[BAGIAN XI]
Author pov.
Sooyeon masih menatap Sehun dengan mata yang tak percaya. Kata-kata pria tadi sangat lembut, tidak seperti biasanya.
"Aku kira, kau sangat membenciku selama ini,"
"Lalu apa makna ciuman itu untukmu ? Apa kau menganggap aku pria berengsek yang suka menyentuh gadis yang dibencinya ?"
Sooyeon memerah menyadari Sehun yang membahas kembali ciuman yang ia lakukan dulu saat dirinya menyelamatkan Sooyeon.
"Jadi, apa yang terjadi dengan Luhan ?" Sooyeon mencari bahan lain untuk menyembunyikan rasa malunya. Namun wajah Sehun nampak kecewa.
"Kau mau ikut denganku ?"
"Kemana ?"
"Rumahku. Luhan, pria itu sedang sakit."
⏳
Sooyeon memberikan helm pada Sehun dengan kasar. Pria itu menatap helm yang baru saja gadis itu pakai. Wajah sendunya kembali terlukis. Ia tak tahu bagaimana rasa itu muncul, namun hatinya membenci kenyataan bahwa gadis itu mencintai Luhan, bukan dirinya.
Ingatan tentang Luhan kemarin, kembali terngiang di dalam kepalanya.
"Kamu datang ?"
"Ibu bilang, kau memanggilku. Ada apa ?"
"Sehun-ah. Dari dulu sampai sekarang, aku terus menganggapmu adikku dan sampai kapanpun akan terus seperti itu."
"Dan Luhan, aku tidak suka dengan basa-basimu itu. Kalau hanya itu yang ingin kamu bicarakan, aku pergi."
"Tolong jaga Sooyeon untuk hari ini saja. Aku tak bisa datang ke sekolah."
"Aku minta tolong padamu untuk menjemput dan mengantarnya pulang. Juga kalau kau bersedia, ajaklah dia makan di kantin, dia susah sekali kalau disuruh makan. Dan juga, jangan beritahu bahwa aku sakit sampai pulang sekolah nanti. Aku takut dia akan membolos. Hari ini, sepertinya aku demam"
"Itulah yang aku benci dari dirimu, Luhan. Kau terlalu lemah untuk dapat diandalkan."
Sehun memarkirkan motornya di halaman rumah dan segera masuk ke dalam. Namun ia terkejut karena melihat Sooyeon yang masih berada di depan pintu.
"Mengapa tak masuk ?" Sooyeon tak menjawab. Gadis itu hanya menunduk membuat Sehun bingung. Pria itu pun membuka pintu dan menyuruh Sooyeon untuk masuk.
Sehun mengitari seluruh ruangan rumah dengan matanya. Nampaknya sang Ibu sedang tak ada di rumah. Ia lalu mengantar Sooyeon ke kamar Luhan.
Dibukanya pintu kamar Luhan yang sangat gelap dan pengap. Jendela kamarnya rupanya Luhan biarkan tertutup sehingga tidak ada satu pun cahaya dari luar yang masuk. Sehun pun berinisiatif untuk membuka tirai jendela. Menampilkan sesosok pria yang tengah terbaring lemah di ranjang yang terlihat dingin. Terbesit dalam hati kecil Sehun, sebuah kesedihan melihat Luhan seperti itu.