13

1.6K 376 104
                                    


Kariz : dia, apa kabar Cat?

Catra : baik lah, bahagia pastinya

Kariz : syukurlah

Catra : makin cantik nggak?

Kariz : kapan dia nggak cantik, Cat?

Catra : pas nangisin lo

Catra : hehehe, sorry. Suka kebawa emosi gue. wkwk

Kariz : nggak papa karena emang fakta kan?

Catra : yoi, lo nggak nyesel nyet? Yang begini disia-siain? wkwk

Kariz menatap layar hapenya, nggak tau harus membalas apalagi pada sms Catra padanya. Ia kembali melihat foto yang Catra kirimkan padanya.

Kinar, cewek baik yang udah Kariz sia-siakan.

Dua kali.

*

"Kamu kenapa sih diem aja? Masih marah soal aku sms cewek itu?" Shinta bertanya karena melihat Kariz hanya diam saja. Shinta tadi mengirim sms pada Kinar, dan itu membuat Kariz mendiamkannya sejak beberapa waktu yang lalu.

"Namanya Kinar."

Shinta mengangkat ujung bibirnya menunjukkan wajah sinis. "Ya."

"Aku kan udah bilang iya buat nggak ngehubungin dia lagi, kenapa kamu sampai harus sms dia segala?" Kariz mengulangi pertanyaan yang sebenarnya sudah ia lontarkan saat mengetahui bahwa Shinta mengirim sms pada Kinar, tapi ia masih belum mendapat jawaban jelas dari Shinta.

"Biar lebih jelas aja dia nggak hubungin kamu lagi."

"Udah aku bilang aku cuma temenan sama dia, dan dia juga nggak salah apapun. Sms kamu itu keterlaluan banget, dia pasti sakit hati kalau kamu sms begitu." Kariz kembali berkata, ia nggak nyangka kalau Shinta nekat mengirim sms pada Kinar.

"Ya udah aku minta maaf, aku gini karena aku sayang sama kamu." Shinta mengaitkan lengannya di lengan Kariz sambil memanyunkan bibirnya. "Aku nggak mau kehilangan kamu."

"Jangan kayak gitu lagi."

"Iya, maaf ya."

Kariz hanya mengangguk mengiyakan.

Kariz udah yakin kali ini Kinar pasti akan benar-benar marah padanya. Terbukti saat ia menelepon untuk meminta maaf, suara Kinar terdengar sangat marah. Ia bahkan menutup telepon Kariz secara sepihak.

"Lo harus tau dan sadar kalau nggak semua cewek bisa lo raih dalam satu waktu. Lo nggak bisa nge-keep gue buat selalu deket sama lo tapi lo-nya sendiri ke mana-mana. Gue capek, asli."

Kariz teringat kembali ucapan Kinar sebelum ia menutup teleponnya tadi. Perkataan Kinar tersebut membawa ingatannya berputar pada perkataan Catra sebelumnya, saat ia baru putus dengan Arin dulu.

"Jadi lo takut kalo misal lo sama Kinar pacaran berujung jadi putus, dan ketika kalian udah putus nggak akan berhubungan lagi. Lo takut bakalan banyak yang deketin Kinar dan Kinar jadian sama cowok lain? Dan lo sengaja ngambangin hubungan kalian, karena Kinar bakal terus bergantung sama lo karena lo tetep ngegantung perasaan dia?"

Kariz memang egois.

Kariz nggak pernah mau jauh dari Kinar. Ia ingin Kinar selalu berada di sisinya. Ia terlalu takut kehilangan Kinar dan ia bertindak bodoh karena semua yang ia lakukan malah membuatnya benar-benar kehilangan Kinar.

Kariz emang jahat.

***

Awal hubungan Kariz dengan Shinta berjalan dengan lancar, sejak masalah Kinar tersebut Kariz memang tidak lagi menghubungi Kinar. Ia nggak mau lagi menyakiti Kinar.

NyctophileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang