneran, nih! Ngintip2 nanti bintitan, loh!" sindir Yopi.

"Ga. Lagian apaan sih! Kmu ikut2an segala." Jawabku ketus, sambil memanyunkan bibir.

"Tong ngegas... gitu, Zal. Bisi tereh kolot. Ceuk kolot oge tong marah2 bisa kualat." kata Yopi.
Mata Yopi mirip persis kayak mata Dani, ada merah2 gitu.
"Rizal, kmu liat2 terus ada apa??" tanya Yopi.
"G ada." jawabku ketus.

Ya alloh. Mengapa gw jd emosian sih?! Padahal dia itu sahabat deket gw, kok jd sembal liat muka dia.

A Ian menyuruh kami baris buat 3 sap. Aku masih teringat kejadian yg menimpa Dani. Apa jasad nya t'lah ditemukan oleh pihak berwenang? Mengapa sampai saat ini tdk ada seorang pun yg mempermasalahkan masalah ini? Aku masih blm paham.

Aku tdk bisa menelepon polisi karena tdk ada sinyal.

Omong2x soal hp. Dmn hp ku sekarang? Aku tdk menemukannya di saku celana ku. Jangan2x hp ku kecemplung di pinggir sungai kali?? Gawat. Itu kan hp merek apple, baru pakai 3 bln udah hilang.

"Ada apa, Rizal?" tanya A Ian.
"Hp ku hilang."
"Maksudmu yg ini?"
A Ian menunjukkan hp hitam merek apple.
"Iya, kak. Itu punyaku."
A Ian mengembalikan hp ku. Syukurlah, dikira hilang ternyata disimpan oleh A Ian.
Tunggu dulu. "Bagaimana hp ku bisa sama A Ian?" tanyaku.
"Lya yg memberikannya pd ku. Jd, kmu harus berterima kasih pd nya."

"Begitu..."
Aku menoleh ke belakang, Lya tdk ada. Dmn dia??

Kak. Dream tiba di pos 2 dg membawa 2 panitia lain yg mengikuti nya dari belakang. Kak. Dream lbh aneh sekarang.

Sejak kapan dia berpenampilan komandan di tentara nazi dg mata yg berwarna hitam pekat??
Mencurigakan.

Tanpa basa-basi Azmi selaku pemimpin menyuruh merapihkan barisan.
"Lapor, pleton tujuh siap melaksanakan tugas."
"Kerjakan."
"Kerjakan."
Azmi balik kanan, kembali ke barisan.

"Assalammualaikum wr. wb." salam kak. Dream.
"Waalaikumsalam wr. wb."
"Kakak harap kalian t'lah siap menghadapi tantangan selanjutnya yaitu melewati danau diatas jembatan bambu itu."

Itu sih! Mudah.
Tinggal jalan hati-hati agar g jatuh ke danau.

"Jika ada yg pendapat kalian tantangan ini mudah? Itu mustahil. Karena danau ini dlm nya mencapai 15 m, di tambah beberapa predator ganas tinggal di dasar danau untuk melahap kalian. Contoh nya seperti itu."

Sekilas aku lihat bangkai Dani dilemparkan ke danau oleh 2 panitia itu. Tak perlu lama predator (buaya) muncul ke permukaan air dan melahap bulat2x... bangkai Dani sampai habis.

4 BROTHER version CRIME #Wattys2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang