Jason dan yang lainnya sudah pulang sejam yang lalu, meninggalkan Alana yang menggerutu kesal karena akhirnya kamarnya kembali sepi dan membosankan. Sungguh jika bisa, dia ingin dirawat di sekolah saja supaya bisa bertemu teman-temannya dan tidak kesepian lagi
"Ngapa tuh bibir di monyong-monyongin? Minta gue cium apa begimana?" Lucas mencomot bibir Alana menggunakan tangannya membuat Alana melotot kesal. Enak saja main comot-comot bibir orang, Nanti kalau bibir Alana tidak seksi lagi gara-gara comotan tangan Lucas bagaimana? Bisa rugi Alana. Dia kan sering menerima endors lipstick berkat bibir seksinya itu.
"Plakk"
Alana menggeplak tangan Lucas dengan keras membuat sang empunya langsung menarik tangannya kaget."Buset dah Neng, pedes banget tuh geplakan" Ucap Lucas sambil mengelus-elus tangannya yang memerah akibat geplakan maut Alana.
"Rasain tuh! Makanya jangan asal nyomot-nyomot bibir seksi gue" Alana menyeringai puas ketika melihat hasil karyanya di punggung tangan Lucas. Halah Lucas, badan doang gede baru digeplak begitu doang udah mau mewek, ck cemen.
"Cewek jadi-jadian emang lo!" Lucas menatap Alana kesal karena dia tidak melihat rasa bersalah sama sekali di raut wajah gadis itu. Alana nampak santai setelah melakukan kekerasa padanya. Dasar gadis itu, untuk sayang, eh.
Lucas memakai jaket denimnya dan merapihkan rambutnya yang sedikit berantakan. Padahal tanpa dirapihkan pun laki-laki itu tetap terlihat tampan. Ketampanannya yang paripurna membuat penampilannya terlihat sempurna bagaimanapun keadaannya. Memang ketampanan yang hakiki.
Melihat Lucas yang terlihat merapihkan penampilannya membuat Alana mengernyitkan alisnya. Mau kemana laki-laki itu? Jangan-jangan dia mau meninggalkannya seorang diri di ruangan yang begitu membosankan ini.
"Lo mau kemana? Jangan bilang lo mau ninggalin gue sendiri diruangan lucnut ini"
Alana langsung menodong Lucas dengan pertanyaan ketika dilihatnya Lucas sudah selesai merapihkan penampilannya."Duh sorry banget Al, gue ada urusan penting banget" Lucas memandang Alana menyesal. Yah mau bagaimana lagi, urusannya benar-benar penting. Jadi mau tidak mau dia harus meninggalkan Alana sekarang.
"Ih jadi lo beneran mau ninggalin gue disini? Lo tega banget. Gue kan gak ada temen" Lucas menghembuskan nafasnya berat. Dia juga sebenarnya tidak tega tapi mau bagaimana lagi?.
"Bukan gitu Al, gue juga sebenernya gak tega ninggalin lo sendiri, tapi mau gimana lagi urusan gue bener-bener gak bisa ditinggalin" Lucas mencoba memberikan pengertian agar gadis itu mengerti
"Gak bisa diwakilin aja emang Luc? Harus lo banget yang kesana?" Alana mulai merengek sambil menarik-narik ujung baju Lucas membuat Lucas gemas melihatnya.
"Gak bisa Al. Harus gue yang handle urusan ini langsung. Gak apa-apa kan Al gue tinggal sebentar? Gue janji gak bakalan lama" Lucas mengusap kepala Alana sayang, merasa bersalah karena harus membiarkan gadis itu kesepian di kamar seluas ini.
"Ya udah deh. Lo hati-hati di jalan. Cepet balik lagi kesini" Akhirnya Alana mengizinkan Lucas pergi walau hatinya masih menggerutu tidak setuju.
"Yang ikhlas dong bilang hati-hatinya. Entar gue kenapa-kenapa lagi dijalan gara-gara elo nya begitu"
"Iya Lucas sayang. Hati-hati di jalan yah, cepet balik lagi. Alana gak mau ditinggal lama-lama" Ucap Alana sok imut sambil mengedip-ngedipkan matanya membuat Lucas terkekeh melihat tingkah lakunya. Alana jika sedang kesal memang sangat menggemaskan. Membuat Lucas ingin membawanya pulang.
"Haha iya. Gue pergi dulu ya. Byeeeeee"
*****
Tok tok tok
KAMU SEDANG MEMBACA
Enough
Romance17+ (Tapi nggak plus plus banget ko) El Rayga Valdes Alexander, seorang bilionare muda yang hidup serba berkecukupan. Semua keinginannya selalu terpenuhi entah itu dengan cara yang benar atau kotor sekalipun. Rayga adalah sosok pria idaman seluruh k...