DUA -BROKEN HEART-

3.1K 201 15
                                    

"Sasuke dan Itachi sudah setuju. Sekarang tinggal keputusan Karin dan Sakura, bagaimana?" Mikoto bertanya setelah penjelasan singkat tentang perjodohan tadi selesai ia jelaskan.

Karin meremas dress nya pelan. Iris Ruby nya memandang Sasuke malu-malu. Ia menjawab. "Aku terserah Ibu dan Ayah saja."

"Itu artinya kau setuju?" Fugaku bertanya kembali untuk memastikan.

Karin mengangguk sambil menggigit bibirnya. "Iya." Jawabnya pelan.

Mikoto memekik senang. Ia beralih menatap Sakura dengan antusias. "Sakura? Bagaimana, Sayang?"

Tidak ada jawaban, karena jiwa sang wanita merah muda itu tidak berada pada tempatnya. Mata hijaunya menyorot meja dengan tatapan kosong. Sampai akhirnya ia tersadar ketika merasakan sikutan kasar di pinggangnya. Sakura tersentak dan hampir meringis jika saja matanya tidak langsung terpaku pada keluarga Uchiha di depannya.

"Maaf." ucapnya seraya tersenyum menahan ringisan.

Mikoto tersenyum lembut. "Tidak apa. Bibi ulangi, bagaimana keputusan Sakura?"

Tatapan Sakura jatuh pada sosok ayahnya di sampingnya. Sorot mata itu menyuruhnya untuk setuju. Sakura menipiskan bibir ketika melihat sorot yang sama pada ibu dan kakaknya. Ia menunduk dalam, kemudian mendongak dan melempar lirikan sekilas pada sosok Uchiha Sasuke yang sialnya juga tengah menatapnya. "Saya ikut orang tua saya." Jawabnya kemudian.

"Akhirnya. Aku mendapatkan menantu-menantu yang sempurna." Mikoto menjerit senang setelah mendengar jawaban Sakura. Ia terlihat puas.

"Ah, Bibi. Kami tidak sesempurna itu." Sangkal Karin seraya tersenyum dengan sopan.

Mikoto terkekeh seraya melempar pandangan lembutnya pada Karin. Kemudian ia menatap suaminya. "Jadi bagaimana, Sayang?"

"Hn. Kita tentukan tanggal pernikahan mereka." Fugaku menjawab, yang sekali lagi membuat Sakura menahan napas.

"Ya, kau benar. Jadi, tanggal berapa yang baik untuk mereka?" Sambung Kizashi.

Sakura merasa ia harus melakukan sesuatu. "Maaf," katanya, membuat seluruh pasang mata menatapnya. "Menurut saya, ada baiknya masing-masing kami mengakrabkan diri lebih dulu. Terlalu cepat jika sudah membicarakan pernikahan." Jelasnya perlahan untuk membuat semuanya mengerti.

Sakura menahan diri untuk tetap tenang saat dengan jelas ia merasakan aura berbeda yang berasal dari ayahnya. Kemarahan. Juga tatapan heran Semua orang yang memandangnya.

"Dia benar," suara Sasuke yang sejak tadi diam membuat atensi teralihkan lagi. Termasuk Sakura. "Hubungan ini harus dimulai dengan pendekatan lebih dulu." Sambungnya dengan mata yang tak lepas memandangi perempuan merah muda di hadapannya ini.

"Ya. Aku juga setuju. Jadi pernikahan tidak akan terasa canggung." Sahut Itachi. Matanya tertuju pada perempuan merah muda yang terdiam memandangi meja.

"Bagaimana kalau mengenal setelah menikah?" Ucap Mei menyampaikan argumennya.

"Hn, bagaimana ya?" Itachi melirik calon ibu mertuanya, lalu kembali pada wanita yang akan dijodohkan dengannya. "Kalau aku pribadi tidak masalah. Tapi memang ada baiknya mengikuti usul Sakura. Ini demi kelancaran hubungan."

Para orang tua saling melempar pandangan. Tidak untuk anak-anak mereka yang justru terfokus pada titik lain. Seperti Uchiha Sasuke dan Uchiha Itachi yang terpaku pada objek yang sama, Haruno Sakura. Haruno Karin yang terdiam menatap pria yang akan dijodohkan dengannya. Dan Haruno Sakura sendiri yang memilih menatap saudarinya dengan pandangan yang sulit diartikan.

"Jadi bisa dibilang, kalian akan menjalin hubungan seperti dua pasang kekasih, begitu?" Tanya Kizashi setelah terdiam cukup lama.

"Mungkin bisa dibilang seperti itu." Jawab Itachi melempar tatapan pada calon mertuanya. Tak berapa lama, kembali teralih pada Sakura. Tatapan matanya memancarkan ketertarikan yang disadari oleh Sakura.

WRONG LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang