20 - long night (2)

1.7K 71 15
                                    

*silahkan nyalakan video/audio untuk mendukung suasana membaca. (gak jg gapapa) ^^




****


Jessica berkelana dengan pikirannya sendiri ketika gurunya tengah membahas kisi-kisi soal ujian matematika. Selain karena kemampuan otaknya yang lemah, kehidupannya yang telah berubah membuatnya risau. Perempuan itu masih berdebat dengan dirinya sendiri, apakah kejadian erotis yang ia pikirkan, hanya mimpi atau benar terjadi semalam. Jika benar terjadi, itu yang kedua kalinya. Dan Jessica bersumpah, ia menyesalinya. Ia tak semestinya bertindak bodoh. Pikiran tentang menyukai lelaki itu adalah hal konyol yang tak seharusnya terlintas di benaknya. Menjijikkan dan mengenaskan, pikirnya. Jessica berdecih, ia hanya alat yang akan di buang. Ia tersenyum miris mengingat betapa tamak dan gegabahnya ia berpikir ia akan mendapat banyak uang hanya dengan status, dan semua akan kembali normal nantinya. Bodoh. Nyatanya ia tak menerimanya dengan gratis, atau hanya dengan status.

Harusnya ia tak menerima persetujuan konyol ini. Pernikahan yang terjadi dengan cara tidak masuk akal. Harusnya ia menolak dan membiarkan dirinya terkurung di penjara. Tapi... Kak Una? Pikirannya kembali sendu.

"Jessica! Saya tahu kamu sudah pintar dan menguasai soal ujian tapi tolong perhatikan saya!" Tegur bu Dian, guru matematika. Jessica menunduk.

"Wajahmu kelihatan pucat. Silahkan ke UKS jika merasa sakit!" tapi Jessica menggeleng dan mengatakan ia tak apa. Meski sebenarnya kepalanya terasa berat dan tubuhnya akhir-akhir ini sering kelelahan. 


Mirna dan Ainun hanya menatapnya dengan sendu. Tak ada waktu bagi Jessica untuk menjadi lemah. Selain tenggat waktu ujian nasional yang tinggal sepuluh hari lagi, ia juga harus menghadapi 'permasalahan pribadi' nya dan menyelesaikan nya segera.

**

Sekertaris pribadi Mingyu terlihat tengah menyusun berkas yang ada di meja nya sebelum akhirnya ia memasuki ruangan milik atasannya itu. Lelaki itu rupanya tengah fokus menatap layar komputer seolah tak terdistraksi oleh apapun. Dibuktikan dengan tak bergemingnya lelaki tan itu ketika sekertaris Park memasuki ruangannya.

"Ini daftarnya, pak" sekertaris yang berada di usia pertengahan 30 an itu menyerahkan ordner yang di dalamnya telah terisi tumpukan kertas.

"Taruh disana" Mingyu menunjuk salah satu spot di meja nya yang berantakan itu dengan telunjuknya. Sekertaris Park menurutinya lalu menaruh ordner itu sesuai perintah Mingyu.

Namun pria itu nampaknya tak bergerak dari tempatnya. Kini Mingyu menyadari keberadaannya. Lelaki itu menatap sekertaris pribadinya dengan tatapan bingung.

"Kenapa?"

Park terlihat menimang dan merapatkan bibirnya ragu. Melihat itu, raut wajah Mingyu berubah. Seolah mengatakan jika ia sedang terlalu sibuk untuk membaca pikiran sekertaris Park. Akhirnya pria itu buka suara.

"Tadi pagi tuan Wonwoo kemari" jawabnya. Mingyu mengembalikan atensi nya pada layar komputer. Seolah tak tertarik dengan jawaban sekertaris Park.

"Ada masalah?" tanyanya tanpa mengalihkan atensi nya pada pekerjaan.

"Tidak pak. tetapi beliau sempat mengancam para sekertaris dan staff keamanan karena sesuai perintah anda, saya meminta seluruh staff tidak membiarkannya masuk tanpa janji dengan anda"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 05, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Dark Side of Mr. Gyu • Kim MingyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang