pt.1 Beautiful goodbye

3.1K 177 15
                                    











"Aku pulang." Pria baru saja kembali dari kantornya itu memasuki rumahnya melepas sepatu nya dan melepas sepatunya.

"Aku sudah menyiapkan air hangat untukmu kau bisa langsung mandi" wanita itu mengambil tas milik suaminya dan mengambil jas yg dilempar suaminya ke kasur.

Sembari menunggu suaminya mandi ia menghangatkan sup yg tadi sore ia buat. 15 menit kemudian suaminya selesai mandi ia keluar dari kamar dan berjalan ke arah meja makan.

"Makanlah aku sudah menghangatka nnya" pria itu duduk di meja makan sedari tadi ia sama sekali tidak mengeluarkan suarannya.

Wanita yang memakai piama kebesara itu dengan telaten mengambil beberapa nasi dan ia taruh di piring milik suaminya Setelah itu mengambil minum lalu ia simpan di sebelah piring pria itu.

"Aku akan langsung tidur kalau begitu." Wanita itu berjalan ke arah kamar tapi sebuah suara membuat ia menghentikan langkahnya.

"Tetaplah disini temani aku makan
" wanita itu membalikan badannya dan menuruti kemauan pria yang baru setengah tahun ini menjadi suaminya.

"Bagaimana pekerjaanmu hari ini?" Wanita itu menatap ke arah suaminya yg masih sibuk melahap makanannya sambil tersenyum.

"Cukup baik." Pria itu menjawab singkat.

"Oh iya apa bos mu masih suka marah marah?" Wanita itu masih memperhatikan suaminya sembari tersenyum, ia senang suaminya makan dengan lahap malam ini.

"Sudah tidak untungnya, ternyata kemarin dia marah marah karena pacar nya memutuskan dia begitu saja."

"Kau tahu? Mana ada wanita yg tahan dengan pria pelit dan pemarah sepertinya? Jelas saja wanita itu memutuskan nya begitu saja haha--" pria itu menghentikan tawannya melihat wanita dihadapannya tersenyum senang.

"Geurae? Tapi bukankah dia tampan dan banyak uang? Seharusnya para wanita itu mengenyampingkan sifat bos mu itu demi mendapatkan pria sepertinya."

Pria itu meneguk minumannya dan menatap wanita yg menyandang status sebagai istrinya itu kesal.

"Kalau begitu menikah lah dengan nya jangan denganku." Pria itu menaruh piring bekas dia makan ke tempat cuci piring dan berbalik menatap istrinya yg ternyata mengikutinya.

"Tapi aku sudah terlanjur menikah denganmu bagaimana?" Ia mendekati suaminya yg sedang merajuk itu.

"Yaaa sudah berarti tidak ada kesempatan untukmu agar bisa menikah dengan pria tanpan rambut itu." Lelaki itu berjalan melewati wanita berkulit putih pucat tersebut.

"Ada tentu aku mempunyai kesempatan." Wanita itu mengikuti suaminya dan berjalan menuju kamar mereka lalu wanita berambut cokelat tua itu menutup pintu.

"Jangan bermimpi." Suaminya tersenyum meremehkan

"Kita sebaiknya berce--" lelaki itu membekap mulut istrinya dengan cepat membuat wanita itu sedikir meronta

"Yah! Apa yang mau kau ucapkan?"

"Jsjwmaowhysb.." wanita itu menepuk tangan suaminnya pelan karna ia hampir kehilangan napas.
Suaminya pun langsung melepaskan tangannya dari mulut istrinya.

"Haahh yaahh kau mau membunuhku?!" Wanita itu menatap lelaki di sebelahnya tajam.

"Mian habisnya kau mau bicara apa? Jangan bicara sembarangan!"

"Aku mau bilang sebaiknya kita bercepat cepat untuk tidur karena sudah larut malam."

"Mwoya? Kalimat macam apa itu bercepat cepat?" Tanya suaminya tak percaya

"Kau ini cerewet sekali terserah ku mau berbicara apapun wlee." Wanita itu mengeluarkan lidahnya seperti anak kecil

"Ya apa apaan itu." Ucap Pria itu tidak terima ia menghampiri wanita  itu dan menarik nya kedalam pelukannya.

"Nah kena kau." Ia menelusupkan tangannya ke dalam piyama istrinya.

"Ish nakaal." Ia menepuk tangan suaminya yg sudah masuk ke dalam piayamannya

"Kau pasti lelah sebaiknya kita tidur." Wanita itu melepaskan kedua tangan suaminya yg melingkar di perutnya.

"Cium aku dulu." Suaminya memajukam bibir nya dan wanita itu mengecup bibir suaminya singkat.

"Hey ayolaah itu kecupan bukan cium."

"Yg penting sama sama di bibir."
Wanita itu menaiki ranjangnya dan membiarkan suaminya itu berdiri menatapnya kesal

"Iriwaa." Ia menepuk nepuk tempat kosong di sebelahnya

"Tak mau." Wanita itu tertawa kecil melihat suaminya yg merajuk lagi.

"Tidur atau aku akan terus tertidur."lelaki itu langsung melompat ke kasur mereka mendengar ancaman dari istrinya.

"Good boy." Ia mengelus kepala suaminya sayang.

"Yeobo." Panggil suaminya , mereka berdua sekarang tidur dengan saling berhadapan.

"Jangan mengatakan hal seperti itu lagi." Pria itu menggenggam tangan istrinya dan mengecup nya beberapa kali.

"Wae? Aku hanya bercanda kenapa kau ketakutan seperti itu?"

"Hanya turuti saja ucapanku arraseo?"

Wanita itu mengangguk patuh

"Mianhe sampai saat ini aku belum bisa memberikan anak untukmu."  Tersirat kesedihan dari wajah wanita itu.

"Gwenchana kita masih punya banyak waktu aku akan tetap bersabar, asal kau terus bersamaku berapa puluh tahun pun akan aku tunggu." Ia menarik kepala istrinya ke dalam pelukannya.

"Bukankah agak berlebihan jika menyebutkan berpuluh puluh tahun lagi." Wanita itu menatap sendu kedua matan suaminya.

"Tidak itu tidak berlebihan .. kau akan disampingku sampai berpuluh
puluh tahun berikutnya bahkan ratusan."

"Yeob--"

"Ssstt sebaiknya kita tidur."













Main tebak tebakan kuy? Yang bener dapet 1 porsi bakso beli sendiri

Kira kira kali ini kapal mana yg gua layarkan ?

Short Story (IZ*ONE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang