Kebahagiaan yang sesungguhnya adalah kebahagiaan yang murni. Tanpa ada paksaan di dalamnya
.
.
.Tumpukan berkas tampak menggunung di atas menjadi kerja Siwon. Namun dari banyaknya berkas tersebut, tidak ada satupun yang telah disentuh. Padahal sudah lebih setengah jam Siwon duduk bersama tumpukan berkas miliknya itu. Tapi entahlah kenapa tidak ada satupun kertas yang ia sentuh sedari dari.
Memang inilah yang terjadi. Siwon memang tengah berada di ruang kerjanya. Tapi tampaknya pikirannya tidak bersama dirinya. Atau entah pergi melayang kemana pikirannya itu. Yang jelas sedari tadi. Tepatnya ketika dirinya tiba di ruang kerjanya ini, pandangannya langsung mengarah kepada foto keluarga kecilnya yang tertempel pada dinding.
"Siwon maafkan aku. Tapi setelah memikirkannya secara berulang, aku telah memutuskan. Ya, aku telah memutuskan sesuatu yang aku rasa untuk saat ini pantas untuk kulakukan. Kau boleh menyalahkanku karena keputusan yang telah ku ambil ini. Tapi aku melakukannya karena kau dulu yang memintaku untuk melakukannya. Dalam hal ini aku tidak menyalakanmu sama sekali, karena akulah yang pantas disalahkan."
"Siwon.. maafkan aku.. untuk sementara waktu akan pergi dari rumah ini. Aku ingin mencoba mencari kebahagiaan di luar sana. Aku tidak ingin membuat kalian menderita hanya karena aku tidak dapat membalas cinta yang telah kalian berikan kepadaku. Maafkan aku Siwon. Aku benar-benar bersalah."
Kalimat itu. Kalimat yang lumayan panjang itu. Kalimat yang dilontarkan oleh Yoona itu terus saja terngiang di dalam otak Siwon. Padahal perkataan itu telah berlangsung tiga hari yang lalu. Tetapi secara jelas Siwon masih dapat mengingat semuanya. Ia masih dapat mengingat perkataan yang di dengarnya itu dengan sangat jelas.
Ya, Siwon mengingatnya!
Bagaimana bisa dia tidak mengingatnya jika pada akhirnya kalimat itu terus saja membekas dalam dirinya. Membekas pada otaknya.
Sakit. Tentu saja. Siwon merasakan kesakitan yang luar biasa di dalam dirinya kala mendengar kalimat panjang itu. Tidak rela. Tentu! Siwon tidak rela melepas kepergian Yoona. Tapi harus bagaimana lagi memang inilah kenyataannya. Keputusan Yoona terjadi karena memang perkataan Siwon terlebih dahulu. Perkataan Siwon yang seakan-akan melepas Yoona. Merelakan wanitanya agar mencari kebahagiaan di luar sana.
Maka dalam ini secara jelas Yoona sama sekali tidak bersalah. Yang patut disalahkan adalah Siwon. Karena perkataan pria itu membuat Yoona memiliki keputusan untuk pergi dari rumah mereka. Mencari kebahagiaan di luar rumah mereka.
Siwon tidak ingin egois. Ia tidak ingin terus-menerus menahan Yoona disisinya jika pada akhirnya wanita itu tersiksa. Tersiksa karena hingga saat ini belum juga bisa membalas cinta yang diberikan orang-orang yang mencintainya.
Siwon ingin Yoona mendapatkan kebahagiaan murni yang selama ini diinginkannya. Ya, kebahagiaan murni tanpa ada paksaan di dalamnya. Bukan keterpaksaan yang selama ini dirasakan oleh Yoona. Tepatnya selama dirinya tinggal dan hidup bersama Siwon serta kedua putra mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Choi Siyoon [END]
FanfictionKisah seorang anak yang haus akan kasih sayang dan perhatian dari orang sekitarnya. RECIPON LEO | CHOI SIWON | IM YOONA Start : 20.7.2018 Finish : 4.5.2019