Sedih

36 3 1
                                    

Melanjutkan eps yang kemari xD


[Di dalam saku jas kak. Dream....]

Bungkus permen yang terbuang, sisa makanan berbau busuk dan menyengat hidung. Juga beberapa hewan berbentuk monster terus mengawasi dari balik kegelapan. 

Aku ketakutan.

Sampai-sampai aku jadi parno sendiri.

"Rizal" panggil Lya.

"AAAAAAA......" jeritku. Menutup kepalaku dengan topi koboi. Dan membiarkan bokongku terlihat. "Apa Lya? Aku ketakutan setengah mati, tau!!!"

"Habisnya, kamu diam aja. Sejak tadi" ucapnya. Aneh.

"Makanya, kalau panggil pean-pelan dong!!!" ketusku.

"Dari tadi aku terus memanggilmu. Tapi, kamunya malah melamun" Lya berteriak lebih keras. Tak mau kalah dariku.

"Apa?! Bukannya kamu langsung kagetin aku tadi."

"Tidak. Justru aku terus panggil kamu. Sampai tenggorokanku sakit, kering, dan kantung suaraku mau pecah. Harusnya kamu lebih merawat lubang telingamu daripada melamun tak karuan. Melihat makhluk aneh yang sedang memangsa kita di balik kaca penjara ini. Aku lelah, capek, dan lapar. Aku bisa saja memakanmu atau makan daging Yopi yang kekar. Atau kita harus melakukan kanibalisme. Supaya tidak ada yang ribut soal keluar dari sini dengan selamat. Harusnya, kau tau. Bahwa aku kesal lebih dari setengah mati dibandingkan kamu. Aku tak tau. Aku sedang bicara tentang APAAAAAA?!" kalimat Lya diakhiri sebuah teriakan keras.

Membuat telingaku sakit, juga aku diam.

"Ya ampun, kalian berisik sekali." Ketus Yopi. Sendari tadi. Dia duduk sila sambil mengatur napas. "Aku sedang melakukan meditasi. Jika, kalian ingin berpacaran. Carilah ke tempat lain."

"KAMI TIDAK PACARAN" aku dan Lya mengucapkan kalimat yang sama dengan keras.

Yopi terkejut, "terserah kalian saja."

"Terus, kita harus bagaimana?" tanya Lya. "Kamu punya ide?"

Dia melirik padaku. "Kenapa kau melihatku? Udah, tau. Aku tidak punya rencana."

"Tunggu saja sampai semua berakhir" ucap Yopi. Dia terdengar lesuh dan parau. Tak seperti biasanya. Begitu juga Lya, dia lebih parah dari Yopi. Lingkar matanya hitam dan tatapan matanya tak bersahabat. Dia seperti mayat hidup. 

"Jangan sedih gitu. Semua akan baik-baik saja, kok." Apa yang aku ucapkan salah? Mereka tampak sedih. Gawat. Kalau gini terus aku ikut-ikutan kayak mereka juga. 

"Tenang saja, Rizal" pelan Lya.

Bikin kaget aja. 

"Kau tidak akan seperti kami" kali ini Yopi menambahkan.

Hah? Mereka bicara apa. 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 27, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

4 BROTHER version CRIME #Wattys2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang