Detik tiada berhenti, terus mengurangi hari.
Membiarkan waktu terus berganti, terus mengalir.
Menciptakan arus yang entah diisi oleh apa.
Detik tiada berhenti, entah mengapa.
Dalam detik yang tidak pernah berhenti, kamu pun tak pernah pergi.
Menjaga jarak dengan rapi.
Tak terlalu jauh, tapi tak tergapai.
Mungkin dari awal, kamu memang tak sehati.
Kamu menciptakan arus yang hanya dipenuhi tegangan dan hambatan. Bahkan Kirchoff pun setuju denganku.
Mungkin memang sudah saatnya melepaskan.
Aku ingin (dan akan) bahagia, dengan atau tanpa kamu.
Kita tak pernah lebih dari teman.
Bandung 4 April 2019
12.17 AM
Aku lega kita hanya teman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tenggelam
Short StoryMaka sedalam apa Tuan, saya dapat tenggelam dalam angan-angan?