11

1.7K 403 143
                                    


Kinar bodoh.

Ia memegangi dadanya dan merasakan jantungnya berdetak sangat kencang. Ia membaca lagi sms dari Kariz tersebut. Kinar menggelengkan kepalanya sambil memegang dadanya lagi.

Brengsek!

Yang namanya Kariz emang brengsek.

Dan Kinar, ngapain sih?

Masa cuma gara-gara sms Kariz yang bilang dia kangen sama Kinar aja bikin Kinar deg-degan banget dan berujung nggak bisa tidur?

Udah beberapa jam berlalu sejak sms Kariz padanya, yang tentu aja nggak ia balas itu, Kinar belum juga bisa memejamkan matanya. Padahal udah malem banget dan Shilla pun udah terlelap dari tadi.

Kinar masih kepikiran banget kata-kata Kariz tadi, Kariz kangen sama dia?

Ya Tuhan, gini aja jantung Kinar kembali berdetak kencang. Padahal Kariz cuma bilang gitu aja dan itu udah beberapa jam yang lalu, tapi rasanya kayak dinding pertahanan Kinar selama ini runtuh.

Karena Kinar juga kangen sama Kariz.

***

"Lo kenapa?" Shilla menyenggol lengan Kinar karena ia melihat Kinar lagi makan tapi sambil senyum-senyum sendiri ngeliatin hapenya.

"Enggak?" Kinar menggeleng menjawab Shilla. Ia memasukkan hapenya ke dalam tas dan melanjutkan makannya. Mengelak dari pertanyaan Shilla.

"Aneh aja sih lo?"

"Hehehe." Kinar hanya meringis singkat, kalau aja Shilla tau mungkin Shilla bakalan ngatain dia bego karena sekarang Kinar lagi sms-an sama Kariz.

Iya, gara-gara ungkapan kangen dari Kariz kemarin dan paginya juga Kariz sms Kinar lagi, Kinar ngebales sms dari Kariz itu dan berujung jadi sms-an lagi.

"Sms-an sama kakak angkatan lo yang itu ya?" Tebak Shilla sambil menuding Kinar dengan telunjuknya.

"Siapa?" Kinar menoleh dengan wajah bingung karena nggak mengerti maksud Shilla.

"Itu yang pernah ke kosan nganterin laporan buat lo."

"Oh, Mas Angga?"

"Iya kali ya." Shilla mengangkat bahunya. Shilla hanya pernah sekali bertemu dengan kakak angkatan Kinar itu, tapi udah mikir kalau kakak angkatan Kinar naksir sama Kinar.

"Enggak, Shill."

"Dia suka sama lo ya?" Tuduh Shilla pada Kinar.

"Apaan deh lo, enggak lah?" Kinar terkekeh geli mendengar ucapan Shilla. Mana ada? Dulu cuma nganterin laporan aja kok, nggak lebih.

"Pedekate-in aja, mayan kan buat lupain Kariz." Shilla mengangkat alisnya menggoda Kinar. Suka banget dia nyaranin Kinar buat nyari cowok baru buat lupain Kariz.

"Ih lo mah."

"Hehehe, biar lo cepet move on dari Kariz, cari cowok baru aja."

"Nggak tau Shill, nggak mikirin ah." Kinar menggelengkan kepalanya. Nggak mau membahas lebih lanjut. Tau Kinar merasa nggak nyaman, Shilla hanya tersenyum tipis. Cuma bisa berharap temennya itu cepet move on dari Kariz.

***

Kinar dan Kariz semakin intens sms-an. Karena Kariz di sana juga sendirian jadi kadang dia cerita sama Kinar kalau dia kangen sama keluarganya, tapi nggak bisa pulang tiap minggu atau tiap bulan kayak temen-temennya yang lain.

Paling nggak satu semester sekali baru Kariz bisa pulang, ataupun kalau misalnya Ibunya datang ke Palembang yang mana itu pun jarang karena Ibunya masih harus bekerja.

NyctophileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang