Upacara part 2 🙆🙆

124 8 0
                                    

"Assalammualaikum WR. WB."

Aku berlari kecil memasuki barisan paling belakang.

Azmi, Dani, dan Yofi menyusulku dari belakang.

Mereka berjalan santai, tidak pedulikan tiga-empat panitia sedang mengawasi.

Astaga, aku bersumpah untuk keluar dari kelompok mereka.

"Ya, elah! Mereka ngapain sih!" bisik panitia yang berjaga di belakangku.

***

Api melahap kayu bakar.

Upacara api unggun berlangsung lama.

Aku menggigil kedinginan. Seragam pramuka tidak mampu menghangatkan tubuhku lebih lama.

Saat malam hari, di puncak gunung seperti kutub utara. Namun, api unggun menghangatkan perkemahan sekolah. Aku menggunakan jaket lebih tebal, duduk di hamparan rumput bersama para peserta.

Kami membuat lingkaran besar, mengelilingi api unggun.

Aku merasa hangat.

Malam begitu indah di alam bebas. Pohon-pohon menjulang tinggi ke atas, aku menengadah ke atas untuk melihat bayang-bayang di bawah pohon. Bintang-bintang bertaburan di angkasa, sungguh indah.

Bintang jatuh!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bintang jatuh!!!

Aku memejamkan mata, berharap aku bisa tidur nyenyak.

'Rizal.... Rizal.... Rizaal....!' tiga bayangan hitam tersenyum lebar kepadaku.

Mataku terbuka sempurna, "aku tertidur". Perlahan, rasa kantuk memberatkan mataku.

Dani berbincang dengan Yopi, Azmi tidur dengan posisi duduk sepertiku.

Mengembuskan napas, mataku mulai berat. Sepertinya aku kelelahan, lalu menyentuh keningku. Ujung hidungku dingin dan mulutku terasa kering.

Pak. Doni menyuruh A Ian dan dua panitia lain membubarkan para peserta untuk kembali ke dalam tenda.


PUKUL 21:17

Aku menggeliat pelan, ini jam tidur. Aku tidak terbiasa bangun lebih awal. Aku mengusap wajah, menguap, meregangkan tanganku. Lalu bergegas membangunkan Azmi.

"Azmi bangun.... Sudah disuruh berdiri" suruhku dengan nada berat.

Azmi bangun.

Aku berdiri, menepuk celana PDL cokelatku yang kotor.

Sekitar 15 menit, kami berbaris sesuai per pleton masing-masing. Pak. Doni memberikan kami instruksi kepada kami, untuk segera tidur. Karena tengah malam, kami harus bangun dan berbaris sesuai upcara pembukaan.

Terkadang, aku kesal harus bangun di tengah malam dan mendengar ceramah rohani dari guru galak. Meskipun aku mantan anak pramuka, tapi aku benci kondisi ekstrim di malam hari.

"Ah, bete banget. Bangun cepat!" keluh Azmi.

Aku, Dani, Yopi, dan Azmi berada di dalam tenda.

"Ush!! Kecilkan suaramu. Nanti ketahuan" bisik Dani.

"Kalian ini cerewet. Aku tidak bisa tidur nih!" balas Yopi, matanya separuh tertutup.

Aku segera memakai selimut, seperti Yopi. Menyandarkan kepalaku ditas sedikit empuk. Dani dan Azmi berada di sampingku. Mereka tertidur pulas, setelah berbincang tentang bumi dan mahluk asing atau... Sekedar mencari topik lebih seru untuk diobrolkan.

Yopi mendengkur, cukup keras mengganggu tidur.

Beberapa saat, tenda terlihat lengah.

Perlahan... lahan....

Mataku terasa berat.

Dan kemudian aku tertidur.

4 BROTHER version CRIME #Wattys2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang