'Aku ingin berhenti'
Kuucapkan dengan lantang. Meskipun sebenarnya, gugup mengambil kendali.Kamu tidak bereaksi. Maka kulanjutkan,
'Aku lelah, jujur saja. Aku lelah menunggu dan berharap. Aku lelah merasa memiliki kendali akan rasa ini namun faktanya, aku tidak pernah bisa mengendalikannya.'
Pandanganku pun mulai kabur..
'Aku lelah dengan semua emosi ini. Aku lelah merindu,cemburu. Aku lelah menahannya sendirian. Aku lelah!'
Mataku mulai mengeluarkan air yang tak kunjung berhenti. Berkali kali aku mencoba menghentikan air mataku, tapi nihil.'Kamu tahu apa yang paling melelahkan? Setelah semua yang kamu lakukan; mengajakku terbang tinggi untuk dijatuhkan, memperhatikanku hanya untuk ditinggalkan di akhir; aku masih..masih jatuh untukmu..'
Aku merasa sesak, namun lega disaat yang bersamaan.
Kamu yang sedari tadi tak bergeming, akhirnya ada yang berhasil bergerak ; setetes air mata.
'Apanya,' jawabmu parau pada akhirnya 'apanya yang harus berhenti, kalau sedari awal kita memang tak pernah mulai.'
Lalu kamu pun bergerak maju.
Meninggalkan aku yang tak mampu melangkah.
19 Juni 2017
Inikah akhir?
KAMU SEDANG MEMBACA
Tenggelam
Short StoryMaka sedalam apa Tuan, saya dapat tenggelam dalam angan-angan?