Bab 23: Go With The Flow

358 65 10
                                    

"Tuh dia wakil ketua kita." Gyuvin menunjuk dengan dagunya ke seseorang yang berjalan ke arah mereka.

Melihat muka murung Hiyyih membuat Ricky bertanya-tanya apa yang tadi dilakukan gadis itu.

Sully tersenyum senang melihat temannya datang, Ia sudah muak mendengar celotehan Gyuvin sedari tadi.

"Udah balikin bukunya?" Tanya Sully.

"He'em." Hiyyih hanya membalas dengan deheman.

"Makan nih, udah dipesenin sama Ricky," ujar Sully sembari menyodorkan semangkuk mie ayam kepada Hiyyih.

Hiyyih menatap Ricky sekilas, lalu berterima kasih kepada pemuda itu, "thanks."

"Kok si culun bisa milih lo jadi wakil ketua, Hie?" Tanya Gyuvin yang sedari tadi sudah penasaran dengan cerita dibalik pemilihan wakil ketua.

"Gue juga gatau," jawab Hiyyih.

"Naksir kali sama lo," celetuk Ricky asal membuat Hiyyih tersedak mie yang sedang Ia seruput.

Ricky panik dan langsung membuka-kan botol minum yang masih disegel lalu memberikannya pada Hiyyih.

"Uhuk.. uhuk... Ngaco banget lo." Hiyyih menepuk-nepuk dadanya yang terasa sakit.

"Tau loh ngaco banget, tapi bisa jadi juga sih," timpal Gyuvin.

"Gue dukung kok kalo lo sama dia. Walaupun culun tapi dia ganteng, cool gitu anaknya," ujar Sully.

Gyuvin mencibikkan bibirnya begitu mendengar Sully memuji-muji Weesa.

Jelas-jelas gantengan gue, batinnya.

Kalo dilihat-lihat Weesa emang gak jelek kok, dia juga manis kalo dibandingin sama Ricky yaa sama aja sih gantengnya. Ganteng itu kan relatif, kalo dari tampang 22nya sih setara ya, dari sifat pun 22nya nyebelin. Ehhh tapi kok jadi banding-bandingin Weesa sama Ricky??

Hiyyih menggelengkan kepalanya tanpa sadar, pikirannya berkecamuk.

"Kenapa, lo pusing?" Tanya Ricky sedikit khawatir.

"Nggak kok,"

"Lo salting yaa hahaha, jangan-jangan bener lagi Weesa suka sama lo," ledek Gyuvin.

Ricky mendelik tak suka ke Gyuvin, maksudnya apa coba, kenapa itu anak malah jodoh-jodohin Hiyyih sama si cupu itu. Temen macem apa sih Gyuvin ini.

Hmmm kenapa Ricky gak suka ya lihatnya, Hiyyih kan bukan siapa-siapanya. Kenapa dirinya harus marah???








Ricky dengan sigap memasukkan bukunya ke dalam tas begitu mendengar bel pulang berbunyi.

Sebelum beranjak, Ia mencolek pundak Hiyyih, "pulang sama siapa?" Tanya nya.

Bukannya menjawab, gadis itu malah memamerkan kunci motor dengan keychain karakter sanrio.

"Widih udah bisa bawa motor lo." Ricky tersenyum bangga layaknya seorang Ayah yang pertama kali melihat anaknya bisa berjalan.

"Bisa dong, gue kan fast learning." Hiyyih menyombongkan dirinya.

"Jadi dibeliin motor dong."

"Mana ada, ini punya kakak gue." Boro-boro dibeliin motor baru, ini aja harus ngemis-ngemis dulu sama Kakaknya biar diizinin make motornya.

"Hati-hati bawanya, jangan ngebut." Hiyyih hanya mengacungkan ibu jarinya.

Mereka pun berjalan bersama menuju parkiran.

Suatu kebetulan bagi mereka yang tidak sengaja berpapasan dengan Haru dan Vicky.

Ricky spontan membuang mukanya dan bertingkah random seperti memainkan rambut Hiyyih.

Hiyyih mendelik tajam karena risih dengan tingkah Ricky yang secara tiba-tiba memainkan rambutnya.

"Ada kutunya," celetuk Ricky.

"Enak aja, gue rajin keramas ya mana ada kutunya," ucap Hiyyih tak terima.

Karena tak mau membuat Hiyyih salah paham, Ricky memberikan kode lewat matanya kepada gadis itu untuk menengok ke depan.

Hiyyih pun baru menyadari kalo di depan mereka ada Vicky dan juga Haru.

Saat berpapasan, Hiyyih melemparkan senyum ke arah Vicky dan Haru. Mereka berdua pun membalas senyuman Hiyyih, tidak seperti Ricky yang memalingkan mukanya dan berusaha agar tak menatap mereka.

"Ngapain lo senyum ke arah mereka," ujar Ricky ketika posisi mereka sudah cukup jauh dari Vicky dan Haru.

"Emang kenapa? Yang punya masalah sama mereka kan elo bukan gue." Benar juga sih, Hiyyih gak pernah punya masalah sama Haru ataupun Vicky, justru kalo Hiyyih membuang muka malah mereka berdua curiga.

"Emang lo gak sebel apa liat mereka?" Tanya Ricky yang masih tak terima dengan sikap Hiyyih tadi.

"Biasa aja sih. Yang lalu biar lah berlalu lah, Rick. Gue udah ikhlas kok liat mereka jadian." Bukannya munafik, Hiyyih memang sudah meng-ikhlaskan hubungan mereka berdua.

"Lo masih gak terima ya liat Vicky pacaran sama Haru," ujar Hiyyih.

"Gak kok, gue juga udah biasa aja," elak Ricky.

"Bohong, kalo emang biasa aja kenapa tadi buang muka. Pake salting segala lagi mainin rambut gue."

"Gue kan emang gak suka sama Haru, sebelum dia pacaran sama Vicky juga gue udah sebel. Ngapain gue senyumin mereka."

"Kenapa sih lo benci banget sama Haru, perasaan dia baik deh malah lebih nyebelin elo."

Ricky hanya mengedikkan bahunya dan berjalan mendahului Hiyyih.

Sementara itu di sisi lain ada Vicky yang terheran dengan kedekatan Ricky dan Hiyyih. Sepertinya mereka berdua lumayan akrab.

Setau Vicky, Ricky jarang atau malah tidak pernah bergaul dengan cewek. Rata-rata temannya cowok semua.

Apa mereka sudah ber-pacaran?

"Kamu kenapa, by? Kok diem aja." Tanya Haru.

"Gpp. Kamu kenal gak cewek yang tadi di sebelah Ricky."

"Kenal, Bahiyyih kan?" Vicky menganggukan kepalanya.

"Mereka pacaran ya?" Tanya Vicky pada Haru.

Haru mengedikkan bahunya. "Mungkin, emang kenapa?"

"Hmm gpp sih."

"Kamu cemburu ya?" Tuduh Haru.

"Ih nggak lah mana ada aku cemburu."

"Itu buktinya nanya-nanya."

"Ya emang nanya doang gak boleh."

"Mencurigakan banget."

"Terserah kalo gak percaya." Vicky pun ngambek karena dituduh begitu.

"Kok malah jadi dia yang ngambek." Haru jadi heran, harusnya dia yang ngambek.

Dasar cewek ckckckck.....












Somethin Kinda Crazy ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang