Aroma masakan menguar dalam ruangan itu. Seulgi dengan senyum manisnya mencicipi sup buatanya dengan sendok. Rasanya pas. Dirinya mematikan kompor lalu mengambil mangkok.
"Kenapa Jimin belum bangun" ucapnya lalu meletakan mangkok berisi sup itu ke atas meja.
Seulgi melepas celemek coklat ditubuhnya lalu berjalan menuju kamar yang pintunya masih tertutup rapat. Seulgi masuk dan bergegas membangunkan laki-laki itu.
"Jimin bangun" ucapnya lalu menguncang tubuh Jimin. "Kau tidak..."
"Hmm" potong Jimin dengan suara khas bangun tidur. Mata sipitnya perlahan terbuka. Menampilkan sosok perempuan dengan tubuh yang mulai berisi disampingnya.
"Kau tidak ke kantor" tanya Seulgi sembari menyibak gorden hingga cahaya matahari merambat masuk kedalam ruangan.
"Nanti" balas Jimin sembari memeluk tubuh Seulgi dari belakang. Terdengar romantis memang. Namun dalam hati Seulgi selalu berfikir apakah perubahan sikap Jimin akhir-akhir ini karena bayi yang dikandungnya. Sebelumnya Jimin tak pernah seperti ini.
"Lepaskan. Bersihkan tubuhmu" Seulgi menyangkal lalu pergi keluar.
Sementara Jimin hanya mengulum senyum melihat kepergian Seulgi. Ada rasa bahagia tersendiri ketika perempuan itu tak lagi berusaha mengugurkan calon bayinya. Bahkan Jimin mulai merasa ada yang aneh dalam relung hatinya, ketika dirinya bersama dengan Seulgi ataupun jauh dengan Seulgi. Semacam rasa ingin selalu bersama dan tak ingin jauh-jauh. Jimin menggeleng lalu bergegas masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.
***
Seulgi menelan sisa sarapanya lalu memakai jam tangan ditanganya. "Jim aku ingin tas baru. Belikan ya?" Ucap Seulgi pada Jimin yang masih menyantap sup jamur dimeja.
"Tidak" jawabnya.
"Tapi aku menginginkanya" ucap Seulgi lagi. Suaranya pun terdengar semakin manja.
Jimin meneguk air putihnya lalu mengeser susu kehadapan Seulgi. "Tidak sebelum kau minum susu itu"
Seulgi mencebik namun tetap meminum susu itu hingga tetes terakhir agar laki-laki itu puas. "Aku juga ingin baju dan sepatu. Aku mulai bosan dengan yang dilemari" ucapnya.
"Kapan-kapan saja. Aku sibuk hari ini" jawab Jimin lalu bangkit dan mengambil tas kantornya.
"Kau bilang ingin turuti semua keinginanku. Dasar penipu" Seulgi bersungut lalu mengambil tas jinjingnya untuk pergi melangkah keluar.
"Akan ku antar" Jimin berucap disertai cekalan dilengan Seulgi.
"Tidak usah, bukanya kau sibuk hari ini" balas Seulgi melanjutkan langkahnya.
Jimin menggeram dalam hati. "Baiklah, baiklah. Sekarang akan kubelikan tas, sepatu, dan baju untukmu. Kau ingin apa lagi?" Jimin mengalah untuk kesekian kalinya.
"Aku sudah tidak menginginkan itu lagi" balas Seulgi melirik sinis Jimin. "Sekarang antar aku keangensi" lanjutnya memerintah.
Bukanya dia bilang tidak usah. Dasar perempuan. Jimin merutuk dalan hati namun tetap menuruti Seulgi agar dia tidak semakin mirip dengan serigala lapar. Lihat saja wajahnya yang sedari tadi tertekuk.
***
Seulgi membuka pintu mobil dan tanpa mengucap apapun dia masuk kedalam agensi. Dirinya sudah kepalang kesal dengan Jimin. Seulgi itu tidak suka penolakan.
"Seulgi unnie" panggilan itu membuat Seulgi menoleh.
"Oh, kau" Seulgi membalas lambaian Yuqi. Perempuan yang sekarang merubah warna rambutnya menjadi blonde itu berjalan menghampiri Seulgi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Eau De Perfect
Fanfiction#SeulMin Menikah tanpa dasar cinta tak pernah terlintas sekalipun dibenak Kang Seulgi, perempuan duapuluh tujuh tahun itu bahkan tak pernah tau siapa laki-laki yang dipilihkan sang mama untuknya. Seulgi tak tau apa yang terjadi jika pernikahan itu b...