"Ancaman"

4.2K 129 4
                                    

"Balikan yu Al"

Alana mengerjapkan matanya terkejut. Ba..ba...balikan? Apa? Rayga mengajaknya balikan? Laki-laki brengsek ini mengajaknya balikan? Apa dia tidak salah dengar?! Woaaah pasti telinganya sudah rusak karena mendengar sesuatu yang mustahil diucapkan laki-laki itu.

"Hah?" Beo Alana

"Ayo balikan. Aku pengen kamu jadi pacar aku lagi" Rayga berucap dengan lancar seolah hal itu tak membawa efek apapun bagi Alana.

Tangan Alana tiba-tiba mengepal erat. Balikan? Hah yang benar saja. Setelah semua yang pria itu lakukan sekarang dia memintanya kembali dengan begitu santai?. Apa-apaan ini? Dia fikir Alana barang yang bisa dibuang dan diambil sesuka hati?. Maaf saja, Alana tidak akan pernah sudi kembali ke pelukan pria brengsek seperti laki-laki itu.

"Lepasin" Alana berontak sekali lagi sambil mencoba melepaskan tangan Rayga yang melingkari pinggang kecilnya. Namun usahanya kembali sia-sia karena Rayga keukeuh tidak mau melepaskan pelukannya.

"Kamu belum jawab pertanyaan aku" Rayga berucap datar menghadapi sikap Alana yang seperti tidak peduli dengan ajakannya itu, Kesal. Tentu saja Rayga kesal, Rayga benci diabaikan. Apalagi oleh orang yang dicintainya.

"Pertanyaan yang mana? Balikan? Bapak masih sehatkan?" Jawab Alana sambil terkekeh di ujung kalimatnya membuat rahang Rayga mengeras. Alana fikir dirinya main-main? Berani sekali gadis itu menertawakannya.

"Aku nggak becanda Alana. Jawab sekarang" Tegas Rayga. Suaranya mulai memberat menahan emosi yang mulai meluap karena respon Alana yang terkesan meremehkannya.

Alana dapat merasakan perubahan atmosphere di sekitarnya. Ruangan yang awalnya cerah mulai terasa dingin dan mencekam. Belum lagi tangan Rayga yang terasa semakin mencengkram pinggangganya. Ini tidak baik, ini pertanda buruk. Sepertinya dia sudah membangunkan singa yang sedang tidur.

Alana takut namun dia tidak mau terlihat lemah di depan Rayga. Dia ingin membuktikan bahwa dia bukan Alana yang dulu, Alana yang mudah ditindas Rayga dan Alana yang akan melakukan semua perintah Rayga. Tidak, dia tidak akan mau seperti itu lagi. Dia sudah berjalan sejauh ini, dia tidak akan menyerah. Kali ini dia tidak akan kalah dari pria brengsek itu.

"Nggak. Aku nggak mau. Aku nggak mau balikan" Jawab Alana tegas membuat nafas Rayga memburu seketika. Alana menolaknya? Gadis kecil ini menolaknya? Cih, yang benar saja.

"Aku nggak nerima penolakan" geram Rayga.

"Dan aku nggak nerima pemaksaan"  Jawab Alana pelan namun tegas. Penuh keyakinan.

"Sekarang lepasin!!" Alana kembali memberontak, namun Rayga tak mengendurkan pelukannya sedikitpun. Tidak akan, dia fikir Rayga akan melepaskannya begitu saja?. Tidak akan pernah.

"Aku nggak mau tau, mau kamu setuju atau nggak, aku mau kita balikan. Aku mau kita kayak dulu lagi"

"Gila lu ya?! Lepasin gue brengsek" Alana memukul dada Rayga bertubi-tubi berharap pelukan laki-laki itu terlepas. namun nihil kekuatannya memang tak sebanding dengan laki-laki berbadan kekar itu.

"Language sayang, aku nggak suka kamu ngomong kasar" Mata Rayga semakin menggelap ketika menyadari Alana sudah menjadi gadis pembangkang yang tidak takut akan gertakannya lagi. Ini tidak boleh dibiarkan, kalau terus dibiarkan seperti ini gadis itu akan semakin menjauh darinya.

"Gue bukan Alana yang dulu sialan, gue bukan Alana yang bisa lo tindas lagi. Mau lo bunuh gue sekalipun gue gak bakal mau nurut lagi sama cowok brengsek kayak lo. Lepasin gue!" Alana menggigit lengan Rayga keras membuat laki-laki itu melepaskan pelukannya karena rasa sakit yang tiba-tiba itu.

Alana tak membuang-buang kesempatan itu, dia langsung berlari menjauhi Rayga yang meringis sambil memegangi lengannya.

"Denger ya Bapak Rayga yang terhormat, sampe matipun gue gak akan pernah mau balikan lagi sama lo, nggak akan pernah" Alana memandang mata Rayga tajam,menegaskan bahwa dirinya tidak terpengaruh sama sekali oleh aura Rayga yang begitu gelap.

Sementara itu, Rayga terlihat mengepalkan tangannya erat. Berusaha mengontrol emosinya yang hampir meledak. Jangan sampai dia hilang kontrol dan menculik Alana dan menyembunyikannya untuk dirinya sendiri.

"Sekarang Bapak Rayga yang terhormat, saya mohon tinggalkan rumah saya sekarang juga" Ucap Alana tanpa basa basi.

Rayga berdiri dari duduknya, matanya memandang tajam Alana seperti predator yang sedang mengawasi mangsanya.

"Untuk kali ini aku lepasin kamu Al. Tapi lain kali kamu gak akan bisa melangkah seincipun dari aku" Rayga melangkahkan kakinya menuju pintu namun ditengah-tengah tiba-tiba langkahnya terhenti. Dia membalikan badannya dan memandang Alana tajam, lebih tajam dari pandangannya tadi.

"Ah satu lagi. Jangan deket-deket cowok lain kalo kamu nggak mau liat mayat mereka aku gantung depan rumah kamu". Rayga berucap santai berbanding terbalik dengan matanya yang penuh dengan ancaman. Dan Alana tahu, ini bukan hanya gertakan, laki-laki itu tidak bercanda. Dia pria gila yang akan melakukan apa saja agar keinginannya tercapai.

"Aku pulang dulu sayang, kamu baik-baik di rumah"

*****

Haiiii men temeeen. Maafin aku baru update sekarang. Aku lg d kampung aku dan disini dapetin sinyal tuh susah banget. Pokonya aku minta maaf sebesar-besarnya....

Thanks yang udah mampirr😁😁. Kalian luar biasa

EnoughTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang