SEBELAS - EVERYTHING STARTS -

2.4K 214 15
                                    

Kepulan asap hangat menerpa wajahnya. Aroma green tea harum meresap ke hidungnya, membuat dirinya tenang walau hanya sesaat.

Sakura sekali lagi menghembuskan napas ke dalam cangkir berisi green tea panas yang tersedia di kantin kantor, sebelum kemudian menyesapnya pelan.

"Pesanlah sesuatu untuk dimakan."

Sakura meletakkan cangkirnya, menatap Uchiha Fugaku dengan senyum tipis. "Tidak perlu, Paman. Saya sudah sarapan di rumah."

Tidak, itu bohong. Sakura mana pernah mau sarapan di meja yang sama dengan keluarga Haruno. Itu tidak akan pernah terjadi. Maka, biarlah ia berbohong menutupi rasa laparnya agar Uchiha Fugaku tidak curiga.

"Benarkah?" Wajah Fugaku datar, namun dalam sorot matanya yang tajam, tersimpan sesuatu yang membuat Sakura nyaman. "Hm, kalau begitu aku memaksa."

Sebelum Sakura sempat mencegah, Fugaku sudah lebih dulu berjalan meninggalkannya untuk memesan, membuat Sakura mendesah pasrah di kursi, mengabaikan rasa tidak enaknya pada sosok sekelas Fugaku.

Tak lama, Fugaku kembali, sambil membawa nampan berisi sepiring Pancake. Sakura menggigit bibir merasa bersalah.

"Maaf merepotkanmu, Paman." Ucapnya. Tak lepas memandang Pancake lezat di piring yang menggugah seleranya. Tiba-tiba saja perutnya melilit ingin di beri makan.

"Tidak apa. Makanlah, Nak." Fugaku kemudian menyesap kopi panasnya.

Tanpa berpikir untuk berkilah kembali, Sakura lantas mengambil garpu di atas piring dan mulai menyantap sarapannya dengan tenang.

Fugaku sepertinya tidak ingin bicara sebelum Sakura menghabiskan sarapannya. Yang dilakukan pria itu hanyalah diam sambil memandangi Sakura yang makan dengan anggun, sesekali tersenyum dan menyesap kopinya ketika Sakura balas menatapnya.

Pancake habis tak lama kemudian. Sakura mengelap bibirnya dengan tisu, kemudian menyesap minumannya yang sisa setengah. Ia kemudian berbicara. "Terimakasih banyak, Paman. Lain kali izinkan saya yang mentraktir Paman."

"Tidak masalah, Nak," Fugaku tersenyum tipis, sangat tipis ketika mata hitamnya menyorot piring bekas Sakura yang sudah bersih. "Kalau kau sudah sarapan, mungkin Pancake itu masih tersisa." Katanya tiba-tiba, membuat Sakura tersentak pelan.

Tak bisa bersilat lidah, Sakura terdiam. Tak tahu harus menyangkal apalagi. Karena bagaimanapun, nampaknya berbohong di hadapan Uchiha Fugaku adalah keputusan yang salah. Tidak seperti pada kebanyakan orang, sepertinya Sakura adalah buku terbuka di hadapan Fugaku.

"Nak. Aku ingin membahas soal perjodohan kalian para anak-anak. Bolehkah?"

Menarik senyum manis, Sakura mengangguk. "Tentu saja, Paman."

"Sebelumnya aku ingin bertanya," Fugaku berdehem ringan, kemudian menatap Sakura lamat-lamat. "Apa kau masih butuh waktu untuk masa pengenalan? Karena ku rasa, kakakmu setuju-setuju saja bila pernikahan diselenggerakan secepatnya."

Sakura tak berhasil mempertahankan senyumnya. Ia kemudian menunduk dan menyalin jari jemari tangannya di bawah meja, berpikir cepat untuk apapun alasan yang akan ia berikan kepada Fugaku.

"Jujur saja padaku, Nak. Jangan takut, aku akan melindungimu."

Sakura tahu topik apa yang tengah dibahas oleh Fugaku. Tapi mengapa ia merasa ada makna lain dalam ucapan pria itu? Seperti memaksanya jujur untuk hal yang lain.

"Um," karena merasa tak enak mendiamkan Fugaku, Sakura pun bersuara. "Saya..." Ia menarik napas panjang, memutuskan untuk berterusterang. "Kalau boleh jujur, Itachi adalah pria yang baik, Paman. Sangat baik dan juga tulus sehingga tak ada alasan untuk siapapun menolak dirinya."

WRONG LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang