[BAGIAN X]
Author pov.
"Mengapa kau bisa datang ke tempat ini ?"
Saat ini, Sooyeon dan Sehun tengah duduk berdampingan di kursi taman. Pemandangan anak-anak yang tengah bermain di halaman yang cukup luas itu membuat hati kedua manusia itu hangat.
"Anak kecil yang bernama Minho tadi menangis sendirian di lapangan kota. Katanya, ibunya sedang sakit dan aku bertanya apa boleh aku menjenguk ibunya, dan dia membawaku ke sini." tutur Sooyeon masih dengan menatap Minho yang tengah bermain bersama teman-temannya.
"Bibi panti asuhan memang sedang tidak enak badan."
"Tapi, dia sudah baikan, bukan ?"
"Seperti yang kamu lihat tadi, dia sudah baik-baik saja." jelas Sehun pendek.
"Izinkan aku yang sekarang bertanya. Mengapa kamu ada disini ?"
"Saat aku merasa bosan, aku pasti akan datang ke sini. Bermain dengan anak-anak lebih menyenangkan." Sehun membuat pernyataan yang membuat Sooyeon memandangnya lama.
Sooyeon kini paham dan mungkin sangat mengerti. Di balik wajah tampannya, tersimpan sikap dingin yang mungkin berasal dari kutub utara. Tetapi di balik dinginnya itu, tersimpan hati paling hangat dan sangat lembut.
"Apa ada yang salah dengan wajahku ?" Sehun menangkap gadis di sampingnya yang menatapnya terlalu lama.
"Iya, kamu terlalu tampan." ucap Sooyeon tanpa sadar.
"Kamu bilang apa ? Aku tidak mendengarnya," tanyanya lagi membuat Sooyeon tersadar dari alam lamunan. Gadis itu menggeleng dan berkata bahwa yang ia katakan bukan apa-apa.
❤️
Pagi itu, di dalam rumah keluarga besar Tuan Oh, aktivitas berjalan seperti biasanya, terkecuali Luhan. Tidak seperti pagi-pagi sebelumnya, dia masih belum bangkit dari kasur tidurnya. Nyonya Oh yang mulai khawatir dengan anak laki-lakinya, masuk ke kamar anak laki-lakinya itu. Matanya melebar saat menyentuh dahi Luhan. Sangat panas.
"Eomma, tolong panggilkan Sehun." ujar Luhan saat dirinya mulai membuka mata
"Untuk apa ?" Ini terlihat khawatir dengan permintaan mendadak dari Luhan.
"Aku ingin bicara dengannya."
"Apa kalian bertengkar ?" tanya Ibu Luhan sekali lagi.
"Tidak. Aku hanya ingin minta tolong padanya." jawab Luhan memastikan.
"Baiklah, akan Ibu panggilkan. Satu hal yang harus selalu kamu ingat, Sehun itu sudah menjadi bagian dari keluargamu bahkan ibu berharap kamu mau menganggapnya sebagai bagian dari hidupmu."
Luhan mengangguk. "Jangan khawatir, Ibu."
❤️
Sooyeon tengah menyantap sarapan lezatnya ketika Ibunya yang berada di beranda depan rumah berteriak.
"Sooyeon, ada temanmu di depan."