06

1.7K 384 28
                                    


tok tok tok

"Bentaaar."

Kinar beranjak dari kasurnya, ia baru saja selesai teleponan sama Kariz ketika ia dengar pintu kamarnya diketuk.

"Ada ap---a?" Kinar terbata saat ia memutar knop pintu ternyata Bima yang ada di depan kamarnya.

"Nar---" Bima menggaruk kepalanya, terlihat canggung untuk berbicara sama Kinar. "---soal yang tadi siang, maafin gue ya?"

Kinar yang memang udah ada niat buat baikan sama Bima pun berjalan keluar kamarnya untuk berdiri di balkon, di sebelah Bima. "Maafin gue juga, Bim. Gue lagi nggak enak ati tadi."

"Sumpah niat gue becanda doang. Nggak ada maksud buat bikin lo kesel."

"Iya, gue tau kok. Emang gue yang lagi sensitif aja." Kinar tersenyum pada Bima, emang dianya aja yang lagi nggak enak ati. Bawaannya emosi mulu makanya pas Bima becandain dia langsung marah.

"Iya, gue kaget banget liat reaksi lo tadi. Nggak biasa-biasanya lo kayak tadi siang." Bima mengingatkan lagi kejadian tadi siang di kelas.

"Duh, gue malu deh besok kalo masuk. Pasti pada aneh sama gue." Kinar baru kepikiran reaksi temen-temennya yang lain, soalnya Kinar emang jarang banget marah sampe kayak tadi. Paling banter juga ngomel-ngomel aja.

"Apa kita bikin drama lagi aja?" Bima tiba-tiba dapet ide buat ngerjain anak-anak sekelas.

"Hah?" Kinar menoleh menatap Bima. "Drama apaan?"

"Lo besok banting tas gue lagi, ntar gue bales. Terus kita berantem aja di depan kelas." Bima memberikan usulnya membuat Kinar tergelak, sumpah drama banget.

"Asik sih, Bim." Kinar mengangguk-angguk berniat akan menyetujui usul Bima.

"Jadiin nih?" Bima mengangkat alisnya, usil banget emang.

"Jadiin lah." Kinar tertawa sambil mengajak Bima tos-tosan.

***

Kinar berjalan memasuki gerbang samping yang digunakan untuk lahan parkir motor anak-anak.

Tiiiiiin

Suara klakson motor yang tepat di belakangnya membuatnya berjingkat. Ia langsung melipir dan menoleh ke arah belakangnya, rasanya tadi ia berjalan nggak menghalangi laju motor kenapa diklakson keras banget?

Saat Kinar menoleh, ia melihat motor dengan pengendara seorang laki-laki mengenakan helm hitam dengan sticker bunga berwarna pink yang sangat ia kenali.

Kariz.

"Apaan sih?" Salak Kinar sebal karena Kariz sekarang mengangkat kaca helmnya sambil terkekeh saat melihat Kinar berjingkat tadi.

"Mau bonceng, nggak?" Tanya Kariz sambil menatap boncengan motornya.

Kinar menggelengkan kepalanya menolak ajakan Kariz, bonceng apaan orang udah di sekolah juga.

Kariz pun melajukan motornya mencari tempat untuk memarkir kendaraannya. Setelah parkir, ia berjalan sedikit lebih cepat untuk mensejajari Kinar menuju ke kelas mereka.

"Udah baikan sama Bima belum?"

"Udah."

"Bagus, apaan berantem-berantem gitu nggak bagus tau."

Kinar hanya mengangguk-angguk. Ia canggung harus berjalan ke kelas bersama dengan Kariz kayak gini, walaupun ini nggak sengaja juga.

Sampai di dekat kelas mereka, Kinar melihat Catra bersama dengan Gita dan temannya lagi ngobrol di depan kelasnya.

NyctophileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang