Chap 21

454 36 4
                                    

"Ga bisa, kita ga mungkin bisa sekap Bintang" gumam Ovie.

"Gimana kalo kita sekap Bulan aja? Buat pancingan" sambar Gita.

"Jenius! Gue suka banget ide lo!" Girang Nanda.

"Oke, ayo bergerak" titah Ovie.

🌸🌸🌸🌸🌸☘️🌸🌸🌸🌸🌸

"Iya kak?"

"Kamu dimana? Udah keluar kelas?"

"Udah, baru aja"

"Kakak tunggu di parkiran ya?"

"Oke, Bintang kesana"

"Sip, sampe ketemu sayang"

"Sampe ketemu, kak"

Tut

"Lo serius gamau pulang bareng gue?" Tanya Bintang menoleh pada Bulan di sampingnya.

"Iya, aku gamau ganggu kamu ama kak Nico" jawab Bulan menyunggingkan senyuman kecil membuat Bintang menghela nafas.

'Sebenernya gue juga gamau lo ikut tapi gue ga tega ninggalin lo sendirian'

"Yaudah, lo hati-hati ya? Langsung pulang ke rumah, jangan kemana-mana" ujar Bintang tegas.

"Pasti, kamu juga hati-hati" Bulan kembali tersenyum seraya mengusap bahu adik kembarnya itu, Bintang balas tersenyum dan mengangguk lalu berbalik pergi ke parkiran meninggalkan Bulan di lobi sekolah.

"Apa aku pulang naik angkot aja kali ya? Udah lama ga naik angkot" gumam gadis itu berpikir, dia beranjak keluar dari sekolah.

Bulan berjalan santai sambil melihat sekeliling trotoar, jalanan siang ini cukup sepi entah kenapa. Tiba-tiba Bulan merasakan seseorang membekap mulutnya dengan sebuah sapu tangan dari belakang, dia berusaha memberontak namun matanya mulai berkunang-kunang. Bulan akhirnya pingsan dan digotong pergi oleh si pembekap.

🌸🌸🌸🌸🌸☘️🌸🌸🌸🌸🌸

"Kenapa, sayang?" Nico bingung melihat Bintang yang terus saja menghela nafas, wajahnya terlihat tidak tenang.

"Huh? Gapapa kok kak" Bintang segera menggeleng.

"Jangan bohong sama kakak, kamu kenapa? Kamu keliatan gelisah gitu" gumam Nico menggenggam tangan kekasihnya itu.

"Bintang mikirin Bulan, gatau kenapa Bintang ngerasa kalo Bulan butuh Bintang sekarang" lirih Bintang membuat Nico menaikkan kedua alis.

"Kamu ngerasa Bulan lagi dalam bahaya? Gitu?" Tebak Nico yang dibalas anggukan ragu oleh Bintang.

"Coba kamu telpon" ujar Nico. Bintang langsung merogoh tas dan mengambil ponsel, dia mendial nomor Bulan lalu meletakkan benda persegi itu di telinga kirinya.

"Gimana?" Gumam Nico.

"Ga diangkat, kak" lirih Bintang.

"Kamu tenang dulu, sekarang kita pulang aja ya? Kita pasti-in kalo Bulan ada dirumah apa engga" ujar Nico memutar kemudi mobilnya.

"Iya"

🌸🌸🌸🌸🌸☘️🌸🌸🌸🌸🌸

"Duh, capek gue" keluh Nanda.

"Kita berhasil, sekarang Bulan ada ditangan kita dan gue yakin Bintang bakal kita dapetin kalo dia tau Bulan disini" Ovie tertawa jahat.

"Tadi ada yang nelpon ke hape si Bulan tapi ga gue jawab dan gue mati-in hape nya, biar panik tu yang nelpon" sahut Nanda.

[✔️] TWINS : MY TWINSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang