Bab 11: Somethin kinda crazy

1K 273 36
                                    

"Masih belum ada sinyal juga?"

Hiyyih menggeleng lemah sembari menatap ponselnya yang tak kunjung juga ada sinyal.

"Gue kebelet pipis lagi," ujar Hiyyih.

Baik Ricky maupun Hiyyih sudah terlalu lelah untuk berteriak maupun berusaha untuk membuka paksa pintu lantaran tenaga mereka sudah habis karena membersihkan lab.

"Tunggu sebentar lagi, biasanya Pak Wanto jam segini keliling sekolah. Kita stand by aja di pintu kalau denger langkah kaki langsung teriak," ujar Ricky.

Pak Wanto adalah salah satu penjaga sekolah yang biasanya selalu keliling untuk memastikan setiap ruangan kosong dan terkunci dengan benar. Mereka juga cuma bisa pasrah sambil nunggu keajaiban datang.

Ricky dan Hiyyih pun duduk bersandar di pintu agar mereka bisa mendengar langkah kaki yang lewat.

Hiyyih tidak sengaja melihat luka goresan di tangan Ricky yang cukup panjang.

"Tangan lo kenapa?" Tanya Hiyyih.

"Kena gagang pintu tadi." Hiyyih pun teringat kejadian saat Ricky tidak sengaja merusak gagang pintu ketika cowok itu berusaha membuka pintunya.

Hiyyih merogoh sesuatu dari dalam tasnya. Setelah mendapat sesuatu yang  dicari, Hiyyih menarik tangan Ricky yang terluka dan menutupinya dengan plester bergambar hello kitty.

Ricky sedikit kaget ketika Hiyyih tiba-tiba memegang tangannya. Ia pun terkekeh saat melihat gambar plester yang menempel di tangannya.

"Risi gue liat luka lo kebuka gitu," ujar Hiyyih.

"Muka gue gak sekalian lo plesterin kan luka juga," ujar Ricky sambil menunjuk mukanya yang babak belur.

"Makanya daritadi gue gak ngeliat muka lo, takut muntah."

"Sialan lo! Bilang aja takut terpesona sama kegantengan gue."

"Orang kok bisa pede begitu ya." Belum pernah Hiyyih nemuin cowok yang pedenya setinggi langit.

Pertengkaran mereka terhenti ketika suara langkah kaki terdengar mendekat ke arah mereka.

"Sssttt lo denger gak, Rick??" Hiyyih memastikan bahwa dia bukan lah satu-satunya orang yang mendengar langkah itu.

"Iya, gue denger."

Langsung saja Hiyyih berteriak meminta tolong dan menggedor pintu dari dalam agar orang itu bisa mendengar mereka. "TOLONG BUKA PINTUNYA DI SINI ADA ORANG!!!"

Pintu pun terbuka dan memperlihatkan Pak Wanto yang terheran melihat keberadaan 2 murid yang terkunci di dalam sini.

"Loh kalian ngapain berduaan di sini?" Ujar Pak Wanto terheran-heran.

"Pak, kita kekunci dari jam 12. Untung ada bapak," ujar Hiyyih.

"Kenapa bisa kekunci? Kalian abis ngapain emangnya." Pak Wanto menatap curiga kedua murid di hadapannya.

"Bapak jangan mikir macam-macam. Saya dihukum suruh bersihin lab sama Bu Ajeng makanya saya di sini." Ricky membuat pembelaan karena dia tidak mau dituduh sedang berbuat macam-macam.

"Sama Pak saya juga disuruh Pak Chris balikin alat peraga biologi terus pas mau keluar malah kekunci." Hiyyih berbohong demi kebaikannya kalo dia bilang sejujurnya kan malah panjang urusannya, ngapain dia nangis di dalam lab kan gak lucu.

"Jangan bohong sama saya." Pak Wanto masih tidak memercayai keduanya.

"Astaga Pak saya berani sumpah pocong. Nih buktinya." Ricky mengambil alat kebersihan yang tadi dipakai untuk bersih-bersih lab dan menunjukkannya pada Pak Wanto.

Somethin Kinda Crazy ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang