5. A half day

3.7K 432 11
                                    

Setelah kepergian Woojin yang hilang dibalik lift, Seulgi kembali menutup pintu kemudian berjalan menuju dapur untuk menyantap makanan yang tampak lezat meski masih terbungkus rapi dalam paper bag.

Seulgi mengeluarkan satu persatu isi paper bag yang mampu membuat air liurnya hampir menetes karena aroma lezat yang semakin membuatnya lapar. Hampir semua yang tersaji disini adalah fast food yang seharusnya ia hindari karena mampu membuat berat badanya naik secara drastis. Namun dirinta tak peduli untuk saat ini, katena rasa laparnya membuat egonya turun.

"Eum..." suara kunyahan Seulgi terdengar nikmat setelah sepotong pizza berhasil masuk kedalam mulutnya.

"Siapa yang menyuruhmu memakanya" ucapan itu membuat Seulgi mendongak dan mendapati Jimin duduk dihadapanya dengan segelas air dingin yang hanya menanggalkan setengah.

Seulgi membutar bola matanya malas, "apa kau tidak ikhlas jika aku makan ini" Seulgi menelan kunyahan keduanya. "Kau bisa membelinya lagi, lagian jika aku memakan semua ini tidak akan membuatmu miskin"

Astaga. Perempuan dihadapanya ini banyak bicara sekali, dirinya hanya mengatakan beberapa kata namun langsung dibalas rentetan kata oleh Seulgi. Jimin menghela nafas lalu mengambil hamburger yang masih terbungkus untuk dimakanya. Satu pesan masuk membuat perhatian Jimin beralih pada benda persegi dihadapanya. Jimin meletakan hamburgernya dipiring kemudian membalas pesan yang baru saja masuk kedalam handpone dengan senyum tipis tersungging.

"Kita baru menikah tiga hari yang lalu, tapi kau sudah berselingkuh dibelakangku" ucapan bernada sindiran itu membuat Jimin memandang Seulgi yang sibuk mengunyah pizza seolah baru saja tak mengucapkan apapun.

"Aku memang berselingkuh dibelakangmu, apa kau cemburu" balas Jimin tenang sambil membalas pesan baru dari orang yang sama, Park Chaeyoung, adiknya.

"Ukhukkk" Seulgi mengipaskan tanganya didepan wajah karena pizza yang baru masuk kemulutnya mendadak tertelan tanpa dikunyah, wajahnya memerah dengan batuk ringan. Kerongkongnya sakit luar biasa.

"Aku tidak akan memintanya" Jimin mengeser gelas disampingnya yang langsung diteguk habis oleh Seulgi.

Dengan nafas terputus-putus, Seulgi menatap horor Jimin. "Jadi kau benar-benar berselingkuh"

"Apa kau cemburu?" Jimin bertanya lalu mengambil hamburger dipiring dan kembali mengunyahnya.

"Untuk apa aku cemburu" Seulgi membuang muka lalu kembali memakan pizzanya.

"Apa kau ingin tau siapa nama selingkuhanku?" Tanya Jimin dengan smirik diwajahnya.

"Aku tidak tertarik" Seulgi berjalan mengambil air didispenser dekat kulkas, lalu kembali duduk sambil menghentakan gelas yang dibawanya kemeja.

"Benarkah?" Jimin terkekeh lalu mengambil bungkusan laun dalam paper bag berbeda disamping Seulgi. Jimin mengambil mangkuk lalu menuang sup haejengguk pesananya, kemudian menyerahkanya pada Seulgi. "Jangan lupa dimakan" ucapnya.

"Aku tidak mau"

"Untuk menghilangkan pengarmu, aku tidak ingin melihatmu meracau seperti kemarin" lanjut Jimin yang membuat Seulgi malu setengah mati. Bagaimana jika semalam ia melakukan hal memalukan.

"Kenapa kau tidak ke kantor" Seulgi melirik Jimin lewat sudut matanya.

"Aku hanya ingin bersantai" jawabnya lalu mengambil minuman soda dikulkas.

***

Sejak satu jam yang lalu, Seulgi masih betah menetap dibalkon dengan handpone yang masih menempel ditelinga kanannya. Sesekali tawa meledak ketika seseorang diseberang sana bercerita hal yang mampu mengelitik perut.

Eau De Perfect Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang