02

2.8K 473 62
                                    


"Shill, gue mau nanya deh."

"Apa?"

"Kariz sama Vina pernah ada something ya?" Kinar berbisik sama Shilla saat pelajaran berlangsung. Ia masih kepikiran aja soal Kariz sama Vina. Penasaran juga hubungan mereka apa, karena nggak keliatan deket atau apa selama ini.

"Something apaan deh?" Shilla yang tadinya memperhatikan ke depan kelas menoleh pada Kinar, kepo juga sama pertanyaan Kinar.

"Jadi gini, dulu banget pas di Bali tuh gue pernah nggak sengaja liat di hapenya Vina kalau Kariz nelponin Vina. Gue pikir gue mimpi kan, makanya gue nggak kepikiran lagi lupa gitu aja." Kinar mulai mengawali ceritanya. Sambil sesekali melirik pada guru yang sedang menjelaskan, agar nggak ketahuan sedang mengobrol.

"Terus?"

"Nah, kemarin tuh gue dichat Mas Agung anak XII IPA 2, dia minta tolong disampein pesen gitu deh ke Vina. Pas gue sampein si Catra sama Kariz kayaknya denger terus gue diinterogasi sama Catra, disuruh nanya hubungan Vina sama Mas Agung apaan tapi gue minta imbalan ricis sekerdus dong enak aja. Nah pas gue bilang kayaknya Vina suka sama Mas Agung, gue minta ricisnya terus gue disuruh minta ricisnya ke Kariz?" Kinar menjelaskan panjang lebar kejadian kemarin siang saat Catra bertanya tentang Vina dan Mas Agung.

"Kok mintanya ke Kariz?" Shilla ikut bertanya heran.

"Nggak tau, makanya gue bingung. Terus gue keinget aja yang telepon di Bali. Jadi gue mikirnya Catra nanya tuh mewakili Kariz aja. Dia yang sebenernya pengen tau hubungan Vina sama Mas Agung." Kinar menjelaskan lagi analisanya tentang mereka berdua.

"Hmm, bisa jadi sih. Tapi ya Kariz sama Vina kan anggota PA (Pecinta Alam), dulu pas di Bali ngobrolin PA kali?" Tanya Shilla lagi, ia masih belum percaya karena selama ini Kariz nggak keliatan deket juga sama Vina.

"Shill, ngobrolin PA tengah malem ngapain? Kayak nggak ada kerjaan aja?"

"Iya juga sih, jadi mereka berdua pernah ada sesuatu nih?"

"Kayaknya sih, antara mantan apa gebetan doang." Kinar melirik Vina sekilas kemudian kembali menatap Shilla, mereka berdua malah asyik bergosip dibandingkan mendengarkan penjelasan guru.

"Hmm, menarik."

"Menarik apa?"

"Gue jadi kepo pengen merhatiin mereka berdua. Kalo canggung, fix ada apa-apa."

"Kinar, Shilla?" Panggilan dari depan kelas membuat Kinar dan Shilla berjingkat kaget.

"Iya, Pak." Kata Kinar menatap gurunya, sial banget keasikan ngobrol jadi ditegur kan.

"Asik banget kalian ngobrolnya, lagi ngobrolin apa?" Tanya Pak Rahman sang guru bahasa Indonesia.

"Ngobrolin materi yang bapak sampaikan. Hehehe." Jawab Kinar sambil cengengesan. Mampus aja kan dia kalo sampe ditanya lagi.

"Oh lagi ngobrolin materi? Coba sekarang kamu buat kalimat berimbuhan ter- yang menyatakan tingkatan." Perintah pak Rahman pada Kinar.

Mampus!

Kinar terkekeh pelan sambil berpikir, ia melihat contoh yang ada di papan tulis kemudian baru menjawab pertanyaan pak Rahman.

"Manggar Arum Kinara adalah siswi tercantik di kelas XI IPA 1. Tercantik artinya paling cantik."

"HUUUUUUU." Sorak sorai terdengar dari dalam kelas mendengar jawaban Kinar, sementara Pak Rahman tertawa renyah sambil geleng-geleng kepala.

Kinar sendiri juga tertawa melihat teman-temannya emosi mendengar jawaban dari pertanyaan gurunya tersebut.

NyctophileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang