Selang enam tahun pasca pembantaian organisasi Black Rust, kota Bolicus semakin makmur dan sejahtera. Semenjak tragedi Bulan Perak—kejadian dimana aku membantai habis semua anggota Black Rust di kota ini—organisasi-organisasi lain tidak berani menyentuh atau mencari masalah dengan Bolicus—terutama terhadap diriku ataupun Lizzy.
Ketika berita ini tersebar, penduduk sekitar benar-benar ketakutan begitu melihatku seakan-akan aku adalah monster terburuk bagi mereka. Mungkin aku memang monster, tapi monster dalam artian tertentu bukan monster yang benar-benar monster.
Tentu berita tentangku yang telah menghabisi seluruh anggota Black Rust juga sampai di telinga sister Welly dan kawan-kawan, begitu pula Lizzy. Aku dimarahi habis-habisan oleh sister Welly dan Lizzy karena bertindak sejauh itu dengan keputusan sendiri. Namun mereka tidak membuangku, mereka mengerti tentang perasaanku yang membludak karena orang yang kusayangi terancam nyawanya.
Sebenarnya aku tak mengerti, kenapa mereka bisa tidak dendam atau marah terhadap orang-orang yang membuat mereka hampir kehilangan nyawa? Bagiku yang memiliki prinsip 'baik dibalas baik, jahat dibalas jahat' hal seperti itu bukanlah masalah. Daging dibalas daging, luka dibalas luka, nyawa dibalas nyawa, itulah yang menjadi pedoman hidupku di masa lalu.
Aku tidak dan takkan pernah mau mengalah jika ada perbuatan yang tak benar terjadi padaku. Contohnya, aku bertemu beberapa preman yang berniat memeras uangku, aku tidak mengalah tapi menghajar dan mengambil uang mereka. Kenapa? Karena itulah yang akan mereka lakukan jika aku menolak keinginan mereka, jadi aku kembalikan saja niat tersebut.
Tapi berkat kejadian Bulan Perak, aku mendapat rezeki yang melimpah. Serikat petualang memberiku ribuan Geld sebagai kompensiasi atas membinasakan Black Rust yang memang membuat kota ini dilanda teror selama kurang lebih empat bulan. Bukan hanya uang, mereka juga menaikkan tingkat petualangku menjadi Bronze—dari yang awalnya Copper.
Tak hanya itu, aku juga dipanggil oleh Gremor Scavancy ke kediamannya. Aku diberi beberapa ribu Geld dan sebuah gelar kecil olehnya sebagai penghargaan, karena saat ini ialah yang menguasai kota Bolicus—bukan keluarga Boris kurang ajar itu.
Kau tahu, keluarga Boris sama sekali tak berperan dalam pembangunan dan pemulihan kota Bolicus setelah invasi monster terdahulu. Sebaliknya, mereka memanfaatkan kondisi ini agar warga berhutang budi pada mereka dengan cara memberi pinjaman dana, perbaikan rumah, ataupun kebutuhan pangan menggunakan surat perjanjian magis yang menggunakan kertas khusus dari pohon Arcatia.
Pohon Arcatia memang sudah terkenal sejak ratusan tahun lalu sebagai pohon yang bisa mengikat perjanjian dan mengutuk mereka yang melanggarnya. Meskipun waktu itu belum terdapat kertas, orang-orang zaman dahulu sering mengukir nama, isi perjanjian, tanda tangan, serta tetesan darah di batang pohon Arcatia untuk membuat perjanjian mutlak yang disebut Absolute Troth. Hal ini kuketahui dari buku-buku di perpustakaan umum Bolicus.
Sekali mereka membubuhkan tanda tangan dan tetesan darah, mereka takkan bisa kabur dari konsekuensi perjanjian. Lain halnya jika perjanjian dibatalkan dengan persetujuan kedua belah pihak. Kalau perjanjian batal, maka kertas tersebut akan hangus terbakar menjadi abu bersama isi perjanjian yang sudah tertanam dalam tubuh mereka.
Untungnya hal itu tak berjalan dalam waktu yang lama sehingga hanya sedikit warga yang menandatangani kertas Absolute Troth tersebut. Gremor Scanvancy datang dan memberi bantuan kepada para warga yang membutuhkan secara cuma-cuma, sehingga keluarga Boris terpaksa menutup 'lahan bisnis' mereka.
Peran Gremor Scavancy memang paling besar dibalik pembangunan dan pemulihan Bolicus, bahkan perkembangan kota ini masih belum berhenti. Tembok-tembok diperkuat, bahan yang digunakan untuk membuat rumah juga ditingkatkan kualitasnya, lalu tak jarang pula warga diberi pengarahan dalam menggunakan sihir dan teknik bela diri untuk mempertahankan hidup mereka jika berada dalam bahaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Incarnation of Silver Hero [HIATUS]
FantasySeorang agen pembunuh kelas atas, yang dikenal dengan julukan The Death Mist, mati karena terjebak dalam rencana pengkhianatan rekan kerjanya sendiri. Dalam keadaan sekarat, ia benar-benar pasrah akan hidupnya. Kedua kakinya patah, kedua telapak tan...