✧✦
Nash membuka matanya secara perlahan. Dia menoleh ke jam weker yang ada di sampingnya.
Jam 5 pagi?
Apa yang membuatnya bangun sepagi ini?
Nash menggosok-gosok matanya dan menguap. Dia langsung cepat-cepat menutup mulutnya karena bau busuk yang sangat menyengat menusuk hidungnya. Perutnya langsung sakit dan dia merasa sangat mual.
Bau apa ini?
Baunya seperti...logam.
Tidak, tidak.
Bau amis.
Bau anyir. Bau anyir darah.
Dia tau ini bau anyir darah karena dia pernah pergi mengunjungi tempat pejagalan sekali. Dan Nash sudah bersumpah, seumur hidup dia tidak akan pernah kembali ke tempat sialan itu lagi. Bau darah yang memuakkan dan raungan sapi-sapi yang bikin sakit telinga--itu lebih horror dari film horror manapun di dunia ini.
Nash menoleh kesana-kemari. Tempat tidur Julie kosong. Begitu juga dengan tempat tidur Cameron.
Mungkin Cameron tidur dengan yang lain, mengingat pertengkaran mereka kemarin.
Tapi kalau Julie?
Nash langsung bangkit dari tempat tidurnya dengan panik. Dia menelusurkan mata ke seluruh sudut ruangan, mencari keberadaan Julie.
Matanya langsung menangkap bercak darah di lantai dekat pintu kamar mandi.
Tidak tidak tidak tidak TIDAK!
Nash langsung berlari ke kamar mandi tersebut dan membuka pintu.
Dan pemandangan yang dilihatnya bahkan lebih buruk dari kunjungannya ke tempat pejagalan.
Di lantai kamar mandi, terkapar seorang Cameron Dallas dengan tubuh penuh tusukan dimana-mana dan mata yang sudah tidak ada pada tempatnya. Darah ada dimana-mana. Dan Cameron tidur diatas genangan darahnya sendiri.
Nash langsung mundur dan berteriak sekencang-kencangnya. Teriakannya sangat keras sampai-sampai menyakiti telinganya sendiri. Perutnya langsung merasa sakit dan mual. Dia memegang perutnya dan muntah ke samping.
Tidak, tidak. Ini pasti mimpi. INI PASTI MIMPI!
Air mata keluar sangat deras menuruni pipinya. Nafasnya tidak beraturan. Suara isakan tangis keluar dari mulutnya. Nash menampar pipinya berkali-kali, dan hasilnya sakit. Yang artinya : dia tidak sedang bermimpi.
Nash menggelengkan kepalanya dengan panik. Itu bukan Cameron. Tidak mungkin itu Cameron. ITU BUKAN CAMERON!
Tiba-tiba Nash mendengar suara eluhan seseorang dari dalam lemari. Tanpa berpikir panjang, Nash langsung berlari ke lemari tersebut dan membukanya.
Dan di dalam lemari tersebut, ada Julie yang terikat dengan baju yang penuh dengan darah.
Nash segera melepaskan ikatan Julie. Saat ikatannya lepas, Julie menangis terisak sambil memeluk Nash.
"N-nash! T-tadi ada--"
"Ssh... mari kita bicarakan itu nanti oke?"ujar Nash. Julie mengangguk pelan di pelukan Nash. Nash membenamkan mukanya di leher cewek itu. Dia benar-benar bersyukur bahwa Julie baik-baik saja.
Tanpa sadar bahwa gadis yang sedang dipeluknya itu sedang menyeringai di dalam pelukannya.
✧✦
Polisi mulai berdatangan ke tempat kejadian perkara. Nash mengungsi ke kamar Carter karena kamarnya dipenuhi dengan polisi.
Sebuah selimut putih yang tebal menyelimuti tubuh Nash. Kedua tangannya memegang coklat panas yang tadi diambilkan Matthew. Nash duduk di tempat tidur Carter sambil termenung. Dia masih shock akibat apa yang dia lihat tadi.
Dia sedang sendirian di kamar Carter. Semua orang sedang berkumpul di kamar Nash, ingin melihat Cameron sebelum mayatnya dibawa polisi. Julie sedang diinterogasi oleh polisi sebagai saksi. Dan saat Julie selesai, selanjutnya giliran Nash yang diinterogasi.
Pintu kamar Carter tiba-tiba terbuka dengan pelan. Menampakkan Carter, Hayes dan Matt. Wajah mereka semua suram dan pipi mereka basah karena air mata.
"Kau sudah melihatnya?"ujar Nash, menggunakan kata ganti orang kedua. Karena... entahlah. Hanya dengan mengucapkan namanya saja Nash sudah sedih.
"Ya"jawab Matt. Matanya merah karena kebanyakan menangis. Matt duduk di sebelah Nash dan menangis dengan keras sambil memeluk kakinya.
"Kenapa harus dia?!"teriak Matt disela isakan tangisnya. Mata Nash mulai berair. Air mata turun membasahi pipinya dengan cepat.
"H-he was like a b-brother to me..."ujar Hayes, terbata-bata.
"Padahal baru aja kemarin aku makan bareng di McDonald's bersama dia..."ujar Carter, menangis. "Dan sekarang itu tidak akan terjadi lagi..."
Beberapa saat kemudian suara ketukan terdengar dari luar. Carter bangkit dari tempat duduknya dan membuka pintu. Pintu yang terbuka menampakkan Jack J dan Jack G yang sedang menangis. Ekspresi mereka berdua benar-benar suram.
Pintu dibiarkan terbuka sedikit, agar memudahkan orang-orang berlalu lalang. Carter kembali ke tempat duduknya dan Jack J dan Jack G duduk berdampingan di lantai.
"Tubuhnya sudah dibawa polisi untuk penyelidikan lebih lanjut. Polisi tinggal menunggu persetujuan keluarga untun diotopsi."ujar Jack G, muram.
"Persetan dengan otopsi!"teriak Matt, tersedu-sedu. Nash menepuk-nepuk bahu Matt mencoba menenangkannya.
"I don't know, man. Menurutku otopsi harus dilakukan supaya pelakunya cepat ditangkap."ujar Jack J. "Tapi membayangkan Cam diotopsi..."
"...mengerikan."sambung Hayes.
Setelah itu tidak ada yang berbicara. Keheningan yang mencekam menyelimuti mereka semua. Yang terdengar hanyalah suara ingus disedot dan suara isakan tangis.
Nash tidak pernah melihat mereka semua menangis sampai seperti itu. Mereka semua saja yang sudah melihat langsung bisa sampai seperti itu, apalagi Nash yang menemukannya?
Pintu kamar Carter terbuka lebar, menampakkan seorang gadis dengan rambut yang dikepang ke samping.
"Nash, giliranmu."
+++
KAMU SEDANG MEMBACA
eyes ;; nash g
Mystery / Thriller[COMPLETED] ❝You have such a beautiful eyes, Nash Grier❞ ✧✦ nash tidak tau mana yang lebih menyeramkan-fakta bahwa cewek yang di depannya ini psikopat, atau fakta bahwa dia mencintai seorang psikopat. ✧✦ alternate universe. copyright 2014 by cli...