SATU -HYUGA HINATA-

4.1K 226 20
                                    

Haruno Sakura duduk tenang di kursinya sembari memandangi layar laptop di hadapannya sedari sepuluh menit yang lalu. Tak pernah lepas ia memandangi layar laptop di depannya tanpa khawatir akan radiasi. Bibirnya mengulas senyum menatap sebuah foto dalam layar tersebut. Hanya sebuah foto. Tapi mampu menguasai perhatian Haruno Sakura begitu lama.

Ada kepuasan tersendiri dalam diri Sakura ketika melihat foto seseorang di layar laptopnya. Walau hanya dengan melihat foto orang itu, Sakura merasa tenang. Ini sudah berlangsung selama sepuluh tahun terakhir. Tepatnya ketika matanya menangkap sosok pria yang tengah diam berdiri di bibir pantai. Sejak saat itu, Sakura mencari semua informasi pria itu. Mulai dari nama, foto, asal usul, sampai hal yang tidak penting seperti makanan kesukaannya dan tipe perempuan seperti apa yang ia sukai. Tapi hanya sebatas itu. Sakura tidak berani menemuinya bahkan mengajaknya berkenalan. Pengecutkah ia? Tidak! Ia perempuan. Cara berjuang pihak perempuan berbeda dengan laki-laki.

Meski sudah sepuluh tahun, perasaan Sakura tetap sama. Bahkan bertambah setiap harinya hanya karena melihat video lelaki itu di televisi. Sakura tidak menyangka, rasa yang ia kira hanya akan singgah sementara ini ternyata meledak dan membeku hingga sulit dihancurkan. Kekal. Apa Sakura pantas di sebut gila? Tidak masalah. Karena inilah dirinya.

"Nona Sakura?"

Sakura tersentak, lalu lekas buru-buru menutup laptopnya. Ia menatap tajam seseorang yang kini berdiri di dekat pintu ruangannya. "Apa?!"

Pria bersurai cokelat dengan name tag 'Yamato' di jasnya menunduk sopan. Ia melangkah dengan langkah ragu. "Maaf, Nona. Tuan Haruno menunggu Anda di ruangannya."

Alis Sakura mengkerut bingung. "Dia memanggilku?" Yamato mengangguk, dan Sakura kembali bertanya. "Kau tahu ada apa?"

"Mungkin ini menyangkut pekerjaan, Nona. Supaya lebih jelas, ada baiknya Anda lekas menemui beliau."

Sakura mendengus keras. Lalu ia berdiri seraya membetulkan pakaiannya. Kemudian, ia berjalan menuju pintu keluar mendahului Yamato.

***

"Pagi, Ayah."

Sakura berjalan mendekati seorang pria bersurai pink tua yang dipanggilnya 'ayah' itu. Ia menempatkan diri di kursi yang berhadapan dengan sang ayah. Sekarang dirinya dan ayahnya hanya dibatasi oleh meja yang di atasnya terdapat  plakat nama bertuliskan 'HARUNO KIZASHI'. "Pagimu baik, Ayah?"

"Sakura, aku ingin membicarakan proyek baru kita." Kizashi membalas sapaan basa-basi Sakura dengan kalimat to the point. Menegaskan bahwa ia tak ingin berbicara panjang lebar dengan perempuan berstatus putrinya itu.

Sakura menarik senyum miring. Tahu bahwa ayahnya tak akan melihat karena separuh wajahnya tertutup poni. "Baiklah."

"Karena proyek kali ini bertema Young Adult, maka kita harus menemukan wajah yang sesuai untuk kesuksesan proyek ini. Aku memiliki satu nama untuk menjadi kandidat. Dan kau harus menemuinya secepat mungkin." Kizashi menjelaskan. Matanya tidak menatap Sakura, tetapi terpaku pada layar laptop yang menampilkan deretan wajah wanita cantik bertubuh proposional.

"Dan siapa dia?" Tanya Sakura, bermaksud menghormati sang ayah yang berstatus sebagai atasannya ini.

"Hyuga Hinata."

Kening Sakura sukses mengkerut. Ia menatap heran pada ayahnya. "Hyuga Hinata? Ayah yakin? Hyuga Hinata adalah model dengan bayaran termahal tahun ini. Oke saya tahu bila bayaran bukan menjadi masalah selama dia berkerja secara professional dan memberikan kita keuntungan besar. Hanya saja, model satu itu banyak terlibat kontrofersi, Ayah. Saya khawatir bila—"

"Apa aku menyuruhmu mempermasalahkan hal spele macam itu, Sakura?" Potong Kizashi seraya memberikan tatapan tajam pada Sakura.

"Bukan begitu, Ayah. Saya hanya—"

WRONG LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang