Setelah 3 hari menjalani masa pemulihan di rumah, akhirnya Hiyyih kembali masuk sekolah. Ia diantar oleh Abangnya—Kai yang kebetulan sedang libur.
Mama nya udah melarang Hiyyih buat masuk sekolah dulu karena kondisinya belum pulih 100%
Tapi Hiyyih keukeuh pengen buru-buru masuk karena takut ketinggalan pelajaran. Tangannya juga masih digips, dokter bilang butuh waktu 4-12 minggu baru boleh dilepas.
Hiyyih juga sudah merasa kondisinya baik-baik aja, luka di kakinya juga sudah mengering.
"Nanti pulangnya gue jemput lagi, jangan naik ojol," pinta Kai pada adiknya.
"Iya, bawel." Tadinya Kai mau nganterin sampe depan kelas tapi Hiyyih ngerasa itu terlalu berlebihan dan dia juga malu pada teman-temannya.
"Yaudah gue masuk dulu ya, makasih udah nganterin." Karena udah kesiangan, Hiyyih buru-buru masuk sebelum bel berbunyi.
Saat tiba di kelas, Ia langsung dikerubungi oleh teman-temannya. Banyak yang bertanya mengapa Ia sudah masuk sekolah, harusnya dirinya masih beristirahat di rumah.
"Hiyyih gue kangen banget sama lo!!" Sully memeluk Hiyyih dengan hati-hati, takut menyakiti gadis itu.
"Sama, Sul gue juga kangen padahal baru 3 hari ya. Gue ketinggalan pelajaran apa aja?"
"Gue tau lo ambis banget, tapi gak segininya juga, Hie. Kalo gue jadi lo sih mending nyantai di rumah daripada masuk sekolah," ujar Sully yang gemas dengan Hiyyih.
"Gue udah baikan kali, Sul. Kalo nunggu gipsnya dibuka mah bisa sebulan gue gak sekolah."
"Justru itu yang gue pengen."
"Sembarangan banget lo kalo ngomong, jangan sampe lo kayak gue," sentil Hiyyih.
"Ishhh maksud gue tuh pengen gak masuk sebulan bukan berarti pengen patah tulang kayak lo," ralat Sully.
Ricky yang baru datang pun kaget melihat bangku depannya sudah berpenghuni lagi.
"Lo, kok udah masuk aja." Responnya sama seperti teman-temannya yang lain, Hiyyih sampe cape jawabinnya.
"Gue kan udah sehat, masa mau di rumah terus," jawab Hiyyih.
Di belakang Ricky ada Gyuvin yang juga terkejut melihat kehadiran Hiyyih.
"Wah, bu wakil, kumaha damang?" Tanya Gyuvin dengan nada yang selalu ceria.
"Damang, Pin." Hiyyih membalas dengan tak kalah ceria.
"Ada yang kangen tuh, elo gak masuk 3 hari."
"Siapa tuh? Elo yaa," tuduh Hiyyih.
"Bukan— eh maksudnya iya gue juga kangen tapi gak sampe galau hahaha." Gyuvin tertawa puas.
Perasaan Ricky gak enak nih, jangan-jangan yang dimaksud Gyuvin, dia lagi.
"Hah siapa yang galauin gue? Emang gue se-ngangenin itu ya." Ini Gyuvin lagi ngebual apa serius sih. Kalo dilihat dari tampangnya sih kayaknya nih anak cuma ngerjain dia.
Kalo sampe Gyuvin beneran nyebut nama Ricky, cowok itu gak akan segan-segan buat piting leher Gyuvin sekarang juga.
"Tebak sendiri aja deh, Hie. Nanti anaknya marah kalo gue kasih tau." Gyuvin mengeluarkan senyuman jahilnya lalu berjalan ke tempat duduknya.
"Yee gak usah ngomong kalo gak mau ngasih tau," ujar Hiyyih kesal. Udah pasti Gyuvin cuma ngisengin dia doang.
"Tenang, bro. Gue gak bakal cepu kok," bisik Gyuvin pada Ricky. Ricky hanya mendelikkan matanya ke arah Gyuvin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Somethin Kinda Crazy ✓
Fiksi PenggemarHuening Bahiyyih menyukai Watanabe Haru sejak pertama kali ia bertabrakan dengan pria itu di lorong sekolah. Haru yang memiliki senyum manis dan sikap yang ramah membuat Hiyyih jatuh cinta pada pandangan pertama. Namun karena tidak memiliki nyali ya...