Terkadang memang suatu kesedihan tidak akan selalu menjadi kesedihan. Karena bisa jadi suatu kebahagiaan ada di dalamnya
.
.
."Siyoon appa pergi dulu ya. Ingat Siyoon harus jadi anak pintar. Jangan menyusahkan eomma."
Siwon mencium kening dan kedua pipi Siyoon bergantian. Sedangkan Siyoon masih betah menutup matanya. Bocah itu seperti tidak terusik dari tidurnya walaupun kini Siwon masih terus menghujani ciuman kepadanya.
"Appa benar-benar mencintaimu dan akan selalu merindukanmu Choi Siyoon." Siwon mengusap rambut Siyoon pelan dan setelahnya ia keluar dari kamar sang putra.
Siwon sedikit terkejut ketika dirinya membuka pintu kamar Siyoon, ternyata bersamaan dengan Yoona yang membuka pintu kamarnya. Karena memang dua kamar itu letaknya berhadapan.
"Ah.. Yoona untuk beberapa hari aku titip Siyoon dulu. Mm.. jika merasa tidak sanggup kau bisa menitipkannya ke rumah orang tuaku." Ujar Siwon kepada Yoona yang kini masih berdiri di ambang pintu kamarnya. Pria itu merasakan kecanggungan luar biasa jika harus berhadapan dengan Yoona seperti sekarang ini. Entahlah. Padahal dulu hal semacam ini tidak pernah terjadi kepadanya. Karena kecanggungan itu membuat kalimat yang dikatakannya terkesan kaku.
"Tanpa kau katakan pun aku akan melakukannya." Balas Yoona dengan datarnya. Berbeda dengan Siwon, Yoona masihlah tetap seperti dulu. Ia masih wanita dingin yang terkesan datar saat berbicara dengan lawan bicaranya.
"Oh ya apakah kau sudah mau berangkat?" Tanya Yoona tiba-tiba.
Siwon sedikit terkejut sebenarnya mendengar pertanyaan itu dari Yoona. Karena seingatnya hal semacam ini belum pernah ditanyakan oleh Yoona. Hal ini terjadi karena memang dua orang ini dulu memiliki sifat tidak peduli kepada satu sama lain. Entah Siwon akan melakukan apa, maka Yoona tidak akan peduli. Begitu pula sebaliknya.
Maka dari itu ketika mendapat pertanyaan semacam itu dari Yoona berhasil membuat Siwon terkejut dan sedikit tidak percaya. Tumben sekali wanita ini bertanya hal semacam itu kepadanya.
"Ah ya setelah ini aku akan berangkat karena penerbangannya sekitar tiga jam lagi. Aku tidak ingin ketinggalan pesawat hanya karena terjebak macet." Jawab Siwon yang masih belum percaya dengan pertanyaan yang diajukan oleh Yoona.
Entah mengapa Siwon sangat senang dengan pertanyaan itu. Ia merasa jika pertanyaan yang diajukan oleh Yoona itu seperti seakan-akan jika wanita itu perhatian kepadanya. Dan ya.. itu hanya pemikiran seorang Choi Siwon saja. Pemikiran seorang yang tengah jatuh cinta.
"Hmm.. kalau begitu tunggulah sebentar. Tunggu 10 menit.. ah tidak 5 menit. Ya, tunggulah 5 menit setelah itu kau boleh berangkat."
Siwon mengernyitkan dahinya. Pria itu merasa bingung dengan ucapan serta tingkah Yoona yang kini telah berlari menuju dapur. Memangnya ada apa dengan waktu 5 menit itu. Kenapa Yoona tidak memperbolehkannya berangkat. Dan satu lagi apa yang wanita itu lakukan di dapur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Choi Siyoon [END]
Fiksi PenggemarKisah seorang anak yang haus akan kasih sayang dan perhatian dari orang sekitarnya. RECIPON LEO | CHOI SIWON | IM YOONA Start : 20.7.2018 Finish : 4.5.2019