30

2.2K 391 101
                                    


tok tok tok

Kariz mengetuk pintuk rumah Kinar. Hari ini ia menjemput Kinar karena Kinar akan main ke rumahnya. Tangan Kariz terulur lagi berniat mengetuk pintu kembali tapi ia mendengar langkah kaki menuju ke luar sehingga ia mengurungkan niatnya. Nggak begitu lama pintu rumah Kinar terbuka karena Mamanya Kinar membukakan pintu untuknya

"Misi tante, Kinarnya ada?" Kariz bertanya sopan saat pintu rumah Kinar sudah terbuka.

"Ada, ini Kariz ya?" Tanya Mamanya Kinar sambil menunjuk Kariz.

"Iya tante."

"Masuk dulu sini, Kinarnya lagi siap-siap." Mamanya Kinar mempersilakan Kariz masuk dan juga mempersilakannya duduk. Beliau menyuruh Kariz untuk menunggu sebentar karena beliau akan masuk ke dalam untuk memanggil anaknya.

"Kinar, ada Kariz." Mama membuka pintu kamar Kinar pelan. Kinar yang sedang bersiap menoleh pada Mamanya dan mengangguk.

"Iya Ma, bentar." Kinar lalu memoles lipstik di bibirnya setelah menjawab panggilan Mamanya. Setelah merasa sucah cukup rapi, Kinar mengambil hape dan memasukkannya ke dalam tasnya. Ia memeriksa kembali bawaannya apakah ada yang tertinggal atau tidak. Setelah yakin ia berjalan keluar kamar untuk menemui Kariz.

"Lama ya nunggunya?"

"Enggak, baru aja kok."

"Mau langsung?" Kinar menawarkan karena Kariz baru saja sampai, mau langsung berangkat atau istirahat dulu.

"Langsung nggak papa."

"Lho, kok buru-buru? Udah Mama buatin minum ini." Suara Mamanya Kinar kembali terdengar, kali ini sambil membawa nampan berisi dua cangkir teh dan beberapa toples berisi makanan ringan. Mamanya Kinar udah tau hubungan Kinar dan Kariz, beberapa waktu lalu Kinar udah cerita dan Mamanya seneng-seneng aja mendengarnya. Beliau malah mendukung banget Kinar udah mau memulai hubungan baru lagi.

"Oh, ya udah diminum dulu aja." Kinar mempersilakan Kariz dan ia pun duduk di sofa.

"Biar istirahat dulu, sambil dicicipi Mas Kariz." Mamanya Kinar membuka toples-toples yang tadi ia bawa dan mempersilakan Kariz untuk mencicipinya.

"Makasih tante." Kariz mengangguk dan mengambil cemilan yang ada di dalam toples. Ia kemudian menaatap Mamanya Kinar karena tadi belum sempat bilang. "Tante, sekalian ijin mau ajak Kinar main."

"Iya, ati-ati aja di jalan."

"Iya tante."

"Ya udah biar dihabisin dulu Mbak, Mama ke belakang ya?" Mama berpesan pada Kinar dan hanya Kinar balas dengan acungan jempol.

"Mama kamu masih keliatan cantik ya?"

"Iya, banyak yang bilang gitu." Kinar mengiyakan, walaupun usianya sudah setengah abad lebih tapi banyak orang yang bilang kalau Mamanya Kinar masih terlihat muda.

"Pantes anaknya cantik-cantik." Kariz menunjuk foto keluarga yang terpasang di dinding rumah Kinar. Kinar hanya tersenyum mendengar pujian Kariz.

Setelah menghabiskan teh hangat yang dibuatkan Mamanya Kinar, mereka berdua akhirnya berangkat ke rumah Kariz. Hari udah hampir siang dan matahari juga udah mulai naik.

"Duh, aku grogi nih." Kinar memegang dadanya saat mobil Kariz mulai memasuki daerah di dekat rumah Kariz. Tiba-tiba ia deg-degan karena udah deket sama rumah Kariz. Takut kalau pertemuannya sama Ibunya Kariz nggak berjalan lancar.

"Santai aja, nggak papa kok." Kariz menoleh dan senyumnya mengembang melihat Kinar yang bolak-balik menarik napas untuk menenangkan dirinya.

Kinar lalu mengambil cermin yang ada di dalam tasnya kemudian melihat pantulan dirinya di cermin. Udah oke sih, riasannya tipis aja, nggak ada yang aneh di wajahnya. Ia menatap kembali cermin yang ia pegang untuk memastikan sekali lagi.

NyctophileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang