31

2.3K 421 93
                                    


"Heh, sini lo berdua."

Catra melambaikan tangannya, menyuruh Kariz dan Kinar untuk mendekat ke arahnya. Setelah melihat postingan Kariz tentang publikasi hubungannya dengan Kinar, Catra langsung mengajak mereka untuk bertemu. Bukan hanya Kariz dan Kinar aja tapi Catra juga ngajakin Bima sama Shilla, sayangnya Shilla nggak bisa ikutan karena dia masih ada urusan.

Melihat Catra yang sepertinya udah nggak sabar, Kariz dan Kinar hanya tertawa pelan. Merek berjalan santai kemudian duduk di sebelah Catra.

"Gimana ceritanya gue tanya?" Catra langsung menodong Kariz dan juga Kinar, terakhir kali ia hanya tau kalau Kariz ditolak sama Kinar. Setelah itu ia nggak pernah denger Kariz cerita tentang Kinar atau pun sebaliknya. Nggak taunya malah udah mau nikah aja.

"Cerita apaan?"

"WOI, TUNGGUIN GUE." Suara Bima keras terdengar membuat mereka semua menoleh, Bima yang baru aja dateng langsung berlari menuju ke meja Catra untuk ikut bergabung. Ia juga nggak kalah penasaran sama Kariz dan Kinar.

"Diliatin orang, Bim." Kinar menegur Bima karena tadi Bima setengah berteriak.

"Bodo amat." Jawab Bima cuek. Ia menyeruput minuman Catra kemudian duduk bergabung dengan mereka dan langsung menghadap ke arah Kariz dan Kinar, ini udah kayak Catra sama Bima mau nyidang Kariz sama Kinar aja. "Lo berdua gimana ceritanya sih?"

"Barusan gue udah nanya, nyet." Catra menoyor kepala Bima pelan.

"Sante dong, wkwk." Bima terbahak melihat wajah kesal Catra. Tapi fokusnya kembali pada Kariz dan Kinar. "Lo berdua beli cincin beneran mau nikah?"

"Tunangan dulu."

"Kapan jadiannya sih?" Tanya Bima lagi. Nggak kedengeran jadian tiba-tiba udah mau tunangan aja.

"Tiga bulanan ya?" Kariz menoleh pada Kinar dan dibalas anggukan oleh Kinar.

"Anjing, kok gue nggak tau?" Kali ini Catra yang berkomentar, ia beneran nggak tau apa-apa soal Kariz yang udah jadian sama Kinar. Padahal selama tiga bulan ini mereka beberapa kali bertemu tapi emang Kariz nggak ada cerita apapun soal Kinar. Catra sendiri selama tiga bulan jarang ketemu ataupun main ke rumah Kinar makanya ia nggak tau soal hubungan mereka.

"Emang kita diem-diem aja."

"Yah, gagal dong gue deketin lo." Catra menunjuk Kinar sambil mengerling. Hal tersebut membuat Kariz mendelik karena ia jadi teringat sesuatu.

"Cat, sampe sekarang lo belum jawab pertanyaan gue." Kariz menatap Catra karena tiba-tiba teringat pertanyaan yang nggak pernah Catra jawab dengan benar.

"Soal apa?"

"Lo suka sama Kinar apa enggak?"

"Ya elah, lo udah mau kawin masih aja penasaran soal itu." Catra geleng-geleng kepala heran, Bima dan Kinar yang mendengar pertanyaan Kariz juga ikut geleng-geleng kepala.

"Ya ntar tau-tau lo nikung gimana?" Kariz bertanya sewot, Catra ini selalu nggak pernah jawab iya atau enggak, kan bikin Kariz penasaran aslinya gimana.

"Wkwk. Lah si Kinar udah mau nikah sama lo ya berarti enggak kan?"

"Itu kan Kinar yang nggak suka sama lo, gue tanya elonya, suka sama Kinar apa enggak?" Kariz kekeuh bertanya, nggak akan berhenti sebelum dijawab sama Catra.

"Hhh, nggak semua hubungan cewek cowok itu selalu suka-sukaan Riz." Catra menghela napasnya sambil menepuk bahu Kariz seakan menasehati.

"Ah yang bener?"

"Ya elah, nggak percaya ya udah." Catra mengangkat bahunya cuek.

"Masalahnya, sejak kapan lo punya temen deket cewek?" Kariz mengingatkan kembali kalau ia dan Catra seumur-umur nggak pernah temenan deket sama cewek, kalau Bima sih karena kosan dia isinya cewek jadi Kariz nggak begitu kaget kalo temenan sama cewek.

NyctophileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang