.thirteen.

2K 251 43
                                    

Aku tidak pernah mengerti dengan jalan pikiran orang-orang yang membunuh diri mereka sendiri.

Aku selalu berpikir bunuh diri adalah suatu hal yang tabu, suatu hal yang dosa, karena bunuh diri tidak akan menyelesaikan semua masalah yang ada.

Kalau kau bunuh diri karena hutang, hutang-hutangmu malah akan menambah beban keluarga dan orang-orang sekitarmu. Kalau kau bunuh diri karena putus cinta, kau tidak akan mendapatkan orang yang kau sukai dengan cara seperti itu.

Singkatnya, bunuh diri adalah tindakan orang penakut.

Mereka adalah kumpulan orang-orang yang tidak lagi mampu menyelesaikan masalah mereka. Mereka tidak lagi mempunyai dorongan untuk terus bertahan hidup. Mereka hanya menginginkan sesuatu yang instan. Mereka hanya menginginkan cara termudah untuk menyelesaikan masalah.

Tetapi yang mereka tidak sadari adalah bahwa sebenarnya, masalah pertama yang harus mereka selesaikan adalah diri mereka sendiri. Maukah mereka berubah? Maukah mereka terus menerus berada di lubang kehampaan yang tidak ada habisnya seperti itu?

Tuhan sudah memberikanmu kesempatan untuk hidup setiap hari, kenapa menyianyiakan kesempatan itu untuk mati sekali?

Everybody wants to go to heaven, but nobody wants to die.

.

.

Yah, memang.

.

Dulu, aku memang berpikir seperti itu.

.

Tetapi kini, aku mengerti.

.

Dulu aku tidak mengerti jalan pikiran mereka karena aku tidak pernah melalui penderitaan yang mereka rasakan.

Kehidupanku selalu penuh dengan canda dan tawa--seperti surga di dunia. Aku tidak pernah dibully. Aku tidak pernah ditolak oleh masyarakat. Aku tidak pernah dibenci.

Aku tidak pernah merasa takut dengan penampilanku, karena aku selalu dipuji. Aku tidak pernah pernah berada paling belakang, aku selalu menjadi nomor satu. Aku adalah seorang pemimpin. Pemimpin yang tidak takut dengan apapun.

.

Tetapi,

.

saat Julie Tanner mengayunkan pisau besinya di depan mataku,

.

aku hanya bisa menangis dan merasakan gejolak aneh yang tidak pernah aku rasakan sebelumnya.

.

Aku tahu itu adalah rasa takut. Rasa takut akan kematian.

Dan saat itu aku mengerti. Aku mengerti kenapa mereka semua menginginkan kematian. Aku mengerti apa yang namanya putus asa. Aku mengerti apa yang namanya perasaan ingin mati.

Aku tidak pernah membayangkan aku akan mengalami semua ini seumur hidupku. Maksudku, apakah kau pernah membayangkan sahabatmu mati dengan cara yang sadis karenamu? Apakah kau pernah membayangkan rasanya diculik oleh orang yang sudah kau bela mati-matian? Apakah kau pernah membayangkan cepat atau lambat matamu-lah yang akan masuk ke dalam toples-toples yang mengelilingimu?

Kurasa, tidak.

Seluruh badanku terasa sangat sakit akibat disiksa oleh Julie karena aku berteriak memanggilnya jalang. Aku tidak tahu senjata apa yang dia gunakan tetapi yang pasti, rasanya sangat sakit.

Seluruh badanku berlumuran darah dan air mata membasahi pipiku tiada henti. Aku menutup matak erat-erat karena aku takut dengan apa yang akan aku lihat nanti. Otot-otot di tubuhku semuanya kaku. Seluruh panca inderaku menjadi lumpuh. Yang bisa kurasakan hanyalah rasa sakit yang membuatku pingsan berkali-kali.

eyes ;; nash gTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang