10 - The day

3.4K 282 75
                                    

VOTE DAN COMMENT.....


Adalah sesuatu yang tidak berat dilakukan. Kayaknya bukan rindu nya Dilan yang berat. Tapi buat vote dan comment berat di dunia orens ini.

















Sebuah gaun berwarna putih tergantung di depan mata jesica. Gaun itu berpotongan sederhana tapi masih terlihat mewah. Siapapun kaum hawa yang melihat gaun tersebut akan berbinar. Tapi tak dengan jesica yang masih betah menatap lurus dengan pandangan kosong.

Wajahnya yang sudah dirias seolah percuma dengan raut nya yang muram. Lalu gadis itu menoleh seketika suara wanita yang sangat ia sayangi terdengar.

"Kok belum dipake sih jes? Ini pemberkatannya udah mau mulai."

Jesica malah menangis mendengar ucapan wanita itu.

"Eh...eh kenapa? Make up nya luntur nanti. Aduh jes–" jesica langsung menghambur memeluk wanita yang ia panggil mama itu.

"Jesica takut ma" dengan suara lirihnya. Membuat maria, ibunda jesica tak tahan ingin menangis pula. Wanita itu menenangkan jesica sambil menepuk-nepuk bahunya.

"Udah..udah ya. Percaya sama tuhan ini udah jalan nya adek." Maria lalu menghapus air mata anaknya, "udah. Kannn jadi luntur kan. Udah ah jangan nangis. Nanti aja pas sungkem nangis nya" kata wanita itu mencoba untuk menghibur anaknya.

Maria tak mengerti, apa maksud jesica ketika ia mengatakan ketakutan nya. Bukan karena statusnya yang harus menjadi istri orang dimasa remajanya, atau karena ia harus kehilangan masa mudanya. Tetapi karena pernikahan ini konyol. Ini pernikahan yang bisa berakhir kapan saja lelaki itu mau. Dan selain itu, bahaya mengancam nyawa jesica. Ia ingat betul ancaman lelaki bernama wonwoo itu.

**

Jesica merasa berdosa di depan altar saat harus mengucap janji yang bahkan tidak mungkin terjadi. Ia berdecih. Ia mungkin harus banyak pengakuan dosa setelah ini.

Pemberkatan pernikahan terjadi begitu saja tanpa ada halangan dan hambatan apapun. Walaupun tak ada satupun teman ataupun orang yang ia kenali kecuali keluarganya hadir dalam pemberkatan itu. Jesica sekarang memikirkan statusnya yang sudah jadi istri orang. Dia jijik sendiri.

Sesuai persyaratan yang Mingyu berikan, dia harus tinggal di rumah pria itu, ya sebagaimana layaknya istrinya. Jesica selalu mau muntah mengingat atau menyebut labelnya sebagai istri pria menyimpang itu.

Keluarga Jesica dan keluarga Mingyu masih berada di rumah itu. Jesica masih ingin juga menikmati waktu nya sebelum ia akan jauh dari kedua orang tuanya. Sampai akhirnya mereka memang harus pergi dari rumah Mingyu.

"Baik-baik ya. Sekarang udah ada yang ngatur kamu selain mama sama papa." Jesica memutar bola mata. Rasanya kalimat yang dilontarkan mamanya terlalu tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya.

***

Jesica kembali meyakinkan diri membayangkan kalau dia beruntung dinikahi pengusaha kaya raya. Apalagi tahun ini akan banyak kpop idol yang debut dan konser ke Indonesia. Jesica lalu tertawa sendiri membayangkan dia bisa melakukan yang ia mau.

Sedang asyik membayangkan oppa, Jesica jadi ingat ponselnya yang seharian belum ia sentuh. Ngomong-ngomong, cowok menyimpang itu juga entah kemana sejak keluarga mereka pulang tadi, dia gak memperlihatkan diri. Jesica gak peduli dengan mengangkat bahunya acuh sambil membuka pesan dari ponselnya.

"Oh My God... 999+"

memang banyak pesan yang masuk ke aplikasi line nya. Tapi yang paling menarik perhatiannya adalah pesan dari Jinyoung.

The Dark Side of Mr. Gyu • Kim MingyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang