15. This baby [END]

5.1K 420 24
                                        

Sesuai perkiraan satu minggu lagi Seulgi akan melahirkan. Perempuan itu sebisa mungkin mempersiapkan apa saja yang dibutuhkan. Hubunganya dengan sang Mama pun membaik. Sieun juga kerap pulang ke Korea untuk menjenguk putri semata wayangnya itu.

"Aku mungkin tak bisa menemani mu melahirkan nanti. Maafkan aku" ucap Jimin pada Seulgi. Mereka kini tengah menikmati sunset dibalkon. Sehingga suasana romantis begitu terasa.

"Tidak apa, Jim. Ada eomma dan mama yang menemaniku nanti" balas Seulgi lalu kembali menyandarkan kepala pada dada sang suami.

"Kau yakin? Apa aku tidak usah berangkat saja ya" Jimin menghentikan elusan diperut besar Seulgi.

"Jangan!" cegah Seulgi. "Kau mendapatkan proyek itu dengan susah payah. Jangan sia-siakan" lanjut Seulgi.

"Baiklah. Aku akan usahakan pulang cepat" ucap Jimin lalu mengecup puncak kepala Seulgi.

***

Seulgi dengan senyum manisnya mengantar Jimin hingga laki-laki itu masuk kedalam pesawat. Setelah pesawat itu lepas landas, Seulgi baru meninggalakan bandara dengan tenang.

"Bisa kita pulang sekarang. Aku lelah" ucap Seulgi yang diangguki sang sopir.

Mobil melaju menuju kediaman keluarga Park. Selama perjalanan Seulgi hanya merenung sambil mengusap perut besarnya . Ada setitik rasa berat yang menjalari hatinya saat Jimin pergi. Namun Seulgi tak ingin egois untuk kedua kalinya. Dirinya harus bersikap lebih matang, apalagi akan ada si kecil yang akan segera hadir didunia ini.

"Terima kasih" ucap Seulgi pada sang sopir setelah mobil itu berhenti dihalaman rumah.

Seulgi mengambil tas jinjingnya lalu masuk kedalam. Misoo belum pulang rupanya, wanita paruh baya itu tak bisa ikut mengantar Jimin karena ada urusan mendesak yang harus segera diselesaikan.

"Nona mau dipijat" tawar bibi Kim saat Seulgi mendudukan dirinya disingle sofa diruang tengah.

"Tidak usah bibi" tolak Seulgi.

"Tidak apa-apa" bibi Kim melepas flat shoes yang dikenakan Seulgi lalu mulai memijat kakinya. "Bibi tau nona keleahan" ucapnya sembari menyungging senyum sayu.

"Terima kasih" ucap Seulgi. Dirinya merasa akhir-akhir ini terlalu banyak mengucapkan kata terima kasih, entah pada siapapun. Bibi Kim, penjual jjajangmyeon, paman supir dan banyak lainya.

"Eum bibi, apa melahirkan itu sangat sakit?" Tanya Seulgi mengisi kekosongan diantara keduanya.

"Rasanya memang sakit, tapi itu akan menjadi sakit paling membahagiakan seumur hidup" balas bibi Kim membalas pertanyaan Seulgi.

"Apakah dulu bibi Kim ditemani suami bibi saat melahirkan?" Tanya Seulgi lagi.

Bibi Kim yang mulai mengerti arah pembicaraan Seulgi hanya menyungging senyum. "Dulu saat bibi melahirkan, suami bibi sedang ada pekerjaan diluar kota sehingga bibi hanya ditemani kakak dan ibu bibi saja" jelas bibi Kim.

Seulgi hanya mengangguk menanggapi penjelasan bibi Kim. Dirinya yakin semua ini akan berbuah manis pada waktunya.

"Unnie aku pergi dulu ya. Jika eomma bertanya, jawab saja aku sedang dirumah Nayeon" suara Chaeyoung menyapa pendengaran Seulgi. Perempuan itu mengiyakan tanpa banyak protes.

Eau De Perfect Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang