Bab 22: The Leader and Vice

360 76 7
                                    

"Karena kelas kita belum punya ketua kelas maka dari itu hari ini kita akan mengadakan voting untuk struktur organisasi kelas."

Bu Tzuwi selaku Wali Kelas 11 MIPA2 membuat bagan struktur organisasi di papan tulis.

Bu Tzuwi selaku Wali Kelas 11 MIPA2 membuat bagan struktur organisasi di papan tulis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Di sini ada yang bersedia menjadi ketua kelas?" Tanya Bu Tzuwi pada semua muridnya.

Namun mereka semua hanya bergeming, tidak ada yang berniat mengajukan diri sebagai ketua kelas.

"Kenapa pada diem semua?" Bu Tzuwi terheran.

"Kalo pada diem semua biar Ibu aja ya yang milih. Siapa di sini yang pernah menjabat jadi ketua kelas di kelas 10?" Tanya Bu Tzuwi.

Semua kompak menjawab, "WEESAAA BUU.... "

Weesa hanya memasang raut datar mendengar namanya disebut. 

Kenapa di saat seperti ini teman-temannya baru mengingat eksistensinya di kelas, pikirnya dalam hati.

"Weesa, apa kamu bersedia menjadi ketua kelas lagi tahun ini?" Tanya Bu Tzuwi memastikan apakah Weesa mau mengisi posisi tersebut.

Weesa hanya mengangguk kecil, lagipula kalo bukan dirinya siapa lagi? Kelas ini hanya berisi orang-orang yang kekanakan dan tidak mengerti tanggung jawab.

"Oke mulai sekarang Weesa yang akan menjadi ketua kelas dan membantu Ibu untuk mengatur kelas ini. Mohon kerja samanya ya Anak-anak." Bu Tzuwi menuliskan nama Weesa pada kolom ketua kelas.

"Dia nih orang apa robot sih, kaku banget," bisik Hiyyih pada Sully. Orang yang dimaksud Hiyyih adalah Weesa.

Lelaki itu selalu memasang wajah datar, jarang berbicara bahkan Hiyyih tidak pernah melihat Ia berinteraksi dengan teman sekelasnya. Weesa seperti memiliki dunianya sendiri, hanya dirinya dan novel yang selalu Ia baca tiap jamkos atau istirahat.

"Baik, selanjutnya siapa yang mau menemani Weesa menjadi Wakil Ketua?" Tanya Bu Tzuwi.

Lagi-lagi tidak ada yang mau mengajukan dirinya. Sebagian dari mereka hanya menunjuk teman sebelahnya.

"Kalian ini disuruh jadi pemimpin kelas aja gak mau, gimana bisa jadi pemimpin perusahaan kalo gitu," sindir Bu Tzuwi.

"Kalo gitu Ibu bakal menyuruh Weesa untuk memilih Wakilnya sendiri. Weesa, silahkan tunjuk satu temanmu menjadi Wakil Ketua." Suara bisik dari murid-murid pun mulai terdengar, kebanyakan dari mereka takut akan ditunjuk Weesa menjadi Wakilnya.

Padahal Weesa sendiri juga ogah memilih salah satu dari mereka. Kalo seperti ini Ia jadi terpaksa memilih salah satu dari teman-temannya yang tak berguna itu.

"Menurut lo siapa yang bakal dipilih sama si kutu buku itu?" Bisik Gyuvin pada Ricky.

"Mana gue tau, yang jelas bukan elo," jawab Ricky acuh.

"Yee gue juga ogah." Ujar Gyuvin sembari menyikut teman sebangkunya.

Weesa menatap sekelilingnya, Ini sangat sulit baginya memilih partner yang belum tentu berguna baginya.

Somethin Kinda Crazy ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang